CEO Telegram Pavel Durov Tinggalkan Prancis dan Tiba di Dubai

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 16 Maret 2025 - 19:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pavel Durov dalam sebuah wawancara dengan CNN pada tahun 2016 (dok. CNN)

Pavel Durov dalam sebuah wawancara dengan CNN pada tahun 2016 (dok. CNN)

RAGAMUTAMA.COM – Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, meninggalkan Prancis pada 15 Maret 2025 setelah mendapatkan persetujuan dari pengadilan Prancis. Kepergian Durov ini dipandang sebagai langkah untuk meringankan kewajibannya terkait penyelidikan terhadap kegiatan kriminal yang diduga terjadi di platform pesan Telegram.

Durov sebelumnya ditangkap di bandara dekat Paris pada Agustus tahun lalu dan dikenakan larangan meninggalkan Prancis. Namun, seorang hakim pengadilan Prancis memberikan izin bagi Durov untuk berangkat ke Dubai selama beberapa minggu.

Tahun lalu, jaksa Prancis menuduh Durov terlibat dalam mengelola platform online yang memungkinkan penerapan sejumlah kegiatan ilegal, termasuk perdagangan narkoba dan pencucian uang. Sebagai bagian dari penyelidikan, Durov diminta untuk membayar bailout sebesar $5,4 juta agar tetap berada di Prancis. Jika terbukti bersalah, Durov menghadapi kemungkinan hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda $550.000.

Baca Juga :  Implan Otak Ketiga Neuralink Elon Musk Berhasil Ditanam, Target Akan 30 pada 2025

Meski demikian, Kantor Kejaksaan Paris belum memberikan komentar lebih lanjut ketika dihubungi oleh Reuters mengenai perkembangan kasus ini.

Terkait dengan informasi ini, Toncoin, yang merupakan proyek yang memiliki hubungan dekat dengan Telegram, mengalami kenaikan signifikan sebesar 20%, dari $2,9 menjadi $3,6 per koin, sebagai reaksi terhadap langkah yang diambil oleh Durov.

Telegram, yang didirikan oleh Durov pada 2013, kini memiliki lebih dari 900 juta pengguna dan dikenal dengan enkripsi end-to-end serta komitmennya untuk melindungi privasi penggunanya.

Baca Juga :  Cara Bermain Squid Game 2 di Battle Royale Fortnite

Meskipun fitur ini membuat Telegram menjadi pilihan populer di kalangan penggunanya, hal tersebut juga menjadikannya sebagai platform yang menarik bagi organisasi kejahatan dan kelompok ekstremis.

Sebelum penangkapannya, Durov mengungkapkan bahwa beberapa pemerintah berusaha menekan Telegram, namun ia menegaskan bahwa Telegram akan tetap menjadi “platform netral” dan bukan “alat geopolitik.”

Meskipun Telegram tetap berkomitmen pada privasi dan keamanan, tantangan terkait penyalahgunaan platform ini tetap menjadi isu yang harus dihadapi.

Berita Terkait

Teknologi Baterai Silikon Karbon, Inovasi Baru yang Siap Mengubah Daya Tahan Smartphone
Tineco Rilis Alat Pel Nirkabel Pertama dengan Uap Panas, Harga Lebih Murah
iPhone 17 Dirumorkan Hadir dengan Desain Super Tipis dan Kamera 48MP, Ini Bocorannya!
Revolusi Digital, AI Bantu China Bangun Pertanian Masa Depan
Han Jong-hee, Co-CEO Samsung Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Google Pixel 8a: Harga dan Spesifikasi Lengkap, Ponsel Mid-Range Terbaik?
Redmi Note 14 Pro: Harga dan Spesifikasi Lengkap, Lebih dari Sekadar Smartphone!
GTX 1650 vs RTX 3050: Mana yang Lebih Unggul untuk Gaming dan Pekerjaan?

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 09:09 WIB

Teknologi Baterai Silikon Karbon, Inovasi Baru yang Siap Mengubah Daya Tahan Smartphone

Senin, 21 April 2025 - 09:09 WIB

Tineco Rilis Alat Pel Nirkabel Pertama dengan Uap Panas, Harga Lebih Murah

Jumat, 28 Maret 2025 - 10:19 WIB

iPhone 17 Dirumorkan Hadir dengan Desain Super Tipis dan Kamera 48MP, Ini Bocorannya!

Kamis, 27 Maret 2025 - 16:05 WIB

Revolusi Digital, AI Bantu China Bangun Pertanian Masa Depan

Selasa, 25 Maret 2025 - 10:26 WIB

Han Jong-hee, Co-CEO Samsung Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Berita Terbaru

Family And Relationships

Terungkap! Panggilan Sayang Maxime Bouttier ke Luna Maya Bikin Gempar Netizen

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:15 WIB