Trifita Deto Muara Operasikan Pabrik Detonator untuk Industri Tambang

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 11:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. PT Trifita Deto Muara Badak (TDMB) meresmikan operasional pabrik detonator. Pabrik yang berlokasi di Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ini diresmikan secara komersial pada 12 Februari 2025. 

TDMB merupakan anak perusahaan dari PT Trifita Perkasa. Perusahaan yang berdiri  tahun 2000 tersebut bergerak di bidang jasa pengadaan dan distribusi bahan peledak (handak) komersial untuk kegiatan pertambangan.

Meliputi tambang mineral seperti emas, tembaga dan nikel, batubara dan batuan lainnya serta keperluan kegiatan konstruksi. Keberadaan pabrik TDMB ditujukan untuk memproduksi detonator low explosive untuk memenuhi kebutuhan di industri ini.

Presiden Direktur Trifita Deto Muara Badak sekaligus Direktur Utama Trifita Perkasa, Hery Kusnanto mengungkapkan pada tahap pertama, TDMB memiliki kapasitas produksi hingga dari 4,1 juta  detonator per tahun. Terbagi untuk 3 juta buah dengan jenis detonator non-elektrik dan sisanya dengan jenis detonator elektronik.

Menggunakan bangunan yang ada, pabrik ini dapat ditingkatkan produksinya mencapai 6 juta buah detonator per tahun. Sehingga dapat menutupi sebagian besar kebutuhan dalam negeri yang dikonsumsi oleh perusahaan pertambangan seperti PT  Freeport Indonesia, PT Aman Mineral, PT Indonesia Tambang Megah, serta tambang lainnya.

Baca Juga :  Cara Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli agar Pajak Tepat dan Efisien!

Keberadaan pabrik TDMB ini akan mengurangi porsi impor. Pasalnya, sebagian besar kebutuhan selama ini tergantung pada impor dari Australia, Cina, Korea Selatan dan Filipina. Ke depannya, impor detonator jenis non-elektronik dan elektronik diharapkan tidak diperlukan lagi.

Adapun, bahan baku detonator juga sebagian masih impor dari beberapa negara seperti Australia, India dan Kanada. Namun untuk bahan penunjang sudah menggunakan bahan baku lokal, yang ke depannya akan meningkatkan kandungan lokal.

“Kami bersyukur telah berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik ini sehingga kebutuhan akan detonator yang selama ini masih diimpor dapat dipenuhi dari dalam negeri,” ungkap Hery dalam rilis yang disiarkan Minggu (16/2).

Hery menjelaskan, pabrik detonator TDMB berdiri di atas lahan seluas 25 hektare (ha). Dari lahan tersebut, hanya 5 ha yang digunakan untuk bangunan. Sedangkan sisanya disiapkan untuk menjaga jarak aman, sebagaimana ketentuan yang diberlakukan pemerintah Indonesia, dan sebagai area pengembangan ke depan menyesuaikan kebutuhan industri.

TDMB sendiri telah mengantongi rekomendasi pembangunan pabrik pada tahun 2019. Kemudian mendapatkan izin mendirikan pabrik pada 2021 dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI), dan selanjutnya mendapat persetujuan bangunan gedung yang diterbitkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kutai Kartanegara di tahun 2021.

Baca Juga :  Anindya Bakrie Yakin Perang Dagang AS-Cina Bisa Buka Peluang bagi Indonesia

Setelah dilaksanakan pembangunan pabrik, Kemenhan menyetujui izin produksi pada tahun 2024, dan sejak akhir Oktober lalu TDMB telah berpoduksi. Selama tiga bulan beroperasi, TDMB telah memproduksi lebih dari 700.000 detonator, yang setengahnya langsung terserap oleh industri pertambangan di Kalimantan.

Hery menambahkan, TDMB mendapat dukungan teknologi dari Orica, perusahaan yang berpusat di Melbourne, Australia. Orica merupakan produsen bahan peledak global dengan teknologi terkemuka, yang telah beroperasi lebih dari 150 tahun.

Country Director Orica untuk Indonesia, James Tiedgen mengungkapkan bahwa kemitraan dengan Trifita Perkasa menjadi komitmen Orica untuk ikut berkontribusi dalam industri sumber daya alam di Indonesia. “Kami selalu mengutamakan kualitas dan keselamatan, dan enyediakan teknologi inovatif untuk mendukung kemajuan produksi bahan peledak di Indonesia,” jelas James.

Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Kemenhan, Marsekal Pertama Dedy Laksmono mengapresiasi berdirinya pabrik Detonator TDMB. “Diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan perekonomian daerah. Selain untuk mendukung industri pertambangan yang menjadi salah satu tulang punggung pendapatan Indonesia,” kata Dedy.

Berita Terkait

Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!
ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025
Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025
Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik
Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!
Asing Jual Besar-besaran Saham BMRI dan BBRI, Ini Daftar Lengkapnya
Bank DKI Bagikan Dividen Jumbo dan Rencanakan IPO untuk Transformasi
Harga Emas Hari Ini: Update Grafik & Harga Terbaru Antam, UBS, Galeri 24, Pegadaian

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 09:19 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:31 WIB

ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:55 WIB

Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:23 WIB

Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:03 WIB

Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!

Berita Terbaru

technology

Google Play Store Hapus Jutaan Aplikasi: Apa Dampaknya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 09:31 WIB

Society Culture And History

May Day: Sejarah, Makna, dan Perjuangan Buruh Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:59 WIB