AI Gemini Google: Edit Foto Lebih Mudah di Web & Aplikasi!

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 8 Mei 2025 - 07:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Kabar gembira bagi pengguna setia! Chatbot AI Gemini besutan Google kini hadir dengan kemampuan mutakhir: mengedit dan memodifikasi gambar, baik hasil generatif AI maupun foto pribadi, langsung di dalam aplikasi dan platform web Gemini.

Inovasi ini hadir seiring peluncuran resmi fitur pengeditan gambar bawaan (native image editing) di Gemini oleh Google, sebuah langkah signifikan dalam evolusi teknologi AI.

Dalam pengumuman resmi di blog mereka, Google menyatakan bahwa peluncuran fitur native image editing di Gemini akan dilakukan secara bertahap, dimulai hari ini, dan diharapkan akan tersedia dalam lebih dari 45 bahasa di berbagai negara dalam beberapa minggu mendatang.

Tim KompasTekno melakukan pengujian dan mendapati bahwa pada hari Kamis, 8 April 2025, fitur native image editing sudah dapat dinikmati oleh pengguna Gemini di Indonesia, baik melalui aplikasi seluler maupun versi web Gemini.

Keunggulan fitur native image editing terletak pada kemampuannya untuk memberikan keleluasaan kepada pengguna dalam mengganti latar belakang gambar, menambahkan atau memodifikasi objek, bahkan menyisipkan elemen-elemen baru yang kreatif ke dalam gambar.

Sebagai contoh, pengguna dapat mengunggah foto diri mereka dan meminta Gemini untuk memvisualisasikan penampilan mereka dengan warna rambut yang berbeda. Atau, mereka dapat meminta AI Gemini untuk menambahkan sentuhan lucu, seperti memasangkan topi unik pada foto hewan peliharaan kesayangan (seperti yang terlihat pada gambar di atas).

Proses pengeditan langsung di Gemini dirancang secara bertahap, memungkinkan pengguna untuk menumpuk berbagai perubahan tanpa perlu memulai dari awal jika ingin memodifikasi hasil editan sebelumnya. Ini memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar atas hasil akhir.

Didukung model Gemini 2.0 Flash

Fitur native image editing ini didukung oleh kekuatan Gemini 2.0 Flash, model AI multimodal terbaru dari Google yang dirancang khusus untuk memahami konteks visual dan teks secara mendalam, sehingga menghasilkan editan yang lebih natural dan relevan.

Baca Juga :  Oppo Reno13 Hadir dengan Teknologi AI Canggih, Menyempurnakan Pengalaman Smartphone

Google pertama kali memperkenalkan model bahasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terbarunya, Gemini 2.0 Flash, pada Desember 2024. Kemudian, model AI canggih ini secara resmi dirilis untuk khalayak luas pada Februari 2025.

Model AI Gemini 2.0 Flash merupakan penerus dari Gemini 1.5 Flash yang diperkenalkan pada bulan Mei sebelumnya. Sebagai generasi penerus, Gemini 2.0 Flash hadir dengan serangkaian peningkatan kemampuan. Gemini 2.0 Flash mengintegrasikan input multimodal, penalaran yang disempurnakan, dan pemahaman bahasa alami untuk menghasilkan gambar yang lebih berkualitas.

Dengan kombinasi pemahaman bahasa alami yang mendalam, kemampuan penalaran tingkat lanjut, dan kapabilitas visual yang realistis, Gemini diklaim mampu menjaga konsistensi tekstur, pencahayaan, dan perspektif saat melakukan berbagai modifikasi dalam satu gambar.

Model ini juga unggul dalam mempertahankan konsistensi elemen visual, memahami konteks dunia nyata (seperti saat menggambarkan resep makanan), serta mampu merender teks dalam gambar dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan model-model lain.

Hal ini menjadikan Gemini ideal untuk menciptakan konten visual yang menarik, seperti poster, undangan, atau unggahan media sosial yang memukau.

Google meyakini bahwa fitur ini akan memberikan manfaat bagi berbagai kalangan. Misalnya, guru dapat membuat storyboard ilustratif dengan cepat, desainer dapat menyusun portofolio produk yang menawan, dan arsitek dapat memvisualisasikan revisi desain bangunan secara real-time selama rapat.

Untuk memastikan keamanan dan penggunaan yang etis, setiap gambar hasil editan AI akan ditandai dengan dua watermark, yaitu satu yang terlihat dan satu lagi yang tidak kasat mata menggunakan teknologi SynthID. Informasi ini dihimpun oleh KompasTekno dari TechCrunch pada hari Rabu, 7 Mei 2025.

Sempat picu kontroversi

Sebelum diluncurkan secara luas, kemampuan native image editing yang didukung oleh Gemini 2.0 Flash versi eksperimental telah diuji coba melalui platform pengembang (developer) aplikasi Google, AI Studio.

Pada saat itu, sejumlah pengguna internet menemukan bahwa model AI tersebut memiliki kemampuan untuk menghapus tanda air (watermark) dari gambar-gambar yang dilindungi hak cipta, seperti yang dimiliki oleh perusahaan media stok terkemuka, Getty Images dan ShutterStock.

Baca Juga :  Google NotebookLM Kini Mendukung Bahasa Indonesia & Jawa!

Kasus penggunaan Gemini 2.0 Flash versi eksperimental untuk menghapus watermark ini memicu kontroversi karena berpotensi melanggar hak cipta.

Tanda air (watermark) digunakan oleh perusahaan media stok, fotografer, desainer, ilustrator, dan kreator lainnya untuk melindungi karya mereka dari penggunaan tanpa izin dan praktik pencurian konten.

Sebagaimana dilaporkan oleh TechCrunch, penghapusan tanda air tanpa persetujuan dari pemilik asli dianggap sebagai tindakan ilegal menurut hukum hak cipta yang berlaku di Amerika Serikat.

Dengan adanya skenario penggunaan ini, pemegang hak cipta berpotensi mempermasalahkan kurangnya batasan penggunaan Gemini 2.0 Flash versi “eksperimental” tersebut.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan model AI generator gambar lainnya, termasuk Claude 3.7 Sonnet milik Anthropic dan GPT-4o milik OpenAI, keduanya secara tegas menolak untuk menghapus tanda air dari gambar. Bahkan, Claude menolak dengan alasan bahwa penghapusan tanda air dari gambar adalah tindakan “tidak etis dan berpotensi ilegal”.

Google pun memberikan tanggapan terkait penggunaan Gemini 2.0 Flash versi eksperimental untuk menghapus watermark. Seorang juru bicara Google menyatakan bahwa penggunaan AI generatif Google untuk melanggar hak cipta merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan Google Gemini.

Google tidak secara spesifik menyebutkan bagaimana mereka akan mengatasi kemampuan kontroversial ini. Namun, Google menekankan bahwa mereka akan terus mendengarkan masukan dari para pengembang, mengingat Gemini 2.0 Flash saat ini masih dalam tahap eksperimental.

“Penggunaan alat AI generatif Google untuk terlibat dalam pelanggaran hak cipta merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan kami. Seperti halnya semua rilis eksperimental, kami memantau dengan saksama dan mendengarkan masukan dari pengembang,” ujar juru bicara Google, pada bulan Maret lalu.

Berita Terkait

Google Sindir Pedas Apple, iPhone 17 Dirumorkan Jadi Target
Tren Pemesanan Hotel Online: Peluang dan Tantangan Industri Pariwisata
Duel Sengit HP 5G: Samsung A06 vs Redmi 13, Mana Terbaik?
Manfaat dan Cara Kerja Fitur True Tone di iPhone
Garuda Indonesia Hentikan 15 Pesawat: Analisis Biaya Perawatan dan Dampaknya
Panduan Lengkap: Simpan Pesan Suara WhatsApp di iPhone & Android!
Samsung Galaxy A: Nikmati Fitur AI Canggih Ala Flagship!
Panduan Lengkap: Maksimalkan Fitur AI Galaxy A56 & A36

Berita Terkait

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:55 WIB

Google Sindir Pedas Apple, iPhone 17 Dirumorkan Jadi Target

Kamis, 8 Mei 2025 - 17:39 WIB

Tren Pemesanan Hotel Online: Peluang dan Tantangan Industri Pariwisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 16:59 WIB

Duel Sengit HP 5G: Samsung A06 vs Redmi 13, Mana Terbaik?

Kamis, 8 Mei 2025 - 15:39 WIB

Manfaat dan Cara Kerja Fitur True Tone di iPhone

Kamis, 8 Mei 2025 - 12:11 WIB

Garuda Indonesia Hentikan 15 Pesawat: Analisis Biaya Perawatan dan Dampaknya

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Rusunawa Jagakarsa: Hunian Nyaman Terjangkau, Sewa Mulai 865 Ribu!

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:19 WIB

technology

Google Sindir Pedas Apple, iPhone 17 Dirumorkan Jadi Target

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:55 WIB

travel

Liburan Hemat: 5 Destinasi Wisata Gresik Mudah Dijangkau

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:51 WIB