RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengalami penyesuaian jadwal operasional dengan adanya libur selama dua hari pada pekan ketiga Mei 2025. Dengan adanya libur ini, aktivitas perdagangan saham akan berlangsung selama tiga hari saja, yaitu pada hari Rabu (14/5), Kamis (15/5), dan Jumat (16/5).
Perlu diketahui bahwa penutupan bursa selama dua hari tersebut adalah untuk memperingati Hari Raya Waisak 2569 Buddhist Era (BE) dan juga cuti bersama dalam rangka Hari Raya Waisak 2569 BE.
Sebelum memasuki pekan perdagangan yang lebih singkat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan koreksi pada perdagangan hari Kamis (8/5), setelah sebelumnya mencatatkan penguatan selama delapan hari berturut-turut. IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,42%, berada di level 6.827 pada penutupan Kamis (8/5).
IHSG Ditutup Anjlok 1,42% ke 6.827 pada Kamis (8/5), BRIS, ANTM, SMRA Top Losers LQ45
Menurut Oktavianus Audi, Analis sekaligus VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, investor cenderung mengambil sikap yang lebih hati-hati menjelang periode libur bursa. Hal ini dipicu oleh potensi peningkatan aksi profit taking, yang didorong oleh beberapa faktor penting.
Pertama, adalah antisipasi rilis data inflasi Amerika Serikat yang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,8% secara tahunan (yoy). Apabila angka yang dirilis melebihi ekspektasi pasar, hal ini dapat memicu sentimen negatif terhadap kinerja pasar saham.
“Kedua, kekhawatiran mengenai kelanjutan kebijakan tarif antara Amerika Serikat dan China masih menjadi isu yang perlu diwaspadai,” ujar Audi kepada Kontan pada Kamis (8/5).
Dalam jangka pendek, Audi memproyeksikan IHSG akan mengalami pelemahan dengan kisaran level antara 6.715 hingga 7.000.
Sebagai rekomendasi, Audi menyarankan strategi trading buy untuk saham CARE, dengan level support di Rp 208 dan level resistance di Rp 246. Di samping itu, ia juga merekomendasikan strategi speculative buy untuk saham AADI dengan level support di Rp 6.800 dan level resistance di Rp 7.750 per saham.