Ragamutama.com, Jakarta — PT Bank DKI semakin memantapkan langkahnya untuk melaksanakan penawaran saham perdana atau yang lebih dikenal dengan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini diambil dengan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank DKI Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan pada Rabu (30/04/2025).
Bank daerah kebanggaan masyarakat Jakarta ini akhirnya resmi mengantongi izin untuk melantai di BEI, sesuai dengan hasil RUPST. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: bagaimana kinerja Bank DKI pada kuartal I/2025?
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Bank DKI mencatatkan pertumbuhan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar 14,86%, mencapai Rp215,34 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2024) yang sebesar Rp187,48 miliar.
: Pramono Sebut Bank DKI Punya Prospek Cerah, Ini Indikatornya
Salah satu pendorong utama peningkatan laba ini adalah pendapatan bunga yang mencapai Rp1,41 triliun pada kuartal I/2025. Perolehan pendapatan bunga ini mengalami kenaikan sebesar 4,15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp1,36 triliun.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pendapatan bunga Bank DKI juga dipengaruhi oleh beban bunga yang tercatat sebesar Rp710,15 miliar. Meskipun demikian, angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp712,63 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih Bank DKI pada kuartal I/2025 adalah sebesar Rp708,73 miliar.
: : Target IPO Bank DKI, Pramono: 5 Bulan, Paling Lama Setahun
Di sisi lain, perusahaan juga mencatatkan kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan sebesar Rp1,04 triliun. Kabar baiknya, nilai kerugian ini mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 45,88%, dibandingkan dengan Rp1,93 triliun pada kuartal I/2024.
Selain itu, penurunan nilai aset keuangan (impairment) Bank DKI juga menunjukkan tren perbaikan dengan penurunan sebesar 41,84% dari Rp65,83 miliar. Kerugian lainnya yang tercatat meliputi kerugian terkait risiko operasional sebesar Rp109 miliar, beban tenaga kerja sebesar Rp288,96 miliar, beban promosi sebesar Rp29,81 miliar, dan beban lainnya sebesar Rp220,52 miliar.
: : Tok! Bank DKI Akhirnya Dapat Restu untuk IPO
Sementara itu, pos cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) untuk kredit tercatat sebesar Rp2,37 triliun, meningkat tipis sebesar 1,82% dibandingkan dengan Rp2,33 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank DKI mencapai Rp52,23 triliun, tumbuh 3,36% secara tahunan (YoY) pada tiga bulan pertama tahun ini, yang terdiri dari kredit senilai Rp45,09 triliun dan pembiayaan syariah senilai Rp7,14 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross mencapai 2,74% hingga akhir Maret 2025. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Maret 2024, di mana rasio NPL gross Bank DKI sebesar 2,01%. Sementara rasio NPL net Bank DKI tercatat sebesar Rp 1,15%, naik dari 0,70%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh Bank DKI mencapai Rp59,08 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan kuartal I/2024, terdapat penurunan sebesar 4,93% YoY.
Adapun, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat sebesar 4,01%, sedikit menurun dari 4,05% pada periode sebelumnya. Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) Bank DKI tercatat sebesar 99,4%, meningkat dari sebelumnya 81,31%.
Total aset Bank DKI hingga kuartal I/2025 tercatat sebesar Rp78,39 triliun, tumbuh tipis 0,28% YoY dari Rp78,17 triliun per 31 Maret 2024.
Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, sebelumnya menyampaikan bahwa RUPST memberikan kewenangan kepada direksi dan dewan komisaris untuk melakukan segala penyesuaian dan persiapan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan IPO.
“Termasuk melakukan kajian secara komprehensif serta memperhatikan kondisi perekonomian domestik maupun global dan kondisi pasar saham di BEI,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resmi pada Rabu (30/4/2025).
Selain memberikan lampu hijau untuk IPO, Agus H. Widodo juga menuturkan bahwa RUPST Bank DKI telah memberikan persetujuan untuk penambahan Modal Ditempatkan/Disetor Perseroan sebesar jumlah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2024 (selanjutnya disebut APBD-P Tahun 2024).