Robert Prevost Jadi Paus, Keluarga Campur Aduk Antara Bangga dan Sedih

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 10 Mei 2025 - 12:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Dunia dikejutkan dengan terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai pengganti Paus Fransiskus dalam konklaf yang berlangsung pada Kamis, 8 Mei 2025.

Kini, Kardinal Prevost dikenal dengan nama Paus Leo XIV, sebuah penegasan identitas spiritual yang baru.

Pemilihan nama Leo ini diilhami oleh dua tokoh monumental dalam sejarah Gereja Katolik: Paus Leo I dan Paus Leo XIII, simbol kebijaksanaan dan kepemimpinan.

Paus Leo XIV lahir di Chicago, Amerika Serikat, pada tanggal 14 September 1955.

Ia merupakan putra dari Louis Marius Prevost, seorang pendidik yang berdedikasi, dan Mildred Martinez, seorang pustakawan yang mencintai ilmu pengetahuan.

Paus Leo XIV juga memiliki dua saudara laki-laki, John Joseph Prevost dan Louis Martin Prevost, yang turut mewarnai perjalanan hidupnya.

Lantas, bagaimana reaksi keluarga Paus Leo XIV terhadap penobatan anggota keluarga mereka sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat?

Bangga Sekaligus Terharu

Dua saudara kandung Paus Leo XIV beserta istri dari salah satunya menyampaikan ungkapan hati mereka atas terpilihnya Robert Prevost sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.

Menurut laporan dari USA Today, Jumat, 9 Mei 2025, Deborah Prevost, istri dari Louis, mengungkapkan keterkejutan yang mendalam atas berita menggembirakan tersebut.

Namun, di balik kebahagiaan itu, terselip rasa haru karena menyadari bahwa kesempatan untuk berkumpul dan berbagi waktu dengan Robert akan semakin terbatas.

Baca Juga :  Terungkap: Alasan Jokowi Bungkam Soal Tuduhan Ijazah Palsu

Louis Prevost pun mengamini pernyataan istrinya.

“Saya langsung terkejut dan berseru, ‘Itu Rob, ya Tuhan!’ Saya langsung bergegas bangun, berpakaian, dan diliputi kegembiraan,” kenang Louis.

Dia menambahkan bahwa meski sering bercanda tentang kemungkinan Robert menjadi Paus sejak kecil, kenyataan ini tetap terasa luar biasa.

“Kami selalu tahu ada sesuatu yang istimewa pada dirinya, dan kami sering menggodanya tentang kemungkinan menjadi Paus saat ia baru berusia 6 tahun,” jelasnya.

Sementara itu, John Prevost, saudara kandung Robert lainnya, mengungkapkan bahwa mereka sempat bermain Wordle dan Words with Friends sesaat sebelum konklaf dimulai.

Menurut John, kegiatan tersebut menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari hiruk pikuk dunia dan mempersiapkan diri menghadapi momen penting.

John juga sempat bertanya kepada Robert apakah dia sudah siap menghadapi konklaf dan bahkan sempat menonton film berjudul Conclave.

Sambil tertawa kecil, John mengakui bahwa ia “kehabisan kata-kata” untuk menggambarkan rasa bangganya terhadap adiknya.

“Ini adalah sumber kebanggaan yang tak terhingga, tetapi juga tanggung jawab yang sangat besar, menjadi Paus Amerika pertama dari Chicago, dan seorang anggota keluarga. Ini sungguh mendebarkan,” tutur John, seperti dikutip dari Fox News, Jumat, 9 Mei 2025.

Baca Juga :  Terungkap: Alasan Paus Robert Francis Prevost Memilih Nama Leo XIV

Ia juga mengungkapkan bahwa keluarganya sebenarnya sudah memiliki semacam firasat tentang terpilihnya Robert sebagai pengganti Paus Fransiskus.

Pasalnya, tetangga mereka di masa kecil seringkali meramalkan bahwa Prevost yang lebih muda akan menjadi “Paus Amerika pertama.”

“Lucunya adalah, ketika ia masih di TK atau kelas satu SD, ada beberapa ibu-ibu tetangga di seberang dan di ujung jalan,” kata John.

“Mereka berdua sering mengatakan bahwa ia akan menjadi Paus Amerika pertama, bahkan di usia semuda itu,” lanjutnya.

John juga menyoroti bahwa Robert memiliki tekad yang kuat untuk membantu kaum miskin dan mereka yang terpinggirkan, terutama karena sering menghabiskan waktu di Peru bersama kelompok-kelompok yang berjuang untuk keadilan.

“Jadi, saya pikir dia sangat menyadari kebutuhan tersebut dan saya yakin dia akan berusaha untuk mewujudkannya. Gereja harus bersifat universal dan membantu semua orang, tetapi beberapa orang membutuhkan bantuan yang lebih besar,” jelas John.

“Saya tidak tahu apa yang bisa dia lakukan secara konkret, tetapi saya rasa isu imigran adalah perhatian besar baginya. Dia merasa negara ini sedang menuju ke arah yang kurang tepat,” pungkasnya.

Berita Terkait

Maarif Institute: Militerisasi Pendidikan Ancam Masa Depan Bangsa
Ketua KWI Buka Suara Soal Kontroversi Paus Leo XIV
KWI: Harapan Kunjungan Paus Leo XIV ke Indonesia Terus Menguat
Pakistan Balas Serangan India: 400 Drone Dikerahkan, Eskalasi Perang Meningkat
Operasi Bunyan Un Marsoos: Balasan Pakistan ke India, Apa Dampaknya?
Lisa Mariana: Tuntut Sidang Terbuka dan Hak Anak dari Ridwan Kamil
Ketua KPK Tegaskan: Tidak Ada Intervensi Dalam Kasus CSR BI!
Rahasia Asap Konklaf: Sains Warna Putih dan Hitam Paus

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:47 WIB

Maarif Institute: Militerisasi Pendidikan Ancam Masa Depan Bangsa

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:15 WIB

Ketua KWI Buka Suara Soal Kontroversi Paus Leo XIV

Sabtu, 10 Mei 2025 - 18:23 WIB

KWI: Harapan Kunjungan Paus Leo XIV ke Indonesia Terus Menguat

Sabtu, 10 Mei 2025 - 18:07 WIB

Pakistan Balas Serangan India: 400 Drone Dikerahkan, Eskalasi Perang Meningkat

Sabtu, 10 Mei 2025 - 17:15 WIB

Operasi Bunyan Un Marsoos: Balasan Pakistan ke India, Apa Dampaknya?

Berita Terbaru

Family And Relationships

Hak Asuh Anak Baim Wong dan Paula: Jadwal Terbaru Pasca Perceraian

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:28 WIB

technology

Duel Sengit: Pilih Mana, Samsung A06 5G atau POCO M7 Pro 5G?

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:23 WIB

politics

Ketua KWI Buka Suara Soal Kontroversi Paus Leo XIV

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:15 WIB