Ragamutama.com JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 tumbuh sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja ekonomi nasional pada periode Januari hingga Maret tahun ini terutama didukung oleh aktivitas ekonomi di dalam negeri.
Menanggapi data tersebut, Fakhrul Fulvian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa pasar modal telah memperhitungkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di bawah angka 5%. Indikasi ini terlihat dari penurunan indeks saham yang terjadi sepanjang bulan April.
“Pasar sudah priced-in atau memperhitungkan pertumbuhan ekonomi yang berada di bawah 5% pada bulan April lalu,” jelas Fakhrul kepada Kontan, Senin (5/5).
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Melambat Hanya 4,87%
Lebih lanjut, Fakhrul menjelaskan bahwa fokus para pelaku pasar kini akan tertuju pada prospek pemulihan ekonomi di kuartal kedua dan seterusnya. Menurutnya, realisasi belanja pemerintah akan menjadi faktor penentu dan sangat dinantikan untuk mendorong pemulihan tersebut.
“Kunci utamanya terletak pada recovery atau pemulihan belanja negara. Kami berpandangan bahwa IHSG saat ini sedang berada dalam fase recovery. Komunikasi yang efektif dan eksekusi yang tepat dari pemerintah menjadi krusial,” kata Fakhrul.
IHSG Menguat ke 6.851,5 di Sesi Pertama, MBMA, INKP, KLBF Jadi Top Gainers LQ45
Dengan adanya ekspektasi pemulihan ekonomi yang mulai terbentuk, Fakhrul memprediksi bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) memiliki potensi untuk naik hingga mencapai level 7.500 pada akhir tahun ini.
Sebagai informasi tambahan, hingga pukul 13.16 WIB pada hari Senin (5/5), performa IHSG berada di level 6.851, yang mencerminkan kenaikan sebesar 0,53% dalam satu hari. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, indeks ini masih mengalami penurunan sebesar 3,6%, dan secara *year-to-date* (tahun berjalan) terkoreksi sebesar 3,23%.