Ragamutama.com Kiper Marc-Andre ter Stegen terlibat perang terbuka dengan klubnya, Barcelona, yang makin sengit musim panas ini.
Ketegangan antara Marc-Andre ter Stegen dan Barcelona mencapai puncaknya setelah kiper asal Jerman tersebut mengumumkan bahwa ia harus menjalani operasi punggung pada Juli lalu. Cedera ini diperkirakan akan membuatnya menepi selama tiga bulan untuk proses pemulihan.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Ter Stegen sempat menyampaikan, “Setelah operasi punggung saya sebelumnya, saya kembali ke lapangan selama 66 hari, lebih dari dua bulan. Kali ini, para dokter memperkirakan saya membutuhkan pemulihan sekitar tiga bulan sebagai langkah pencegahan dan untuk menghindari risiko apa pun. Proses rehabilitasi ini dapat dikelola, dan jalur kembalinya saya sudah direncanakan. Jangan khawatir, saya akan kembali!”
Namun, kondisi absennya penjaga gawang berusia 33 tahun ini diduga “dimanfaatkan” oleh pihak Barcelona untuk mengakali aturan pendaftaran pemain LaLiga. Berdasarkan laporan dari Mundodeportivo, Barcelona disebut-sebut menyiapkan laporan medis yang menyatakan Ter Stegen harus absen selama empat bulan. Durasi empat bulan ini merupakan standar minimal yang ditetapkan LaLiga, yang memungkinkan sebuah klub untuk mengosongkan 80 persen anggaran gaji seorang pemain demi mendaftarkan personel baru. Dengan demikian, Barcelona dapat memiliki slot kosong yang salah satunya akan digunakan untuk meregistrasi kiper baru, Joan Garcia, yang diproyeksikan sebagai kiper utama klub musim ini.
Tindakan manajemen ini disinyalir sebagai upaya halus untuk “menyingkirkan” Ter Stegen dari skuad. Selain karena belakangan kondisi fisiknya sering ringkih, kepergian Ter Stegen juga akan sangat menghemat pengeluaran gaji klub. Diketahui, eks kiper Gladbach ini mengantongi upah sekitar 16,6 juta euro per musim dan masih terikat kontrak hingga tahun 2028. Dengan melepas Ter Stegen, Barcelona bisa menghemat pengeluaran gaji hingga total 49,8 juta euro selama tiga tahun ke depan. Angka setara 944,8 miliar rupiah ini tentu sangat menggiurkan di tengah kondisi finansial yang serba ketat di kubu Joan Laporta.
Meski demikian, Ter Stegen menolak untuk menandatangani laporan medis “akal-akalan” tersebut. Ia tetap bersikeras mencantumkan durasi tiga bulan untuk rehabilitasi cederanya. Sikap ini diduga kuat merupakan bentuk tantangan kepada klub, mengingat ia menyadari posisinya terancam dengan kedatangan Joan Garcia. Ini menjadi bahaya serius bagi Ter Stegen, terutama karena ia membidik jatah reguler agar memiliki peluang tampil di Piala Dunia 2026.
Pergolakan ini bukan kali pertama. Ter Stegen sejatinya telah dibuat kesal oleh Barcelona sejak musim lalu. Ia terpaksa menepi lama karena cedera sehingga hanya mencatatkan delapan penampilan di Liga Spanyol 2024-2025. Posisi kiper utama saat itu diisi oleh rekrutan darurat, Wojciech Szczesny.
Setelah pulih, Ter Stegen berharap pelatih Hansi Flick akan memberinya jatah tampil di pekan terakhir saat bertandang ke Bilbao. Laga tersebut sebenarnya sudah tidak menentukan karena Barcelona telah dipastikan menjadi juara. Namun, Flick justru memilih untuk menurunkan kiper pelapis, Inaki Pena, di pertandingan itu.
Usut punya usut, sikap Flick dicurigai sebagai cara klub untuk menghindari pembayaran bonus penampilan kepada Ter Stegen. Andai Ter Stegen dimainkan saat itu, ia akan memenuhi syarat untuk mencapai 60 persen penampilan di skuad Barcelona, yang berarti ia berhak mendapatkan bonus sebesar 3,5 juta euro. Akibat tidak dimainkan, uang setara 66,3 miliar rupiah itu pun hangus, dan Ter Stegen dikabarkan sangat marah.
Menariknya, sikap Ter Stegen ini malah direspons Barcelona dengan “api” pula. Manajemen tim juara bertahan Liga Spanyol diwartakan bakal menghukumnya jika tak juga menyetujui laporan medis yang diajukan kepada LaLiga. Situasi ini terasa ironis, mengingat Ter Stegen adalah salah satu elemen krusial dalam kesuksesan Barcelona selama sedekade terakhir. Total, ia telah mencatatkan 422 pertandingan di berbagai kompetisi dengan kontribusi 17 gelar, termasuk enam trofi Liga Spanyol dan titel terakhir mereka di Liga Champions pada musim 2014-2015.