Pemudik Lebaran 2024 Lebih Sedikit: Efisiensi Anggaran Berhasil?

- Penulis

Kamis, 3 April 2025 - 13:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Jumlah pemudik Lebaran 2025 menurun drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Ki Darmaningtyas, peneliti Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran), mengamati fenomena ini di berbagai daerah tujuan mudik. Ia mencontohkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baik Kota Yogyakarta maupun Gunungkidul, yang hanya dipenuhi kendaraan pribadi, mayoritas berpelat AB, selama periode Lebaran dan arus mudik.

“Musim mudik 2025 terasa lengang. Berbagai testimoni perjalanan H-2 hingga H-1 melalui Tol Trans Jawa dari Jawa Timur menyebutkan kondisi lalu lintas sangat lancar, bahkan jalur menuju Jawa Timur pun tergolong sepi,” ungkap Darmaningtyas dalam catatannya, dikutip Kamis (3/4/2025).

1. Data penurunan angka pemudik

Data PT Jasa Marga (Pesero) dari Pintu Tol Ciawi 1, Cikampek Utama 1, Kalihurip Utama 1 (Jawa Barat), dan Cikupa, periode H-5 hingga H-1, menunjukkan penurunan arus mudik 2025 dibandingkan 2024.

Arus mudik 2024 tercatat 1.045.330 kendaraan, sedangkan 2025 hanya 1.004.348 kendaraan, penurunan 40.982 kendaraan. Namun, puncak arus mudik tetap terjadi pada H-3, meningkat dari 231.511 kendaraan (2024) menjadi 255.027 kendaraan (2025).

“Ini mengindikasikan kebijakan WFA (work from anywhere) tak berpengaruh signifikan. Peningkatan signifikan pada H-10 dan H-9, dari 93.568 unit (H-10 2024) menjadi 161.893 unit (H-10 2025) dan 116.579 unit (H-9 2024) menjadi 166.948 unit (H-9 2025), menunjukkan kemungkinan pengaruh libur yang lebih awal,” jelas Darmaningtyas.

Baca Juga :  Gapeka 2025 Berlaku Besok, 8 Kereta Api Tambah Frekuensi Perjalanan

Penurunan jumlah kendaraan juga terlihat di Pelabuhan Merak, Banten. Data PT ASDP (Pesero) periode H-10 (21/3/2025) hingga H (31/3/2025) mencatat 225.400 kendaraan roda empat pada arus mudik 2025, turun 0,1 persen dibanding 225.637 kendaraan pada periode sama tahun 2024.

Kendati demikian, jumlah penumpang justru naik 3 persen, dari 859.521 (2024) menjadi 885.828 (2025).

Hari Kedua Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Ramai Pemudik

Hari Kedua Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Ramai Pemudik

2. Penyebab penurunan jumlah pemudik tahun ini

Darmaningtyas memprediksi penurunan jumlah pemudik sejak sebelum Ramadan, terutama setelah pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran. Menurutnya, dampaknya luas dan memengaruhi minat mudik.

“ASN muda, dengan tanggungan cicilan rumah dan kendaraan, cenderung memilih tidak mudik karena selama tiga bulan terakhir tak mendapat tambahan penghasilan dari perjalanan dinas, kegiatan seremonial, atau konsultasi. Mereka memprioritaskan pembayaran cicilan,” terangnya.

Baca Juga :  Integrasi Moda Transportasi: Solusi Kemacetan di Bali,Tingkatkan Kenyamanan Warga dan Wisatawan

Bagi lansia, minat mudik dipengaruhi oleh pemberitaan cuaca ekstrem. Di sektor swasta, PHK dan sepinya pengunjung hotel serta tempat hiburan berdampak pada penurunan kesejahteraan karyawan, sehingga banyak yang urung mudik.

“Mereka lebih mengutamakan penghematan untuk keberlangsungan hidup sambil menunggu kepastian masa depan,” ujar Darmaningtyas.

3. Pelarangan operasional truk 16 hari berlebihan

Penurunan jumlah pemudik membuat Darmaningtyas menilai persiapan pemerintah berlebihan, berujung pada kebijakan yang tak sesuai dengan evaluasi mudik 2024 dan kondisi sosial ekonomi.

“Berdasarkan evaluasi arus mudik Lebaran 2024 dan kondisi ekonomi, persiapan tak perlu berlebihan karena jumlah pemudik pasti turun. Pelarangan truk sumbu tiga panjang (16 hari) pun tak diperlukan,” tegas Darmaningtyas.

“Pelarangan truk terlalu lama berdampak negatif pada perekonomian nasional dan hilangnya pendapatan pengusaha dan awak truk selama 16 hari, sehingga mereka pun tak bisa mudik,” tambahnya.

4,7 Juta Orang Naik Pesawat Selama Arus Mudik Lebaran 2025

4,7 Juta Orang Naik Pesawat Selama Arus Mudik Lebaran 2025

Berita Terkait

Geopark Kebumen Resmi Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark di Paris
Mulai Hari Ini: Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi Diperbaiki Total!
MTI Ungkap Akar Masalah Macet Priok: Perlu Penataan Ulang Kawasan
Satgas Perumahan Ungkap Jadwal Groundbreaking Proyek Investasi Rumah Qatar
SRRL Surabaya Raya: Operasi 2027 Siap Dimulai, Restu Kemenkeu Jadi Penentu
Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia
PLN Indonesia Power: Peluang Emas Pasokan Hidrogen Hijau Nasional
Desa Rengel Tuban Diusulkan Jadi Percontohan Koperasi Desa Merah Putih Nasional

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 10:59 WIB

Geopark Kebumen Resmi Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark di Paris

Senin, 21 April 2025 - 06:03 WIB

Mulai Hari Ini: Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi Diperbaiki Total!

Minggu, 20 April 2025 - 20:47 WIB

MTI Ungkap Akar Masalah Macet Priok: Perlu Penataan Ulang Kawasan

Minggu, 20 April 2025 - 15:43 WIB

Satgas Perumahan Ungkap Jadwal Groundbreaking Proyek Investasi Rumah Qatar

Minggu, 20 April 2025 - 08:15 WIB

SRRL Surabaya Raya: Operasi 2027 Siap Dimulai, Restu Kemenkeu Jadi Penentu

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Polisi Pukuli Jurnalis Tempo Saat Liput Demo Buruh Semarang: Kronologi Lengkap

Jumat, 2 Mei 2025 - 00:19 WIB

Food And Drink

Rekomendasi 4 Kuliner Murah Meriah & Lezat Dekat Malioboro

Jumat, 2 Mei 2025 - 00:16 WIB