Ragamutama.com – Dalam arena investasi saham, pergerakan harga yang naik turun adalah kejadian yang lazim dan tak terhindarkan.
Guna menjaga stabilitas pasar dan mencegah pergerakan harga yang tidak terkendali, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sebuah mekanisme penting yang dikenal sebagai auto rejection. Salah satu wujudnya adalah Auto Rejection Atas (ARA).
Auto rejection merupakan sistem pengamanan yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan membatasi lonjakan maupun penurunan harga saham yang terlalu drastis dalam satu hari perdagangan.
Sistem ini bekerja secara otomatis dengan menolak order jual atau beli yang melampaui batas perubahan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, transaksi tersebut tidak dapat dieksekusi.
Apa itu ARA?
Merujuk pada informasi dari situs resmi Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Auto Rejection Atas, atau yang lebih dikenal dengan ARA, adalah sebuah mekanisme di mana sistem perdagangan BEI secara otomatis akan menolak order pembelian apabila harga saham telah menyentuh batas kenaikan maksimum yang ditetapkan untuk hari tersebut.
Tujuan utama ARA adalah untuk mencegah kenaikan harga yang terlalu cepat dan signifikan dalam waktu singkat, yang seringkali dipicu oleh spekulasi berlebihan atau penyebaran informasi yang kurang akurat.
Sebagai ilustrasi, jika suatu saham, misalnya saham A, ditutup pada harga Rp 1.000 pada hari sebelumnya, dan batas ARA ditetapkan sebesar 25 persen, maka kenaikan harga saham tersebut pada hari berikutnya hanya diperbolehkan mencapai Rp 1.250.
Apabila terdapat order pembelian yang diajukan dengan harga di atas Rp 1.250, sistem akan secara otomatis menolaknya.
Manfaat ARA
ARA memiliki fungsi vital dalam mengendalikan pergerakan saham agar tidak terlalu ekstrem, serta membatasi kenaikan harga agar tidak melampaui batas yang wajar.
Selain itu, ARA membantu menjaga harga saham agar tetap berada dalam koridor yang rasional, sehingga mencegah terjadinya lonjakan harga yang tidak terkendali akibat aktivitas spekulatif.
Penerapan kebijakan auto rejection ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi kepentingan investor jangka panjang, tetapi juga memberikan perlindungan bagi para spekulan yang aktif melakukan transaksi harian dengan tujuan memperoleh keuntungan cepat.
Dengan diterapkannya mekanisme auto rejection, diharapkan semua pihak yang terlibat dalam perdagangan saham dapat bertransaksi dengan rasa aman dan percaya diri.
Sebagai informasi tambahan, mekanisme Auto Rejection di BEI juga mencakup Auto Rejection Bawah (ARB). Berbeda dengan ARA yang membatasi kenaikan harga, ARB terjadi ketika harga saham mengalami penurunan yang signifikan hingga mencapai batas minimum yang telah ditetapkan.
Dengan pemahaman yang baik tentang mekanisme seperti ARA dan ARB, investor dapat lebih siap dalam menghadapi dinamika pasar saham yang fluktuatif, serta dapat menyusun strategi investasi yang lebih bijaksana sesuai dengan profil risiko masing-masing.