Inflasi Rendah, Buka Ruang BI Pangkas Suku Bunga Lagi

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 2 Juli 2025 - 13:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com Chief Economist Bank Permata Josua Pardede juga menyatakan, perkembangan inflasi Juni 2025 sebesar 1,87 persen secara tahunan menjadi perbaikan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat deflasi. Inflasi bulanan tercatat 0,19 persen. Terutama didorong oleh kenaikan harga pangan seperti beras, cabai rawit, bawang merah, serta kenaikan tarif angkutan udara.

Kenaikan harga beras dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 6.500 per kg. Sedangkan kenaikan tarif angkutan udara terkait meningkatnya permintaan di musim liburan sekolah.

Meski inflasi headline meningkat, inflasi inti justru sedikit menurun. Dari sebelumnya 2,40 persen year-on-year (YoY) pada Mei 2025 menjadi 2,37 persen. “Kondisi ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat masih belum sepenuhnya pulih,” kata Josua kepada Jawa Pos, Selasa (1/7).

Baca Juga :  GPRA Bagi Dividen Rp 5/Saham! Cek Jadwal & Keuntungannya!

Stabilitas inflasi inti, lanjut dia, khususnya didukung oleh harga emas perhiasan yang relatif stabil. Seiring kondisi global yang membaik, mencerminkan bahwa konsumsi masyarakat masih berhati-hati. Khususnya untuk barang-barang yang tidak bersifat esensial.

“Penurunan moderat pada inflasi inti menunjukkan konsumsi domestik yang cenderung selektif, belum sepenuhnya merefleksikan pemulihan daya beli yang solid,” imbuhnya.

Kedepan, Josua melihat bahwa inflasi hingga akhir 2025 akan tetap terkendali di kisaran 2,33 persen. Naik dari akhir 2024 sebesar 1,57 persen. Namun masih dalam target inflasi Bank Indonesia (BI) di rentang 1,5-3,5 persen.

Baca Juga :  Saham Big Banks Tetap Prospektif Meski Volatilitas Pasar Tinggi

“Dengan ekspektasi inflasi yang terjaga, meredanya ketidakpastian global, dan stabilitas nilai tukar rupiah, terdapat ruang bagi Bank Indonesia untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut berupa pemangkasan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin (bps) pada semester kedua 2025 guna mendukung pemulihan ekonomi domestik,” ungkap lulusan University of Amsterdam itu.

Secara keseluruhan, kondisi inflasi inti yang stabil meski sedikit menurun masih menggambarkan kondisi daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya. Sehingga diperlukan kebijakan yang mendukung konsumsi domestik. Agar pemulihan daya beli berjalan lebih kuat dan berkelanjutan.

Berita Terkait

Bangun Smelter, Perusahaan Terkendali Alamtri Minerals Indonesia (ADMR) Tambah Modal
IPO Saham CDIA BLOG ASPR CHEK COIN PSAT Bisa Dibeli Hari Ini (3/7), Cek Saran Analis
Intip Rekomendasi Saham BBNI, BFIN, ENRG dan PGEO untuk Perdagangan Kamis (3/7)
RI dan Arab Saudi Teken Kerja Sama Rp 438 T untuk Energi Bersih hingga Avtur
Cek Rekomendasi Saham BRPT, TOBA, BUMI, UNTR, ASII dan PTMP untuk Kamis (3/7)
Ada BBRI dan BBCA, Intip Saham yang Banyak Dijual Asing Saat IHSG Turun Kemarin
Asing Borong Saham Ini Saat IHSG Koreksi: Catat!
Airlangga Genjot Biaya Logistik Turun Drastis di 2030: Ini Alasannya!

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 10:34 WIB

Bangun Smelter, Perusahaan Terkendali Alamtri Minerals Indonesia (ADMR) Tambah Modal

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:22 WIB

IPO Saham CDIA BLOG ASPR CHEK COIN PSAT Bisa Dibeli Hari Ini (3/7), Cek Saran Analis

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:04 WIB

Intip Rekomendasi Saham BBNI, BFIN, ENRG dan PGEO untuk Perdagangan Kamis (3/7)

Kamis, 3 Juli 2025 - 08:58 WIB

RI dan Arab Saudi Teken Kerja Sama Rp 438 T untuk Energi Bersih hingga Avtur

Kamis, 3 Juli 2025 - 08:52 WIB

Cek Rekomendasi Saham BRPT, TOBA, BUMI, UNTR, ASII dan PTMP untuk Kamis (3/7)

Berita Terbaru