Waspada! Dampak Kebijakan Tarif Impor Trump Ancam Pasar Modal

- Penulis

Minggu, 6 April 2025 - 15:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Implementasi kebijakan tarif impor yang agresif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump, memicu turbulensi di arena finansial global. Dampaknya terasa pada sejumlah indeks saham di berbagai belahan dunia yang tertekan akibat kebijakan tersebut.

Menurut catatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah indeks saham utama di kawasan Asia menunjukkan tren penurunan sejak kebijakan tarif impor AS diumumkan pada tanggal 2 April 2025.

Secara spesifik, Indeks SHCOMP (Shanghai) mengalami penurunan sebesar 0,24%, sementara SZCOMP (Shenzhen) turun lebih signifikan, yakni sebesar 1,1%. Di tempat lain, HSI Index (Hong Kong) terkoreksi sebesar 1,52%, KOSPI Index (Korea Selatan) mencatatkan penurunan sebesar 1,61%, dan SENSEX Index (India) merosot tajam sebesar 1,64%.

Menariknya, penurunan indeks di pasar Asia ini tergolong lebih moderat dibandingkan dengan gejolak yang terjadi di bursa saham Eropa dan Amerika Serikat.

Soal Kebijakan Tarif Impor Donald Trump, Mendag: Sementara Kita Masih Aman

Di wilayah Amerika Serikat, CCMP Index (NASDAQ) mengalami pelemahan paling signifikan dengan penurunan mencapai 11,44%. Diikuti oleh SPX Index (S&P 500) yang turun 10,53%, serta DJI Index (Dow Jones) yang terkoreksi sebesar 9,28%.

Di Eropa, sentimen negatif juga tercermin dari penurunan DAX Index (Jerman) sebesar 7,81%, SMI Index (Swiss) yang turun 7,46%, dan CAC Index (Prancis) yang mencatat penurunan sebesar 7,43%.

Sebagai informasi tambahan, BEI dijadwalkan untuk kembali membuka aktivitas perdagangan pada hari Selasa, tanggal 8 April.

Baca Juga :  Rupiah Perkasa Hari Ini: Menguat Signifikan Terhadap Dolar AS!

Fakhrul Fulvian, Chief Economist di Trimegah Sekuritas, memprediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menghadapi periode volatilitas yang tinggi selama kuartal II-2025.

“Pada sesi perdagangan perdana setelah libur, ada kemungkinan IHSG akan mengalami penurunan terlebih dahulu, yang dipicu oleh sentimen negatif terkait tarif serta dinamika regional lainnya. Para pelaku pasar akan secara cermat mengamati langkah-langkah pemerintah dalam mencapai kesepakatan yang menguntungkan dengan pemerintahan Donald Trump,” ujar Fakhrul kepada Kontan, pada hari Minggu (6/4).

Namun, Fakhrul menyarankan agar investor tidak perlu terlalu cemas terhadap isu perang dagang ini, mengingat bahwa sekitar 80% dari dampaknya sudah priced in di pasar.

“Jika tidak ada kendala yang berarti, kita seharusnya mulai mempertimbangkan peluang investasi yang muncul dari valuasi pasar saham yang semakin menarik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fakhrul merekomendasikan agar pemerintah Indonesia tidak bereaksi berlebihan atau terburu-buru dalam menerapkan tarif balasan. Menurutnya, kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump lebih merupakan bagian dari strategi carrot and stick. Setelah pengenaan tarif, langkah selanjutnya adalah proses negosiasi perdagangan bilateral.

Ia juga menekankan bahwa lanskap ekonomi global tengah mengalami perubahan fundamental, yang ditandai dengan melemahnya sistem multilateral. Ke depan, kesepakatan ekonomi cenderung akan ditempuh melalui jalur bilateral antarnegara.

Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, pelemahan ekonomi domestik dan depresiasi nilai tukar rupiah adalah fenomena yang wajar terjadi. Rupiah kemungkinan akan mengalami kondisi overshoot sebelum akhirnya kembali menguat menuju keseimbangan baru.

Baca Juga :  Kolaborasi dengan Permata Bank, AirAsia Hadirkan AirAsia Card Terbaru

“Bank Indonesia telah teruji selama bertahun-tahun dalam mengelola kondisi overshooting,” katanya.

Untuk mempercepat proses pemulihan dan penemuan keseimbangan baru bagi rupiah, Fakhrul menyarankan pemerintah untuk segera merealokasi anggaran agar roda ekonomi dalam negeri dapat berputar lebih cepat. Selain itu, komunikasi yang transparan dan terbuka kepada publik dan pasar keuangan juga sangat penting, terutama terkait langkah-langkah konkret pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap ekonomi global.

Ia juga menyoroti bahwa isu-isu strategis seperti ketahanan pangan, energi, dan kesehatan menjadi semakin relevan dalam konteks meningkatnya ketegangan akibat perang dagang.

Respons Tarif Impor Donald Trump, API dan APSYFI Serukan 4 Poin Ini ke Pemerintah

Di sisi lain, situasi ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas akses pasar ke Amerika Serikat, khususnya di sektor-sektor seperti tekstil, alas kaki, furnitur, komponen otomotif, dan nikel. Namun, Fakhrul mengingatkan bahwa kesepakatan dagang dengan AS tidak lagi didasarkan pada aturan yang tetap (rule-based), melainkan melalui proses negosiasi yang cenderung kompleks.

Oleh karena itu, menurut Fakhrul, peran Kementerian Luar Negeri akan semakin penting dalam mengawal agenda-agenda ekonomi Indonesia di tingkat global. Ke depan, Indonesia perlu mempertahankan posisi netral dan terus membangun hubungan strategis dengan berbagai blok negara, baik BRICS maupun OECD, untuk memaksimalkan potensi keuntungan bagi perekonomian nasional.

Berita Terkait

Nuklir Iran di Ambang Serangan Israel, Dunia Tegang!
Fantastis! Pemain Bola Terkaya Lampaui Beckham, Kekayaannya Bikin Melongo!
Emas Antam Anjlok, Harga Hari Ini Turun Rp 18 Ribu!
Emas Antam Hari Ini Meroket, Harga Terbaru Rp1.950.000 per Gram!
CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?
Diboikot, A Business Proposal Justru Rajai Netflix Indonesia!
JSMR: Penyesuaian Tarif Tol, Peluang Beli Saham Jasa Marga?
Saham UMA Melesat, Cek Daftar dan Risiko Investasi!

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:27 WIB

Nuklir Iran di Ambang Serangan Israel, Dunia Tegang!

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:07 WIB

Fantastis! Pemain Bola Terkaya Lampaui Beckham, Kekayaannya Bikin Melongo!

Selasa, 17 Juni 2025 - 09:47 WIB

Emas Antam Anjlok, Harga Hari Ini Turun Rp 18 Ribu!

Selasa, 17 Juni 2025 - 09:27 WIB

Emas Antam Hari Ini Meroket, Harga Terbaru Rp1.950.000 per Gram!

Selasa, 17 Juni 2025 - 09:07 WIB

CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?

Berita Terbaru

Uncategorized

Netanyahu Pasang Badan, Israel Berambisi Gulingkan Rezim Iran?

Selasa, 17 Jun 2025 - 11:22 WIB

travel

Raja Ampat Merana, Tambang Nikel Picu Penutupan Wayag!

Selasa, 17 Jun 2025 - 10:52 WIB

sports

Chelsea Libas LAFC 2-0, Debut Manis Liam Delap Memukau!

Selasa, 17 Jun 2025 - 10:42 WIB

politics

Samsat Keliling Bali, Selasa 17 Juni: Jadwal & Lokasi Terbaru!

Selasa, 17 Jun 2025 - 10:37 WIB

finance

Nuklir Iran di Ambang Serangan Israel, Dunia Tegang!

Selasa, 17 Jun 2025 - 10:27 WIB