Ragamutama.com JAKARTA. IHSG mengawali perdagangan Kamis (15/5) dengan kinerja positif, berada di zona hijau. Berdasarkan data RTI pukul 09.15 WIB, indeks menanjak 0,88% atau 61,291 poin, mencapai level 7.041,171.
Aktivitas perdagangan tercatat cukup ramai. 295 saham mengalami kenaikan, 158 saham terkoreksi, dan 193 saham stagnan. Total volume transaksi mencapai 4 miliar saham dengan nilai mencapai Rp 2,3 triliun.
Penguatan IHSG pagi ini didukung oleh delapan indeks sektoral. Tiga sektor dengan peningkatan paling signifikan adalah IDX-Basic (1,20%), IDX-Finance (1,02%), dan IDX-Energy (0,93%).
Perang Tarif Mereda, Sentimen Positif bagi IHSG
Berikut beberapa saham LQ45 dengan pergerakan paling signifikan (top gainers):
– PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 3,42%
– PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,97%
– PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 2,34%
IHSG Diproyeksi Menguat pada Perdagangan Kamis (15/5), Cek Rekomendasi Saham Berikut
Sementara itu, saham-saham LQ45 dengan penurunan terbesar (top losers) adalah:
– PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) turun 2,40%
– PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 1,96%
– PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) turun 1,85%
Bursa Asia Melemah Kamis (15/5) Pagi, Investor Cermati Perkembangan Dagang AS-China
BBRI Chart by TradingView
Pasar Asia Menunjukkan Pelemahan di Tengah Ketidakpastian Fiskal AS
Berbeda dengan IHSG, bursa Asia-Pasifik cenderung melemah pada perdagangan Kamis pagi ini setelah reli terbatas sebelumnya. Pelemahan ini terjadi meskipun tensi perdagangan AS-China mereda.
Penurunan indeks terlihat di beberapa bursa utama: Nikkei 225 Jepang turun 0,90%, Topix melemah 0,75%. Kospi Korea Selatan turun 0,29%, dan Kosdaq melemah 0,37%.
Indeks S&P/ASX 200 Australia juga tercatat turun 0,24%. Hang Seng Hong Kong melemah 0,42%, sementara CSI 300 China menunjukan pergerakan yang hampir stagnan.
Analis dari Citigroup mengingatkan bahwa meskipun pasar telah beradaptasi dengan tekanan tarif, potensi volatilitas yang signifikan masih mungkin terjadi. Faktor pemicu potensial adalah ketidakpastian kebijakan fiskal AS dan pelemahan data ekonomi AS.