Debut Memukau Yoo Joo-sang di UFC 316: Jeka Saragih Tumbang KO dalam 28 Detik
Momen krusial di ajang bela diri campuran (MMA) paling bergengsi, UFC 316, menjadi saksi bisu kebangkitan nama baru yang langsung menarik perhatian: Yoo Joo-sang. Petarung asal Korea Selatan ini tidak menyia-nyiakan kesempatan debutnya untuk menorehkan kemenangan impresif atas jagoan Indonesia, Jeka Saragih, sekaligus mengukuhkan posisinya dalam pembicaraan di ranah MMA global.
Jeka Saragih, yang sebelumnya merupakan juara One Pride MMA, harus menerima pil pahit kekalahan KO dalam laga kelas bulu yang berlangsung di Prudential Center, Newark, Amerika Serikat, pada Minggu (8/6/2025) pagi waktu Indonesia. Pertarungan yang sangat dinantikan ini berakhir begitu cepat, hanya dalam 28 detik. Ketika Jeka berusaha melancarkan pukulan tangan kirinya ke arah Yoo, ia justru menjadi korban *counter-punch* mematikan. Sebuah *hook* kiri telak mendarat sempurna di dagunya, membuat Jeka ambruk dengan posisi kaku dan wasit langsung menghentikan laga.
Menurut data dari Sherdog, kekalahan KO brutal ini merupakan yang pertama bagi Jeka dalam 19 pertarungan profesional MMA yang telah dijalaninya sejak 2016. Rekor Jeka kini tercatat 14 kemenangan dan 5 kekalahan secara keseluruhan, sementara di UFC, ia memiliki catatan 1 kemenangan dan 2 kekalahan. Di sisi lain, Yoo Joo-sang, yang baru kali ini tampil di octagon UFC, masuk ke pertarungan dengan rekor profesional MMA yang sempurna, yaitu 8 kemenangan tanpa cela.
Di balik kemenangan instan ini, Yoo Joo-sang mengungkapkan bahwa pukulan telak yang melumpuhkan Jeka bukanlah kebetulan semata. “Saya berlatih setiap hari, pukulan itu muncul secara natural,” ucap Yoo melalui penerjemah pasca-pertandingan. Latar belakang Yoo sebagai seorang petinju menjadi kunci keunggulan *striking*-nya, meskipun duel ini digadang-gadang akan menjadi pertarungan sengit antara dua jagoan dengan keunggulan pukulan dan tendangan.
Keyakinan Yoo tak hanya berhenti pada kemampuannya. Petarung berusia 31 tahun dengan tinggi 175 cm ini bahkan menunjukkan keberanian dalam melontarkan pernyataan provokatif sebelum laga. Dalam wawancara dengan Yonhap News Agency, ia menyebut Jeka tidak pantas berada di UFC, seraya menegaskan, “Saya tidak dapat membayangkan akan kalah jika saya berhati-hati dengan satu pukulan saja. Saya bisa menang baik dengan *striking* atau *grappling*.”
Gaya ‘mulut besar’ semacam ini bukanlah hal baru di dunia MMA. Jagoan-jagoan UFC seperti Conor McGregor, Khamzat Chimaev, Merab Dvalishvili, hingga Sean O’Malley kerap menggunakan kalimat provokatif untuk menarik perhatian. Yoo Joo-sang sendiri secara khusus mengidolakan Conor McGregor, yang dikenal atas aksi dan pernyataan kontroversialnya di samping prestasinya sebagai mantan juara kelas bulu dan kelas ringan UFC. Komentator UFC, Joe Rogan dan Daniel Cormier, bahkan membandingkan Yoo dengan McGregor, khususnya menyoroti kemiripan *hook* kiri mereka. Yoo menanggapi perbandingan ini dengan tawa dalam konferensi pers, menegaskan, “Bukan Conor McGregor, tetapi ini Yoo Joo-sang.”
Tak heran, ambisi Yoo Joo-sang tak hanya berhenti pada kemenangan debut. Ia memanfaatkan panggung UFC untuk memperkenalkan dirinya dan menegaskan tujuannya. “Korean Zombie (Jung Chan-sung) membawa saya ke UFC,” ujarnya kepada Joe Rogan, “Jadi saya ingin melanjutkan apa yang sudah dilakukannya di sini yaitu membawa sabuk juara UFC ke Korea.” Yoo sendiri berhasil masuk ke UFC setelah meraih dua kemenangan gemilang di ZFN, sebuah ajang tarung bebas yang dipromotori oleh Jung Chan-sung, yang juga merupakan mantan penantang gelar kelas bulu UFC. Dengan debut yang memukau ini, Yoo Joo-sang telah berhasil menancapkan namanya dan siap bersaing di peta persaingan oktagon.