Prabowo Ungkap Alasan Soeharto Menolak Kekuasaan Lewat Kekerasan

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 6 Mei 2025 - 22:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai peran mantan Presiden Soeharto dalam sejarah bangsa. Menurut Prabowo, Soeharto tidak memiliki ambisi untuk mempertahankan kekuasaannya melalui kekuatan militer. Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa Soeharto menduduki kursi kepresidenan karena adanya kekosongan kepemimpinan pada saat itu.

“Pak Harto tidak berkeinginan untuk berkuasa dengan menggunakan kekuatan senjata. Beliau muncul ke permukaan karena adanya vakum kekuasaan yang disebabkan oleh krisis,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara halalbihalal Persatuan Purnawirawan TNI AD yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, pada hari Selasa, 6 Mei 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga mengingatkan pentingnya menjaga objektivitas dalam memandang sejarah.

“Kita tidak boleh memanipulasi sejarah. Jika suatu peristiwa benar, katakanlah itu benar. Jika salah, akui saja itu salah,” tegasnya.

Prabowo menekankan bahwa setiap pemimpin memiliki jasa dan kontribusi masing-masing. Ia menambahkan bahwa semua mantan presiden telah memberikan landasan penting bagi pembangunan bangsa. Proses pembangunan, menurut Prabowo, adalah sebuah perjalanan panjang yang tidak mungkin diselesaikan dalam waktu singkat.

Baca Juga :  Zulhas Pimpin Satgas Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih Nasional

“Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang berhasil dibangun hanya dalam kurun waktu 10 tahun,” kata Menteri Pertahanan ini, memberikan perspektif tentang kompleksitas pembangunan nasional.

Pada acara yang sama, Prabowo juga menyinggung mengenai tuduhan yang kerap dialamatkan kepada TNI, yaitu keinginan untuk menjadi diktator. Ia membantah tuduhan tersebut, dan justru mengklaim bahwa TNI adalah pihak yang berperan penting dalam menyukseskan agenda reformasi.

“TNI seringkali dituduh memiliki keinginan untuk menjadi diktator,” ungkap Prabowo.

Mantan komandan jenderal Kopassus ini menyatakan ketidaksetujuannya atas tuduhan bahwa TNI ingin menjadi diktator dalam memimpin negara. Menurutnya, dalam catatan sejarah dunia, jarang sekali terjadi tentara yang bersedia mundur dari ranah politik. Namun, TNI justru mengambil langkah mundur dari gerakan reformasi. “Kami dengan sukarela mundur,” tegasnya.

Adapun Gerakan Reformasi 1998, yang seringkali disebut sebagai Gerakan Mahasiswa 1998, merupakan puncak dari serangkaian aksi demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya yang menuntut perubahan di Indonesia pada akhir era 1990-an. Gerakan ini berhasil mendesak Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden pada tanggal 21 Mei 1998, setelah memimpin selama 32 tahun.

Baca Juga :  100 Hari Prabowo-Gibran, Dosen Fisipol UGM Soroti Kepahlawanan Palsu dalam Penegakan Hukum Korupsi

Dua faktor utama yang memicu terjadinya reformasi adalah praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang merajalela, serta Dwi Fungsi ABRI, yaitu peran ganda TNI dalam pemerintahan. Reformasi didorong oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, masyarakat sipil, buruh, dan tokoh-tokoh pro demokrasi.

Pada bulan Mei 1998, Soeharto, yang telah memegang tampuk kekuasaan selama 32 tahun, akhirnya mengundurkan diri. Gelombang demonstrasi mahasiswa yang menolak pidato pertanggungjawaban Soeharto di Gedung DPR/MPR menjadi katalis utama. Kendati demikian, pada tanggal 11 Maret 1998, Soeharto dan BJ Habibie tetap dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian, pada tanggal 14 Maret 1998, mereka membentuk “Kabinet Pembangunan VII.”

Pilihan Editor: Prabowo: TNI Selalu Dituduh Ingin Menjadi Diktator

Berita Terkait

Ayatollah Khamenei Serukan Perang, Iran Siap Hadapi Konflik?
Prabowo Bertemu Putin di Moskow, Bahas Apa? Intip Detailnya!
SPIEF vs G7: Alasan Prabowo Pilih Rusia, Bukan Negara Barat
Prabowo Bertemu Putin, Bahas Apa? Ini yang Perlu Kamu Tahu
Rusia, Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama Migas Strategis!
Putin Tawarkan Bantuan Nuklir, Indonesia Pertimbangkan?
Prabowo Bertemu Putin, Bahas Apa di Saint Petersburg?
Trump Pertimbangkan Serang Iran, Keputusan 2 Minggu!

Berita Terkait

Sabtu, 21 Juni 2025 - 14:52 WIB

Ayatollah Khamenei Serukan Perang, Iran Siap Hadapi Konflik?

Sabtu, 21 Juni 2025 - 13:03 WIB

Prabowo Bertemu Putin di Moskow, Bahas Apa? Intip Detailnya!

Sabtu, 21 Juni 2025 - 08:58 WIB

SPIEF vs G7: Alasan Prabowo Pilih Rusia, Bukan Negara Barat

Jumat, 20 Juni 2025 - 23:03 WIB

Prabowo Bertemu Putin, Bahas Apa? Ini yang Perlu Kamu Tahu

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:32 WIB

Rusia, Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama Migas Strategis!

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Polri Siaga: Kawal Ketat Kepulangan Haji 2025, Semua Kloter Aman!

Sabtu, 21 Jun 2025 - 15:57 WIB

technology

Restart vs Reboot: Kapan Pakai yang Tepat di Perangkatmu?

Sabtu, 21 Jun 2025 - 15:43 WIB

entertainment

Tora Sudiro Kakek! Anak Perempuan Mima Lahirkan Cucu Pertama

Sabtu, 21 Jun 2025 - 15:08 WIB