Analisis: Peluang Saham Dividen Tinggi IDX Pasca Pembagian Dividen?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 12 Mei 2025 - 16:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Para investor yang berorientasi pada investasi jangka panjang dapat mempertimbangkan konstituen IDX High Dividend20 sebagai salah satu pilihan investasi yang menarik.

Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja menyelesaikan evaluasi minor terhadap daftar saham yang tergabung dalam indeks IDXHIDIV20.

Untuk periode yang berlangsung dari 6 Mei 2025 hingga 3 Februari 2026, daftar anggota IDXHIDIV20 terdiri dari saham-saham berikut: PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Selain itu, terdapat juga PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Raih Kinerja Impresif, Cek Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM)

Melengkapi daftar tersebut adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT United Tractor Tbk (UNTR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Evaluasi minor tersebut mengakibatkan adanya perubahan dalam bobot masing-masing emiten terhadap indeks. Contohnya, bobot BMRI, yang sebelumnya sebesar 13,37% sebelum evaluasi, mengalami peningkatan menjadi 15% setelah evaluasi. Baik BMRI maupun BBCA kini memiliki bobot yang sama, yaitu 15%, dalam indeks setelah evaluasi.

Sayangnya, kinerja IDXHIDIV20 menunjukkan penurunan sebesar 8,76% sejak awal tahun atau secara year to date (YTD). Penurunan ini lebih signifikan dibandingkan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 3,49% YTD.

Baca Juga :  Inflasi Grosir Jepang Melesat: Beban Biaya Perusahaan Meningkat Tajam

Menurut Equity Analyst PT IndoPremier Sekuritas, David Kurniawan, penurunan kinerja IDXHIDIV20 yang lebih tajam dibandingkan IHSG mengindikasikan adanya faktor-faktor lain di luar musim dividen yang turut mempengaruhi kinerja indeks.

Namun demikian, IDXHIDIV20 tetap menjadi tolok ukur yang relevan bagi investor yang mengincar saham-saham dengan rekam jejak pembagian dividen yang konsisten.

“Indeks ini terdiri dari 20 saham yang secara konsisten membagikan dividen tunai setiap tahun selama tiga tahun terakhir dan menawarkan dividend yield yang relatif tinggi,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (9/5).

Sebagai ilustrasi, ITMG mengumumkan pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 3.473 per saham. Dengan harga saham terakhir, dividend yield final ITMG mencapai 15,71%.

Sementara itu, ASII membagikan dividen tunai dari tahun buku 2024 sebesar Rp 406 per saham. Dengan harga saham ASII yang berada di level Rp 4.780 per saham pada Jumat (12/5), dividend yield tunai ASII berada di kisaran 8,4%.

Raih Kinerja Impresif, Cek Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM)

BBRI mengalokasikan dividen tunai untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 343,4 per saham. Dividend yield tunai BBRI tercatat sekitar 8,94%

David berpendapat bahwa kinerja emiten yang menjadi konstituen IDXHIDIV20 masih memiliki prospek yang menjanjikan. Sentimen positif didorong oleh komitmen perusahaan untuk terus membagikan dividen, yang secara konsisten menarik perhatian investor.

“Sektor energi dan infrastruktur juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang positif, yang berpotensi mendukung kinerja beberapa emiten dalam indeks,” terangnya.

Baca Juga :  Astra (ASII) Berniat Bagi Dividen Final Sebesar Rp 308 per Saham

Di sisi lain, sentimen negatif berasal dari volatilitas pasar global dan domestik, serta ancaman dividend trap. Investor perlu mewaspadai saham dengan dividend yield tinggi namun fundamental perusahaan yang kurang kuat.

“Hal ini dapat mengakibatkan penurunan harga saham setelah pembagian dividen,” imbuhnya.

David merekomendasikan agar investor mempertimbangkan saham TLKM.

Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo, Total Rp 12,46 T, Saatnya Beli / Jual?

“Dengan posisinya yang dominan di sektor telekomunikasi, TLKM menawarkan stabilitas dan dividend yield yang kompetitif,” jelasnya.

Analis Phillip Sekuritas, Helen Vincentia, berpendapat bahwa konstituen IDXHIDIV20 masih bisa menjadi pertimbangan bagi investor yang mencari saham dengan dividen yield yang menarik.

Pelaku pasar sebaiknya memperhatikan dividend yield emiten, jadwal pembagian dividen, dan mewaspadai potensi dividend trap.

Menurut Helen, sebagian besar emiten cenderung memiliki dividend payout ratio yang relatif stabil atau tidak banyak berubah dari tahun ke tahun, sehingga hal ini bisa menjadi panduan dalam memilih saham.

“Investor dapat mulai membeli saham jauh hari sebelum pembagian dividen. Namun, pelaku pasar tetap harus memperhatikan fundamental emiten yang bersangkutan,” sarannya kepada Kontan, Jumat (9/5).

Sementara itu, tekanan pada kinerja IDXHIDIV20 secara YTD disebabkan oleh penurunan harga saham di sektor perbankan.

“Indeks IDXHIDIV20 didominasi oleh sektor perbankan yang kinerjanya memang masih menunjukkan tekanan,” ungkapnya.

Helen merekomendasikan untuk membeli saham TLKM dan INDF dengan target harga masing-masing Rp 3.300 per saham dan Rp 9.000 per saham.

Berita Terkait

Rupiah Terkini: Analisis Pelemahan dan Prediksi Nilai Tukar Rupiah Besok
TLKM: Analisis Saham Terkini dan Rekomendasi Investasi Terbaik
AS dan Cina Capai Kesepakatan Pemangkasan Tarif Impor
Liquidity Provider: Kunci Kinerja Pasar Saham yang Optimal?
Kesepakatan Tarif AS-China: Ekonomi Indonesia Diprediksi Lebih Cerah
Harga Minyak Dunia Melonjak: Brent Sentuh US$65,94, WTI US$63,08!
AS-China Sepakat Gencatan Tarif, Dampak Ekonomi Global Terungkap!
KPPU Ingatkan Grab dan Gojek Soal Potensi Monopoli Usai Merger

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 20:35 WIB

Rupiah Terkini: Analisis Pelemahan dan Prediksi Nilai Tukar Rupiah Besok

Senin, 12 Mei 2025 - 20:27 WIB

TLKM: Analisis Saham Terkini dan Rekomendasi Investasi Terbaik

Senin, 12 Mei 2025 - 19:31 WIB

AS dan Cina Capai Kesepakatan Pemangkasan Tarif Impor

Senin, 12 Mei 2025 - 19:11 WIB

Liquidity Provider: Kunci Kinerja Pasar Saham yang Optimal?

Senin, 12 Mei 2025 - 18:55 WIB

Kesepakatan Tarif AS-China: Ekonomi Indonesia Diprediksi Lebih Cerah

Berita Terbaru

entertainment

ITZY Comeback! Album Baru Siap Guncang Industri K-Pop

Senin, 12 Mei 2025 - 20:39 WIB