Operasi pencarian korban Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali kini semakin diintensifkan dengan pengerahan teknologi canggih, termasuk penggunaan drone bawah laut.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menjelaskan bahwa Ditpolairud Polda Jatim telah mengerahkan sejumlah peralatan vital untuk mendukung upaya pencarian ini. “Peralatan yang digunakan meliputi drone bawah laut, motor bawah laut, perahu karet, dan navigasi bawah laut, serta kelengkapan lainnya,” ungkap Jules pada Kamis (3/7).
Dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban KMP Tunu Pratama Jaya ini, sebanyak 35 personel Kepolisian turut dikerahkan. Mereka didukung oleh 6 kapal patroli dan 1 helikopter milik Ditpolairud Polda Jatim, menunjukkan skala besar dari upaya yang dilakukan.
Insiden tragis tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya terjadi di Selat Bali. Kapal yang melayani rute Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, ini dilaporkan tenggelam pada Rabu (2/7) pukul 23.35 WIB atau Kamis (3/7) pukul 00.35 WITA.
Kapal milik PT Pasca Dana Sundari tersebut membawa 53 penumpang dan 12 kru saat kejadian. Dugaan awal menunjukkan bahwa kapal tenggelam akibat kebocoran di ruang mesin yang kemudian menyebabkan kapal terbalik.
Hingga saat ini, data terkini menunjukkan bahwa 31 orang berhasil diselamatkan, sementara 5 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 29 orang lainnya masih dalam pencarian. Berikut adalah daftar nama korban tewas yang telah teridentifikasi:
-
Anang Suryono, laki-laki, lahir 11 April 1966, warga Jl. Serma ABD Rahman nomor 35;
-
Eko Sastrio, laki-laki, lahir 2 September 1974, warga Lingkungan Sukowidi, Kel. Klatak, Kec. Kalipuro, Kab. Banyuwangi;
-
Elok Rumantini, perempuan, lahir 29 Juli 1991, warga Lingkungan Sritanjung, Kel. Temenggungan, Kec./Kab. Banyuwangi;
-
Cahyani, perempuan, lahir 30 Maret 1980, warga Dusun Krajan Kulon;
-
Anindita, perempuan, usia 2 tahun, warga Aceh Besar.