Lagu Kanye West Pro-Hitler Dilarang Diputar di Jerman: Ini Alasannya!

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 16 Mei 2025 - 21:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebuah lagu kontroversial dari Kanye West, yang secara eksplisit memuja Adolf Hitler, sempat menggemparkan dunia maya. Lagu tersebut kemudian dilarang peredarannya di Jerman, mengingat menampilkan atau menyebarkan simbol-simbol Nazi merupakan pelanggaran hukum yang serius di negara tersebut.

Kendati telah diblokir oleh mayoritas platform media sosial, lagu terbaru dari musisi rap kontroversial Ye, atau yang lebih dikenal sebagai Kanye West, tetap eksis di platform X milik Elon Musk. Musik video tersebut bahkan telah disaksikan oleh jutaan pengguna.

Lagu terbaru Ye ini secara gamblang menyertakan penghormatan ala Nazi “Heil Hitler” (yang berarti “Hormat Hitler”), sebuah sapaan yang lazim digunakan pada masa kekuasaan Adolf Hitler. Lebih jauh lagi, karya seni dalam video musik West menampilkan lambang Swastika dan menyisipkan cuplikan pidato Hitler yang berdurasi cukup panjang di bagian akhir video.

West sendiri sebelumnya telah beberapa kali diblokir dari platform X karena konten antisemitisme yang secara terbuka menunjukkan kebencian terhadap kaum Yahudi. Selain itu, ia juga kehilangan kontrak kolaborasinya dengan merek fesyen Yeezy bersama Adidas setelah mengunggah serangkaian pernyataan antisemitisme yang kasar.

Setelah perilisan lagu barunya ini, berbagai platform seperti Spotify, YouTube, dan Soundcloud segera berupaya melarang pemutaran lagu tersebut karena kandungan konten antisemitisme yang eksplisit. Meskipun sang musisi tidak secara langsung mengunggah video musik tersebut ke platform lain, video yang ia publikasikan di X telah diunduh dan disebarluaskan oleh para pengguna Facebook, Instagram, dan Reddit, hingga menjangkau jutaan penonton.

Kejadian ini sekali lagi menyoroti betapa terbatasnya kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan teknologi raksasa dalam memberantas penyebaran konten yang bersifat ofensif dan memicu kontroversi.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! Simbol Nazi dilarang di Jerman

Di Jerman, video Ye tidak dapat diakses secara langsung melalui profil X-nya, meskipun unggahan tersebut masih tetap ada pada tanggal 13 Mei (kecuali pengguna mengubah lokasi aksesnya menjadi Amerika Serikat melalui VPN, sehingga unggahan tersebut dapat dilihat).

Salam Nazi “Heil Hitler” digunakan sebagai salam resmi di Jerman pada era Nazi (1933-1945). Salam “Heil Hitler” dilakukan dengan merentangkan lengan kanan ke atas dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Konon, salam ini berasal dari era Romawi kuno dan kemudian diadopsi oleh diktator fasis Benito Mussolini pada tahun 1920-an. Hitler kemudian menjadikan salam tersebut sebagai ciri khas Partai Nazi.

Baca Juga :  Implan Otak Ketiga Neuralink Elon Musk Berhasil Ditanam, Target Akan 30 pada 2025

Pasca Perang Dunia II, pemerintah Jerman Barat memberlakukan pembatasan terhadap segala bentuk penghormatan terhadap Nazi sebagai upaya untuk mengatasi masa lalu kelam Holokaus, tragedi kemanusiaan yang merenggut jutaan nyawa dan meninggalkan trauma mendalam di seluruh Eropa.

Menampilkan atau menyebarkan simbol dan slogan Nazi di depan umum, termasuk gerakan tangan atau frasa yang terkait, merupakan tindakan pidana berdasarkan Pasal 86a hukum pidana Jerman.

Undang-undang ini secara tegas melarang penggunaan simbol-simbol yang terkait dengan organisasi inkonstitusional, termasuk yang berafiliasi dengan partai Nazi, seperti Swastika, lambang SS, serta salam dan slogan Nazi.

Pelanggaran terhadap undang-undang ini dapat dikenai hukuman hingga tiga tahun penjara atau denda yang signifikan.

Selain itu, menyangkal terjadinya Holokaus juga merupakan tindakan ilegal di Jerman dan banyak negara Eropa lainnya, serta di Kanada dan Israel.

Simbol Nazi tidak dilarang di AS

Dalam upaya untuk melawan kebangkitan kelompok-kelompok sayap kanan dan meningkatnya sentimen antisemitisme, beberapa negara lain juga telah memberlakukan larangan terhadap penggunaan simbol dan slogan Nazi. Pada bulan Februari, Australia mengesahkan undang-undang pidana anti-kebencian yang menerapkan hukuman minimum bagi mereka yang terbukti menampilkan simbol-simbol yang memicu kebencian, termasuk salam Nazi.

Sementara itu, di Amerika Serikat, kebebasan berbicara sangat dilindungi oleh amandemen pertama Konstitusi AS, dan ujaran kebencian termasuk di dalamnya.

Meskipun masih dianggap sebagai salah satu tindakan paling tabu di dunia Barat, melakukan salam Nazi atau mengenakan logo swastika bukanlah tindakan ilegal di Amerika Serikat.

Sejak Perang Dunia II, salam Nazi sering digunakan oleh kelompok neo-Nazi dan nasionalis kulit putih. Sebagai contoh, pada tahun 2016, sebuah video menunjukkan sekelompok supremasi kulit putih merayakan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dengan mengangkat tangan melakukan salam ala Nazi.

Pada bulan Januari, Elon Musk, yang secara terbuka mendukung partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland, menjadi sorotan karena melakukan sesuatu yang dianggap menyerupai salam ala Nazi saat Donald Trump dilantik menjadi presiden untuk kedua kalinya. Banyak yang berpendapat bahwa kemiripan tersebut hanyalah kebetulan, sementara yang lain meyakini bahwa itu disengaja.

Baca Juga :  Keindahan Bunga Sakura Mekar di Kota Bonn, Jerman

Menanggapi hal tersebut, para aktivis dari kelompok kampanye Led by Donkeys memproyeksikan sebuah gambar di pabrik Tesla di Brandenburg yang memperlihatkan Musk sedang melakukan gerakan tersebut dengan judul “Heil Tesla.” Kelompok Led by Donkeys beranggapan bahwa jika otoritas Jerman menganggap simbol tersebut ilegal menurut hukum pidana negara tersebut, itu membuktikan bahwa Musk memang melakukan gerakan tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Musk dikecam karena tindakannya yang dianggap mendukung antisemitisme. Pada tahun 2023, ia menanggapi salah satu pengguna platform X yang menuduh orang Yahudi membenci orang kulit putih, sebuah teori konspirasi yang populer di kalangan pendukung supremasi kulit putih. “Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya,” tulis Musk sebagai tanggapan terhadap cuitan tersebut.

Kurangnya regulasi perusahaan teknologi

Kasus video Kanye West dan upaya penghapusan konten tersebut, memunculkan evaluasi baru atas kebijakan konten yang diterapkan oleh perusahaan teknologi raksasa, seperti platform media sosial milik Meta.

Berkaitan dengan video tersebut, Anti-Defamation League, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang berbasis di Amerika Serikat yang berfokus pada pemberantasan antisemitisme, fanatisme, dan diskriminasi, meluncurkan sebuah petisi yang meminta Facebook dan Instagram untuk “menerapkan kembali pedoman yang tepat untuk melindungi pengguna dari disinformasi dan kebencian”.

Pada bulan Januari lalu, Meta mengumumkan penghapusan fungsi pemeriksaan fakta, dan melonggarkan aturan seputar ujaran kebencian dan pelecehan mengingat “pemilu baru-baru ini” – merujuk pada kemenangan Donald Trump.

Meskipun demikian, retorika pro-Hitler yang terdapat dalam lagu West masih melanggar peraturan Meta yang melarang “stereotip berbahaya yang secara historis terkait dengan intimidasi, termasuk penyangkalan terhadap Holokaus.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid

ind:content_author: Sarah Hucal

Berita Terkait

Dipecat Foo Fighters, Drummer Josh Freese: Tak Marah, cuma Kaget dan Kecewa
Aurelie Moeremans Hadiri Premier Film Final Destination: Bloodlines di Hollywood
Josh Freese Dipecat Foo Fighters: Reaksi Tak Terduga, Kecewa dan Terkejut
Streaming Theo & Ruza Episode 5: Spoiler & Link Nonton Resmi
Tony Todd Pamit Haru: Bocoran Adegan Emosional Final Destination: Bloodlines
Josh Freese Resmi Dipecat: Pengumuman Mengejutkan dari Foo Fighters
Serbu Promo Spesial Trans Studio Bali: Liburan Keluarga Murah Meriah Sepanjang Mei
Niki Zefanya: Dari Pembuka Konser Taylor Swift Hingga Sukses Go Internasional

Berita Terkait

Sabtu, 17 Mei 2025 - 11:23 WIB

Dipecat Foo Fighters, Drummer Josh Freese: Tak Marah, cuma Kaget dan Kecewa

Sabtu, 17 Mei 2025 - 11:19 WIB

Aurelie Moeremans Hadiri Premier Film Final Destination: Bloodlines di Hollywood

Sabtu, 17 Mei 2025 - 10:15 WIB

Josh Freese Dipecat Foo Fighters: Reaksi Tak Terduga, Kecewa dan Terkejut

Sabtu, 17 Mei 2025 - 08:20 WIB

Streaming Theo & Ruza Episode 5: Spoiler & Link Nonton Resmi

Sabtu, 17 Mei 2025 - 07:51 WIB

Tony Todd Pamit Haru: Bocoran Adegan Emosional Final Destination: Bloodlines

Berita Terbaru

finance

BEI Targetkan 5 Lighthouse IPO di Tahun 2025

Sabtu, 17 Mei 2025 - 11:31 WIB