Waspadai Saham-Saham Ini: Risiko Delisting Mengintai Bursa Efek

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 23 Mei 2025 - 07:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang delisting saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), menimbulkan kekhawatiran bagi investor mengingat ketidakpastian nasib beberapa emiten lain yang juga menghadapi potensi delisting.

Saham SRIL telah disuspensi BEI sejak 18 Mei 2021, atau selama empat tahun. BEI berpotensi melakukan delisting paksa sesuai POJK 3/2021, yang mewajibkan buyback saham bagi perusahaan yang di-delisting.

Namun, SRIL terbebani utang besar kepada sejumlah bank kreditur. Liabilitas SRIL hingga September 2024 mencapai US$ 1,61 miliar, melampaui asetnya yang hanya US$ 594,01 juta.

Krisis SRIL semakin runyam dengan penangkapan Komisaris Utama, Iwan Setiawan Lukminto, oleh Kejaksaan Agung pada 20 Mei atas dugaan kasus kredit perbankan.

BEI akan Bawa Perusahaan Besar untuk IPO, Begini Saran Pelaku Pasar

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan suspensi SRIL selama lebih dari 24 bulan dan status pailit memenuhi syarat delisting.

“Bursa berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait proses delisting dan perubahan status perusahaan dari terbuka menjadi tertutup (go private) sesuai POJK 45 tahun 2024,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5).

Baca Juga :  Tiket Kereta Lebaran Yogyakarta Ludes: KAI Daop 6 Umumkan Penjualan 93 Persen!

Nyoman menambahkan, tanggung jawab manajemen SRIL kini beralih kepada Kurator karena status pailit.

“Terkait penetapan Iwan Setiawan Lukminto sebagai tersangka, Bursa telah meminta penjelasan kepada Kurator,” lanjutnya.

Sebelumnya, BEI mengumumkan rencana delisting 10 emiten efektif 21 Juli 2025, termasuk PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI), PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Grand Kartech Tbk (KRAH), PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS), PT Steadfast Marine Tbk (KPAL), PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS), PT Nipress Tbk (NIPS), PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX), dan PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW).

Delapan emiten akan di-delisting karena pailit, sementara HDTX dan JKSW karena kondisi signifikan yang berdampak negatif pada kelangsungan usaha dan suspensi selama 24 bulan. Baru HDTX dan JKSW yang menyampaikan rencana buyback.

Baca Juga :  IHSG Sepekan Menguat 2,48%, Market Cap Naik Jadi Rp11.786 Triliun

Bagikan Dividen Rp 1,7 Triliun, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai delisting akibat pailit menyulitkan investor. Investor hanya bisa berharap exit plan dari emiten, jika tidak ada, kerugian tak terhindarkan.

BEI perlu langkah preventif melindungi investor, mendeteksi indikasi pailit atau masalah hukum emiten, serta menyebarkan informasi kondisi emiten secara publik.

“Informasi publik memungkinkan investor melakukan perhitungan ulang,” ujar Audi.

Senada, CEO Edvisor Provina Visindo, Praska Putrantyo, menyarankan pengumuman dini dan masif terkait potensi delisting. Ia juga mengusulkan pembentukan dana perlindungan investor.

Untuk menghindari saham bermasalah, Praska mengingatkan investor pemula untuk memahami emiten secara menyeluruh, termasuk kinerja, bisnis, produk, dan rekam jejak, serta memeriksa laporan keuangan secara berkala.

“Investor harus rutin mengecek laporan keuangan emiten, termasuk keterlambatan pelaporan,” tegasnya.

Berita Terkait

Pelabuhan Sangkulirang & Paria: Kemenhub Serahkan Pengelolaan ke Swasta
BNI Dukung Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dalam Memperkuat Ekonomi Rakyat
59 UMKM Dikurasi untuk IPO, Asosiasi Minta Pendampingan Jangka Panjang
DJ Panda Klarifikasi, Erika Carlina: Yang Perlu Dibahas Ancaman, Bully dan Fitnah
Kenapa iPhone Tetap Mahal meski Ada Tarif 0% untuk Produk AS? Ini Penjelasannya
Biaya Masuk AS Bakal Bertambah, Muncul Aturan ‘Visa Integrity Fee’
Brand Lokal dan UMKM di Era E-Commerce 2025: Riset Ipsos Tunjukkan Perkembangan Ini
Riset Ipsos Ungkap E-Commerce Pilihan UMKM dan Brand Lokal di Tahun 2025

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 00:06 WIB

Pelabuhan Sangkulirang & Paria: Kemenhub Serahkan Pengelolaan ke Swasta

Selasa, 22 Juli 2025 - 11:34 WIB

BNI Dukung Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dalam Memperkuat Ekonomi Rakyat

Selasa, 22 Juli 2025 - 10:47 WIB

59 UMKM Dikurasi untuk IPO, Asosiasi Minta Pendampingan Jangka Panjang

Selasa, 22 Juli 2025 - 06:46 WIB

DJ Panda Klarifikasi, Erika Carlina: Yang Perlu Dibahas Ancaman, Bully dan Fitnah

Minggu, 20 Juli 2025 - 11:23 WIB

Kenapa iPhone Tetap Mahal meski Ada Tarif 0% untuk Produk AS? Ini Penjelasannya

Berita Terbaru

entertainment

Bill Cosby Berduka, Malcolm-Jamal Warner Meninggal Dunia?

Rabu, 23 Jul 2025 - 05:05 WIB

technology

Vivo Y50 5G & Y50m 5G Rilis! Spek Gahar, Harga 2 Jutaan

Rabu, 23 Jul 2025 - 04:17 WIB

entertainment

Malcolm-Jamal Warner Meninggal? Bill Cosby Kenang Sang Aktor

Rabu, 23 Jul 2025 - 02:29 WIB

Family And Relationships

DJ Bravy Siap Jadi Papa Erika Carlina? Ini Alasannya!

Rabu, 23 Jul 2025 - 01:17 WIB