Antoine Griezmann: Perjuangan dari Penolakan Prancis Menuju Bintang Real Sociedad

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan eksklusif dari jurnalis RAGAMUTAMA.COM, Sem Bagaskara, langsung dari San Sebastian, Spanyol

Ragamutama.com – Ada satu masa istimewa ketika Antoine Griezmann beraksi di lapangan hijau, seolah-olah mentari terpancar lebih cerah di San Sebastian, kota yang menjadi jantung bagi klub Real Sociedad.

San Sebastian, permata di wilayah otonomi Provinsi Guipuzcoa, menyimpan cerita unik. Di kota berpenduduk sekitar 720 ribu jiwa ini, kemunculan mentari seringkali menjadi peristiwa langka.

Ya, selama memenuhi undangan LALIGA untuk menjelajahi San Sebastian pada tanggal 1 hingga 5 Mei 2025, tim RAGAMUTAMA.COM merasakan sendiri keabu-abuan yang menjadi ciri khas kota ini.

Awan kelabu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan sehari-hari warga San Sebastian. Langit yang meredup dan kehadiran awan kelabu justru dianggap sebagai pertanda hari yang baik, sebuah hal yang biasa.

Sebaliknya, ketika mentari tiba-tiba menyapa, momen itu menjadi sebuah anomali, hari yang tak terlupakan.

Seorang pemuda berbakat dari Perancis pernah mengubah suasana di San Sebastian menjadi lebih berwarna.

Saat pemuda itu menginjakkan kaki di lapangan dan mulai memainkan bola dengan lincahnya, seolah mentari memberikan senyuman istimewa kepadanya. Pemuda itu bernama Antoine Griezmann.

“Kami memiliki ungkapan khusus, ‘Ketika Antoine bermain, mentari muncul’,” ungkap Luki Uriarte, Direktur Sepak Bola Akar Rumput Real Sociedad di Zubieta.

Antoine Griezmann, yang kini menjadi andalan Atletico Madrid, adalah salah satu mutiara yang dibanggakan oleh akademi Real Sociedad, Zubieta.

Sebaliknya, Griezmann selalu menganggap Zubieta dan San Sebastian sebagai rumahnya. Rumah yang menerima bakatnya dengan tangan terbuka lebar.

“Klub-klub Perancis menolaknya karena dianggap tidak memiliki postur yang ideal,” jelas Luki Uriarte kepada RAGAMUTAMA.COM mengenai perjalanan awal karier Griezmann.

Memang, perjalanan Antoine Griezmann penuh dengan liku-liku sebelum akhirnya mencapai puncak kesuksesan dengan mengantarkan Perancis meraih gelar juara Piala Dunia 2018.

Semasa kecil, penolakan demi penolakan menjadi makanan sehari-hari bagi pria kelahiran Macon, Perancis, tersebut. Griezmann pernah ditolak oleh akademi Olympique Lyon.

Baca Juga :  Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid: Carragher Pahami Kekecewaan Berat Fans Liverpool

Bahkan, Metz menolak Griezmann sebanyak dua kali untuk bergabung dengan akademi mereka. Alasannya selalu sama.

Ia dianggap terlalu kecil dan rapuh untuk bertahan dalam kerasnya persaingan di akademi klub Perancis.

Filosofi Zubieta

Namun, Real Sociedad melihat potensi tersembunyi dalam diri pemuda bertubuh kecil itu. Pemandu bakat Real Sociedad, Eric Olhats, terpesona dengan penampilan Griezmann saat menjalani masa percobaan bersama Montpellier dalam sebuah pertandingan di Paris.

Griezmann, yang saat itu masih berusia 13 tahun, menerima tawaran untuk menyeberangi perbatasan dan melanjutkan pendidikan sepak bolanya di San Sebastian, tepatnya di akademi Real Sociedad.

“Saya beruntung dapat melatih generasi 1991 dengan pemain-pemain seperti Antoine Griezmann, Inigo Martinez, Jon Gaztanaga. Saya menjadi pelatih Griezmann pada tahun keduanya di sini,” kata Luki Uriarte kepada RAGAMUTAMA.COM.

“Ketika dia berada di tim juvenil, perkembangannya memang lebih lambat dibandingkan pemain lain. Namun, saat bergabung dengan Sanse (Tim B Real Sociedad) di divisi dua, dia langsung mampu menembus skuad utama.”

“Keunggulannya terletak pada tekniknya, tetapi kedua elemen, yaitu teknik dan fisik, harus dikombinasikan.”

“Kami memiliki ungkapan khusus, ‘Ketika Antoine bermain, mentari muncul’,” Luki Uriarte menjelaskan.

Akademi Real Sociedad di Zubieta ternyata menjadi lingkungan ideal bagi Griezmann untuk mengembangkan potensinya.

Meskipun berlatih di San Sebastian, Spanyol, Griezmann tetap memiliki waktu untuk berkumpul dengan orang tua dan keluarganya di kampung halaman.

Real Sociedad memiliki filosofi yang terus mereka terapkan di Zubieta. Mereka ingin para pemain muda tidak terputus dari lingkungan tempat mereka tumbuh.

“Kami merawat Antoine dengan baik. Setiap 40 hari, kami memberinya libur selama 15 hari agar dia tetap dapat berada di lingkungan asalnya.”

“Kemudian, dia berkembang baik dari sisi sepak bola maupun fisik,” kenang Luki Uriarte.

Oleh karena itu, akademi Real Sociedad baru menerima pemain ketika mereka berusia 12 tahun.

Hal ini juga sejalan dengan peraturan di Provinsi Guipuzcoa yang melarang tim sepak bola profesional untuk membina pemain di bawah usia 12 tahun.

Baca Juga :  Madura United Siap Balas Svay Rieng FC: Semangat Madura Berkobar di AFC!

Adanya regulasi ini memaksa Real Sociedad untuk menjalin hubungan yang erat dengan klub-klub lokal yang menjadi mitra mereka di Guipuzcoa.

Real Sociedad membiarkan para pemain tumbuh dan berkembang di lingkungan asal mereka hingga regulasi memungkinkan mereka untuk bergabung dengan akademi di Zubieta.

Contohnya adalah Xabi Alonso. Sebelum bergabung dengan akademi Real Sociedad, ia dibiarkan berkembang bersama klub lokalnya, Antiguoko.

“Bagi kami, ini adalah sebuah tantangan. Bagaimana caranya agar anak-anak di Guipuzcoa dapat tetap berada di sini,” kata Luki Uriarte.

Pendekatan yang diterapkan oleh Real Sociedad sedikit berbeda dengan pendekatan yang diambil oleh tetangga mereka di wilayah Basque, Athletic Club. Pembinaan usia muda Athletic Club dimulai sejak usia 9-10 tahun.

Di usia yang sangat muda itu, para pemain sudah harus menetap di pusat pembinaan Athletic Club di Lezama.

“Karena itu, kami menciptakan tempat terbaik bagi anak-anak untuk bertahan di sini.”

“Athletic Club membawa pemain-pemain dari Basque Country. Ini berarti bahwa para pemain harus meninggalkan lingkungan alami mereka dan pergi ke Lezama. Ini adalah pendekatan yang berbeda,” jelas Luki Uriarte.

Pendekatan ala Real Sociedad ini terbukti menjadi yang terbaik bagi Griezmann, pemuda yang sempat diabaikan oleh sejumlah akademi di negara asalnya.

“Hal yang kami lihat darinya adalah, dari sudut pandang teknik sepak bola, dia cocok dengan apa yang kami miliki di sini,” ujar Luki Uriarte mengenai Griezmann.

“Kami berkata, ‘Mari bekerja, kita lihat bagaimana dia akan melangkah’,” kata Luki Uriarte.

Sejak ditempa di Real Sociedad, Zubieta, Griezmann seolah tidak pernah menoleh ke belakang.

Pemuda bertubuh kecil itu tumbuh menjadi pilar kunci bagi Perancis saat menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia.

Pada akhirnya, Griezmann tidak hanya membawa mentari ke San Sebastian. Sinar terangnya juga dirasakan oleh negara asalnya.

Berita Terkait

Trent Alexander-Arnold Hengkang: Arne Slot Gigit Jari?
Persib Layangkan Surat Protes ke PSSI: Kepemimpinan Wasit Gedion Dikeluhkan
Marc Marquez Dominasi Sprint Race MotoGP Prancis 2025, Alex Menyusul!
Drama Persija: Curhatan Pemain di Medsos Gegerkan Jagat Maya!
Luis Enrique: PSG Berpotensi Besar Juara Liga Champions!
Ketum PSSI Terkejut: Yuran Fernandes Kena Sanksi, PSM Ajukan Banding!
MotoGP Prancis 2025: Quartararo Gagalkan Marquez, Bagnaia Terpuruk, Ducati Merana
Arsenal Amankan Pemain Baru 60 Juta Euro Setelah Tersingkir dari Liga Champions

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:15 WIB

Trent Alexander-Arnold Hengkang: Arne Slot Gigit Jari?

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:59 WIB

Persib Layangkan Surat Protes ke PSSI: Kepemimpinan Wasit Gedion Dikeluhkan

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:39 WIB

Marc Marquez Dominasi Sprint Race MotoGP Prancis 2025, Alex Menyusul!

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:27 WIB

Drama Persija: Curhatan Pemain di Medsos Gegerkan Jagat Maya!

Sabtu, 10 Mei 2025 - 20:19 WIB

Luis Enrique: PSG Berpotensi Besar Juara Liga Champions!

Berita Terbaru

Society Culture And History

Rayakan Waisak 2025: 10 Destinasi Wisata Buddhis Terbaik di Indonesia

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:31 WIB

Society Culture And History

Robert Prevost Beberkan Kisah Dibalik Pemilihan Nama Paus Leo XIV

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:23 WIB

entertainment

Aldy Maldini Minta Maaf: Klarifikasi Lengkap Soal Dinner Bareng Fans

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:19 WIB

sports

Trent Alexander-Arnold Hengkang: Arne Slot Gigit Jari?

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:15 WIB

Society Culture And History

Penyakit Langka di Brasil: Pernikahan Sepupu Jadi Faktor Utama?

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:12 WIB