Perang Tarif Mereda: Kabar Baik untuk Kenaikan IHSG?

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 15 Mei 2025 - 07:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang memanas selama dua bulan terakhir kini mereda. Kedua negara mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor, menandai pelunakan sikap AS yang sebelumnya memberlakukan tarif tinggi secara sepihak pada mitra dagangnya.

Pelonggaran sikap AS ini menyusul negosiasi intensif dua hari di Jenewa, Swiss (10-11/05/2025). Dalam kesepakatan tersebut, AS menurunkan tarif produk impor dari Tiongkok dari 145% menjadi 30%. Sementara itu, Tiongkok juga mengurangi tarif untuk berbagai produk asal AS menjadi 10% dari sebelumnya 125%.

Farash Farich, Chief Investment Officer BNI Asset Management, memprediksi bahwa meredanya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok akan berdampak positif pada pasar modal global, termasuk IHSG yang berpotensi menguat lebih lanjut setelah mencapai titik terendah tahun ini pada awal April. Penguatan IHSG ke level 6.948,9 kemarin dipimpin oleh sektor infrastruktur, energi, dan transportasi, sementara sektor teknologi mengalami pelemahan.

“Kesepakatan tarif dagang AS dan Tiongkok ini memberikan sentimen positif bagi investor, meskipun belum final,” ujar Farash dalam siaran pers, Kamis (15/5). Seperti yang disampaikan Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, ini merupakan jeda untuk mencegah kerusakan jangka panjang akibat perang dagang, karena kesepakatan penuh mungkin memerlukan waktu 2–3 tahun, sejalan dengan pengalaman perang dagang AS-Tiongkok sebelumnya.

Baca Juga :  Profil Iwan Lukminto Pemilik Sritex di Sukoharjo,Ini Sederet Bisnisnya Selain Pabrik Tekstil

BNI Asset Management Gandeng UNPAD Luncurkan Reksadana Endowment Fund

Farash menambahkan bahwa kesepakatan ini menunjukkan pendekatan yang lebih pragmatis dari Pemerintah AS dan Tiongkok dibandingkan sikap awal April 2025. Kedua pemerintah kini lebih responsif terhadap kekhawatiran akan dampak ekonomi dari kenaikan tarif yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di kedua negara dan global.

Kesepakatan sementara ini tetap memberikan sentimen positif bagi pasar. Pasar saham Indonesia diuntungkan dari perkembangan ini. Valuasi IHSG, berdasarkan rasio price to earning, masih berada di bawah minus 1 standar deviasi dibandingkan rata-rata historisnya dan lebih rendah dari rata-rata historis valuasi pasar saham negara berkembang di Asia. Selain itu, kepemilikan asing di pasar saham Indonesia berada pada level terendah dalam 10 tahun terakhir.

Investor dengan investasi jangka panjang dan risk appetite tinggi dapat mempertimbangkan Reksa Dana Indeks saham BNI-AM IDX-Pefindo Prime Bank untuk memanfaatkan penguatan pasar saham. Valuasi yang menarik, dengan rasio price to book di bawah rata-rata historisnya, dan laba bersih bank besar pada kuartal pertama 2025 sesuai ekspektasi pasar, mendukung pilihan ini.

Baca Juga :  BTN Buktikan Komitmen: Kesetaraan Gender Prioritas Utama!

Sementara investor dengan investasi jangka pendek dan menengah serta risk appetite rendah hingga moderat dapat mempertimbangkan Reksa Dana Pasar Uang BNI-AM Dana Likuid dan Reksa Dana Pendapatan Tetap BNI-AM Teakwood dengan underlying obligasi korporasi jangka pendek untuk menjaga nilai pokok investasi. Hasil investasi kedua reksadana tersebut dapat dialokasikan secara bertahap ke reksadana saham untuk meningkatkan imbal hasil.

BNI-AM Quality Long Duration Fund, dengan underlying obligasi pemerintah jangka panjang, dapat dipertimbangkan jika terjadi koreksi di pasar obligasi yang menyebabkan yield obligasi 10-tahun mencapai sekitar 7% atau lebih.

Simak Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA Hari Rabu (14/5)

Berita Terkait

Harga Emas Antam Hari Ini
Izin Usaha Makin Mudah! Kementerian Investasi Pangkas 3 Aturan
Mengenal Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bank Indonesia
Diantara Saham Emiten Semen Ini, Mana yang Paling Menarik?
Alasan AirAsia Borong 70 Pesawat Baru
Harga Emas Antam Hari Ini 5 Juli 2025, Naik Jadi Rp1.908.000 per Gram
Inilah 10 Unitlink Saham yang Mencetak Return Tertinggi pada Juni 2025
IHSG Sepekan Melemah 0,47%, Investor Asing Net Sell Rp2,77 Triliun

Berita Terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 17:28 WIB

Izin Usaha Makin Mudah! Kementerian Investasi Pangkas 3 Aturan

Sabtu, 5 Juli 2025 - 12:40 WIB

Mengenal Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bank Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 12:34 WIB

Diantara Saham Emiten Semen Ini, Mana yang Paling Menarik?

Sabtu, 5 Juli 2025 - 12:17 WIB

Alasan AirAsia Borong 70 Pesawat Baru

Sabtu, 5 Juli 2025 - 12:04 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini 5 Juli 2025, Naik Jadi Rp1.908.000 per Gram

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

KMP Tunu Pratama Jaya: Pelukan Terakhir Anak pada Ayah di Laut

Sabtu, 5 Jul 2025 - 20:23 WIB

technology

iPhone 17 Pro Max: Baterai Terlama? Sejarah Baru iPhone!

Sabtu, 5 Jul 2025 - 19:52 WIB

Urban Infrastructure

Rumah 18 Meter? Riset Ungkap Alasan Masyarakat Menolak!

Sabtu, 5 Jul 2025 - 18:47 WIB