Ragamutama.com – Dr. Iwan Wahyu Utomo, AIFO.K, mengingatkan bahaya olahraga lari tanpa persiapan matang. Kegiatan ini berpotensi memicu gangguan jantung serius, bahkan henti jantung.
Kasus kematian mendadak saat berolahraga, menurutnya, masih sering terjadi. Hal ini terutama menimpa mereka yang tak menyadari penyakit jantung tersembunyi yang mereka miliki.
“Banyak kasus henti jantung terjadi saat olahraga karena penyakit jantung yang tak terdeteksi. Terlebih jika dilakukan intens tanpa persiapan,” jelas Iwan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/3/2025).
Pentingnya pemeriksaan jantung sebelum berlari
Pemeriksaan jantung sangat krusial, bahkan bagi usia muda yang merasa sehat.
Deteksi dini mampu mencegah risiko kematian mendadak akibat penyakit jantung tanpa gejala.
“Usia 23 tahun bukan jaminan bebas penyakit jantung. Ada kelainan jantung bawaan atau gangguan irama jantung yang seringkali tanpa gejala dan muncul tiba-tiba saat berolahraga,” tutur dr. Iwan.
Ia menyarankan beberapa pemeriksaan sebelum memulai program lari rutin:
- Medical check-up menyeluruh, untuk menilai kesehatan tubuh secara umum
- Pemeriksaan EKG (elektrokardiogram), mendeteksi irama jantung abnormal
- Tes treadmill, untuk melihat respons jantung terhadap aktivitas fisik
- Echocardiography, jika diperlukan, untuk memeriksa struktur jantung
Selain pemeriksaan medis, Iwan menekankan pentingnya teknik latihan yang tepat.
Pemanasan 10-15 menit sangat disarankan sebelum berlari. Pemanasan tak hanya meningkatkan suhu tubuh, tetapi juga membantu otot dan jantung beradaptasi bertahap.
“Jantung perlu diberi beban perlahan. Saat berlari, ia sudah siap bekerja lebih keras,” terangnya.
Pemula sebaiknya memulai dengan intensitas rendah, lalu secara bertahap meningkatkan beban sesuai kemampuan. Ini mencegah cedera dan kelelahan berlebihan.
Pendinginan (cooling down) tak boleh diabaikan. Menurut Iwan, cooling down membantu menurunkan detak jantung perlahan dan mengembalikan tubuh ke kondisi normal.
Tahap ini juga penting untuk mencegah pusing dan gangguan irama jantung pasca olahraga.
Kenali tanda awal gangguan jantung saat lari
Tubuh biasanya menunjukkan gejala awal masalah jantung. Mengabaikannya meningkatkan risiko henti jantung saat berolahraga.
Iwan menyebutkan beberapa sinyal yang perlu diwaspadai:
- Nyeri dada, terutama saat beraktivitas
- Detak jantung tidak beraturan atau berdebar-debar
- Pusing atau vertigo, seperti mau pingsan
- Sesak napas yang tidak wajar, bahkan pada intensitas ringan
- Rasa lelah atau lemas berlebihan, tanpa sebab jelas
Untuk pencegahan, pemanasan atau stretching sangat penting.
Selain mencegah cedera otot, pemanasan juga mempersiapkan jantung untuk bekerja lebih keras.
“Pemanasan melancarkan aliran darah, otot lebih efisien, dan jantung tak kaget saat berolahraga. Jaga tubuh, dengarkan sinyalnya, dan jangan dipaksakan,” tutup dr. Iwan.
Ia menambahkan, penting mendengarkan sinyal tubuh, terutama bagi pemula.
Pusing saat pemanasan, nyeri dada, atau kelelahan ekstrem harus menjadi alarm untuk menghentikan aktivitas dan periksa ke dokter.
Olahraga lari menyehatkan jika dilakukan dengan benar.
Namun, tanpa persiapan fisik dan pemeriksaan medis yang cukup, risiko gangguan jantung hingga henti jantung tak bisa diabaikan.
Deteksi dini, pemanasan cukup, latihan bertahap, dan pendinginan adalah langkah penting untuk keselamatan dan kesehatan saat berolahraga.