Terobosan Mengejutkan dari China: Internet Laser 5 Kali Lebih Cepat Siap Saingi Starlink Elon Musk
Ragamutama.com, Jakarta – Dominasi layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk kini berpotensi menghadapi tantangan besar. Para ilmuwan di China berhasil mengembangkan sebuah terobosan teknologi internet berbasis laser yang diklaim mampu mencapai kecepatan lima kali lipat lebih cepat dari Starlink, menjanjikan era baru dalam konektivitas global.
Di balik inovasi revolusioner ini adalah kerja keras dua nama besar: Liu Chao, seorang ilmuwan terkemuka dari Chinese Academy of Sciences, dan Profesor Wu Jian dari Peking University of Posts and Telecommunications. Mereka adalah otak di balik pengembangan metode konektivitas internet masa depan ini.
Dilansir dari TechRadar.com, kedua ilmuwan tersebut berfokus pada pengembangan metode inovatif untuk mengatasi salah satu hambatan terbesar dalam transmisi data melalui udara: turbulensi atmosfer. Mereka berhasil menggabungkan dua teknologi yang telah mapan sebelumnya, menciptakan sinergi untuk transmisi data kecepatan tinggi yang belum pernah ada sebelumnya.
Pengujian mendalam terhadap teori ini dilakukan di observatorium Lijiang, yang terletak di barat daya China. Dalam eksperimen krusial ini, sebuah teleskop berukuran 1,8 meter digunakan untuk fokus pada satelit tak dikenal yang mengorbit pada ketinggian 36.705 kilometer dari permukaan bumi, menguji batas kemampuan teknologi yang mereka kembangkan.
Teleskop tersebut bukanlah teleskop biasa; ia dilengkapi dengan susunan canggih yang terdiri dari 357 cermin mikro yang dapat dikendalikan secara individual. Cermin-cermin mikro inilah yang menjadi kunci utama dalam mengaplikasikan dua teknologi inti yang memungkinkan terobosan ini.
Kedua teknologi fundamental yang digabungkan adalah Adaptive Optics (AO) dan Mode-Diversity Reception (MDR). Teknik Adaptive Optics (AO) berperan vital dalam mempertajam dan mengoreksi cahaya yang terdistorsi oleh atmosfer, memastikan integritas sinyal. Sementara itu, Mode-Diversity Reception (MDR) berfungsi untuk menangkap sinyal yang mungkin tersebar atau terurai, mengoptimalkan penerimaan data.
Tak hanya AO dan MDR, keberhasilan pengembangan ini juga didukung oleh peranan penting algoritma inovatif yang disebut “path-picking”. Algoritma cerdas ini bekerja dengan menganalisis secara cermat kekuatan dan kualitas sinyal dari delapan saluran mode yang berbeda, kemudian secara otomatis mengidentifikasi dan memilih tiga sinyal terkuat untuk transmisi, memastikan efisiensi dan keandalan data.
Jika dibandingkan langsung dengan Starlink, terobosan dari China ini menunjukkan dua perbedaan utama yang sangat signifikan. Pertama, Starlink saat ini menawarkan kecepatan internet standar di kisaran 25 hingga 200 Mbps, sedangkan penemuan luar biasa dari ilmuwan China ini mampu mencapai kecepatan transmisi data hingga 1 Gbps, memberikan lompatan kuantum dalam performa internet.
Perbedaan kedua terletak pada keunggulan kekuatan sinyal dan minimnya kesalahan transmisi data, bahkan pada jarak yang sangat jauh dari satelit. Keandalan ini adalah faktor krusial, khususnya bagi pengguna yang mengandalkan koneksi stabil untuk aktivitas berat seperti streaming video beresolusi tinggi atau pengiriman file berukuran besar.
Potensi dampak dari teknologi ini sangatlah besar. Jika kelak diterapkan secara luas, internet laser ini dapat merevolusi cara kita mengakses informasi, memungkinkan konektivitas cepat dan stabil bahkan di daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional.
Selain itu, metode komunikasi berbasis laser yang inovatif ini tidak hanya terbatas pada penggunaan internet. Ia juga berpotensi besar untuk mengembangkan sistem navigasi satelit yang lebih akurat dan efisien, serta melancarkan berbagai misi luar angkasa dengan transmisi data yang lebih cepat dan andal, membuka peluang baru dalam eksplorasi antariksa. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)