Menaker Beberkan Penyebab PHK Massal: 24 Ribu Pekerja Terdampak April 2025

Avatar photo

- Penulis

Senin, 5 Mei 2025 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan bahwa jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari hingga Rabu, 23 April 2025, mencapai angka 24.036 orang. Beliau menjelaskan bahwa dari 25 faktor yang dianalisis oleh Kementerian Ketenagakerjaan, terdapat tujuh alasan utama yang menjadi penyebab terjadinya PHK.

“Dari keseluruhan 25 penyebab terjadinya PHK, tampaknya tujuh faktor inilah yang paling mendominasi. Pertama, perusahaan mengalami kerugian atau bahkan terpaksa menutup operasionalnya, yang disebabkan oleh penurunan permintaan di pasar domestik maupun internasional,” ujar Yassierli saat menghadiri rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, pada hari Senin, 5 Mei 2025.

Kedua, lanjutnya, perusahaan melakukan relokasi dengan maksud untuk mencari wilayah dengan tingkat upah minimum pekerja/buruh yang lebih kompetitif. Ketiga, menurut penjelasannya, terdapat kasus-kasus yang berkaitan dengan perselisihan hubungan industrial.

“Namun, kasus ini biasanya tidak terjadi secara massal, melainkan hanya melibatkan satu perusahaan. Kemudian (keempat), tindakan pembalasan dari pengusaha sebagai akibat dari aksi mogok kerja. Jadi, ini juga masih berkaitan dengan hubungan industrial,” jelas Yassierli.

Baca Juga :  Selain Kilang Cilacap, Berikut Daftar Lokasi Kilang Minyak di Daerah Lain dan Kapasitasnya

Selain itu, penyebab PHK yang kelima adalah upaya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan guna mencegah kerugian lebih lanjut agar dapat terus bertahan. Keenam, sambungnya, perusahaan menerapkan kebijakan untuk melakukan transformasi, seperti beralih ke sektor bisnis yang lain.

“Kemudian, penyebab terakhir adalah kebangkrutan, yang disebabkan oleh beban terkait dengan kewajiban kepada kreditur dan pihak-pihak terkait lainnya. Jadi, penyebab PHK itu sangat beragam, dan ketika ditanyakan mengenai mitigasinya, tentu saja kita perlu meninjau setiap case by case,” tutur Guru Besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.

Selain memaparkan data mengenai jumlah pekerja/buruh yang terdampak PHK hingga tanggal 23 April 2025, Yassierli juga menyampaikan data provinsi dengan jumlah PHK tertinggi, yaitu Jawa Tengah dengan 10.692 orang, Jakarta sebanyak 4.649 orang, dan Riau sebanyak 3.546 orang. Sementara itu, sektor usaha yang paling banyak melakukan PHK adalah industri pengolahan dengan 16.801 orang, perdagangan besar dan eceran sebanyak 3.622 orang, serta aktivitas jasa lainnya sebanyak 2.012 orang.

Ia juga merinci data jumlah pekerja/buruh yang terkena PHK secara nasional pada periode 2016 hingga 2024. Pada periode 2016 hingga 2019, angka PHK terus mengalami penurunan secara tahunan (year-on-year), yaitu 33.609 orang pada tahun 2016, 32.246 orang pada tahun 2017, 27.687 orang pada tahun 2018, dan menjadi 18.911 orang pada tahun 2019.

Baca Juga :  Telkom Dapat Izin Buyback Saham Rp3 Triliun: Rencana 2025

Namun, pada saat pandemi Covid-19, aktivitas PHK meningkat secara signifikan hingga mencapai 386.877 orang pada tahun 2020, dan kembali menurun menjadi 127.085 orang pada tahun 2021 serta 25.114 orang pada tahun 2022. Pada tahun 2023, PHK kembali mengalami peningkatan tajam menjadi 64.855 orang, dan 77.565 orang pada tahun 2024.

“Saat ini (per 23 April 2025), data yang sudah tercatat menunjukkan angka sekitar 24 ribu. Jadi, sudah mencapai sepertiga dari total tahun 2024. Apabila ada yang bertanya, apakah PHK saat ini dibandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan, jawabannya adalah ya, memang meningkat,” tegas Yassierli.

Pilihan Editor: Masa Paceklik Industri Media. Mengapa dan Sampai Kapan?

Berita Terkait

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!
BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!

Berita Terkait

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 02:22 WIB

Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:38 WIB

Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:14 WIB

PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!

Berita Terbaru

entertainment

Royalti Musik Membayangi, PO Bus SAN Hentikan Putar Lagu!

Selasa, 19 Agu 2025 - 01:06 WIB

Uncategorized

Timnas U-17 Gigit Jari! Mali Juara Piala Kemerdekaan 2024

Senin, 18 Agu 2025 - 23:21 WIB

politics

HUT RI ke-80 di Belanda Meriah: Ada Patrick Kluivert!

Senin, 18 Agu 2025 - 22:45 WIB