Tarif Impor Dipangkas: Peluang Emas Emiten Eksportir? Analis Ungkap Strateginya!

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 14 Mei 2025 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Perjanjian perdagangan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sorotan utama bagi perusahaan-perusahaan terbuka yang bergerak di bidang ekspor, terutama mereka yang secara aktif memasarkan produknya ke pasar Amerika.

Seperti diketahui, ketegangan dalam perang dagang antara AS dan China sedikit mereda setelah kedua negara melakukan serangkaian negosiasi di Swiss beberapa waktu lalu. Hasilnya, kedua belah pihak setuju untuk menurunkan tarif timbal balik sebesar 115% selama periode 90 hari.

Dengan adanya kesepakatan ini, tarif yang dikenakan oleh AS terhadap produk impor dari China akan berkurang dari 145% menjadi 30%. Sementara itu, China juga akan menurunkan tarif impor untuk produk-produk AS dari 125% menjadi 10%.

Begini Jurus Selamat Sempurna (SMSM) Tingkatkan Kinerja di Tengah Tarif Timbal Balik AS

Salah satu perusahaan yang aktif dalam ekspor produk ke AS adalah PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM). Menurut manajemen, meredanya perang dagang ini membawa dampak ganda bagi produsen komponen otomotif tersebut.

Di satu sisi, penurunan tensi perang dagang dapat meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan global, membuka peluang baru, terutama jika industri otomotif global kembali bangkit seiring dengan stabilisasi hubungan dagang antara AS dan China.

“Namun, di sisi lain, kami juga menyadari bahwa penurunan tarif untuk produk komponen otomotif dari China yang masuk ke pasar AS dapat memicu persaingan yang lebih ketat, termasuk bagi produk ekspor SMSM,” ujar Vice President Director SMSM, Ang Andri Pribadi, pada hari Rabu (14/5).

Saat ini, kontribusi ekspor SMSM ke AS mencapai sekitar 9,8% dari total penjualan konsolidasi perusahaan. Selain AS, produk SMSM juga diekspor ke berbagai negara di Asia, Australia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

Baca Juga :  18 Perusahaan Beraset Jumbo Siap IPO di BEI Tahun Ini

Ekspor Meningkat, Integra Indocabinet (WOOD) Catat Kinerja Positif di Kuartal I-2025

Menurutnya, hingga saat ini perusahaan belum mengalami gangguan signifikan terhadap kegiatan ekspor, meskipun AS memberlakukan kebijakan tarif impor yang tinggi ke Indonesia sejak awal April lalu.

“Hal ini disebabkan sebagian besar produk SMSM mampu bersaing dalam hal kualitas dan efisiensi, serta berkat kerjasama jangka panjang yang telah terjalin dengan mitra distribusi di pasar AS,” jelas Ang Andri Pribadi.

Secara terpisah, Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo, menyatakan bahwa dampak dari kesepakatan dagang AS-China cukup signifikan selama tarif impor terhadap Indonesia belum diturunkan. Artinya, produk-produk Indonesia harus bersaing dari segi harga dengan produk China setelah penyesuaian tarif.

Sektor-sektor yang berpotensi bersaing langsung dengan produk dari China meliputi furnitur, suku cadang otomotif, komponen mesin, serta garmen dan tekstil.

“Jika belum ada kesepakatan baru antara Indonesia dan AS, maka produk ekspor Indonesia harus bersaing dengan produk China yang sudah mendapatkan keuntungan dari tarif yang lebih rendah,” tambahnya pada hari Rabu (14/5).

Emiten Grup Sinarmas INKP dan TKIM Catat Peningkatan Laba pada 2024, Simak Rekomendasinya

AS mengenakan tarif impor sebesar 32% untuk produk-produk asal Indonesia, yang sementara didiskon menjadi 10% selama tiga bulan. Namun, AS tetap memberlakukan tarif proteksionis untuk produk tekstil dan garmen asal Indonesia, berkisar antara 10% hingga 37%. Dengan demikian, produk dari Indonesia berpotensi dikenakan tarif impor oleh AS sekitar 20%—47%.

Baca Juga :  LMAN Sudah Salurkan Dana Rp 3,53 Triliun untuk Pembebasan Lahan IKN

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengakui bahwa masih sulit untuk menilai dampak kesepakatan dagang AS-China terhadap perusahaan eksportir asal Indonesia. Pasalnya, kondisi pasar di masa mendatang masih dipenuhi ketidakpastian, terutama karena kesepakatan dagang ini bersifat sementara dan segala sesuatu masih bisa berubah.

“Kesepakatan dagang ini juga bersifat eksklusif antara AS dan China, dan tidak berkaitan dengan Indonesia,” ungkapnya pada hari Rabu (14/5).

Rekomendasi Saham

Praska menyarankan bahwa salah satu strategi yang dapat diambil oleh perusahaan eksportir adalah memperkuat diversifikasi pasar ekspor ke wilayah selain AS. Ia mencontohkan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang saat ini bekerja sama dengan China untuk melakukan penetrasi produk furnitur ke pasar Eropa.

Selain itu, efisiensi operasional perusahaan untuk menekan biaya produksi juga menjadi langkah penting bagi perusahaan untuk menurunkan harga jual produk yang diekspor ke luar negeri.

Di antara sejumlah perusahaan yang berorientasi ekspor ke AS, Praska merekomendasikan pembelian saham WOOD dengan target harga Rp 400 per saham. Ia juga merekomendasikan pembelian saham PT Pabrik Kertas Tiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), masing-masing dengan target harga di level Rp 6.450 per saham dan Rp 6.500 per saham.

Berita Terkait

Asing Obrak-abrik Portofolio: Daftar Saham yang Diobral Saat IHSG Naik!
Monopsoni: Panduan Lengkap Pengertian, Ciri, Faktor, Keuntungan, dan Contohnya
Samsung Gelontorkan Rp27,8 Triliun, Akuisisi FläktGroup Perkuat Posisi Pasar
Keluarga Widjaja Tingkatkan Tawaran Akuisisi Sinarmas Land Setelah Dikritik Pemegang Saham
Kadin Rancang SOP Proyek Cilegon: Respons Permintaan Pengusaha
Daftar Saham MSCI Menyusut: Dampak ke Dana Asing di BEI
Rupiah Menguat Signifikan: Peluang Investasi Setelah Sentuh Rp 16.561 per Dolar AS
Harga Minyak Diprediksi Naik Tipis: Analisis dan Sentimen Pasar Terbaru

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 02:23 WIB

Asing Obrak-abrik Portofolio: Daftar Saham yang Diobral Saat IHSG Naik!

Kamis, 15 Mei 2025 - 01:16 WIB

Monopsoni: Panduan Lengkap Pengertian, Ciri, Faktor, Keuntungan, dan Contohnya

Kamis, 15 Mei 2025 - 00:31 WIB

Samsung Gelontorkan Rp27,8 Triliun, Akuisisi FläktGroup Perkuat Posisi Pasar

Kamis, 15 Mei 2025 - 00:11 WIB

Keluarga Widjaja Tingkatkan Tawaran Akuisisi Sinarmas Land Setelah Dikritik Pemegang Saham

Rabu, 14 Mei 2025 - 22:47 WIB

Kadin Rancang SOP Proyek Cilegon: Respons Permintaan Pengusaha

Berita Terbaru

entertainment

Syahrini Blokir Netizen: Komentar Pedas Pemicu Aksi di Instagram

Kamis, 15 Mei 2025 - 03:31 WIB

sports

Alwi Farhan Menangi Duel Sengit di Thailand Open 2025!

Kamis, 15 Mei 2025 - 03:23 WIB

sports

Jorge Martin Hengkang? Ini 4 Tim MotoGP Potensial Baginya!

Kamis, 15 Mei 2025 - 03:15 WIB

entertainment

Tom Cruise Ungkap Keinginan Bintangi Film Musikal Impiannya

Kamis, 15 Mei 2025 - 02:55 WIB

politics

Airlangga Beberkan Isi Pertemuan Prabowo dan Sultan Brunei

Kamis, 15 Mei 2025 - 02:47 WIB