Ragamutama.com – , Jakarta – Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah diwarnai oleh 17 kejadian luar biasa terkait keracunan, demikian laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa insiden-insiden tersebut tersebar di sepuluh provinsi di seluruh Indonesia.
Pilihan editor: Desain Ulang Gudang Amunisi TNI Setelah Ledakan Garut
Informasi ini disampaikan Taruna dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI pada hari Kamis, 15 Mei 2025. Kejadian keracunan makanan ini terjadi dalam kurun waktu lima bulan terakhir. “Berdasarkan data yang kami himpun, terdapat 17 kasus kejadian luar biasa keracunan pangan yang terkait dengan program MBG, yang terdeteksi di sepuluh provinsi,” jelas Taruna di kompleks parlemen Senayan, Jakarta.
Taruna menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab keracunan pangan dalam program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut. Salah satu penyebab utama, menurutnya, adalah kontaminasi pada bahan baku mentah.
Kontaminasi ini kemungkinan terjadi selama proses pengolahan maupun penyimpanan makanan. “Sumber kontaminasi berasal dari bahan mentah di lingkungan pengelola dan penjamin. Kami belajar dari situasi ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” tambahnya.
Selain itu, Taruna juga menyinggung tentang pertumbuhan bakteri yang dipengaruhi oleh suhu dan durasi penyimpanan makanan. “Sebagai contoh, beberapa makanan dimasak terlalu terburu-buru, yang mengakibatkan keterlambatan dalam pendistribusiannya,” kata Taruna.
Lebih lanjut, Taruna menyoroti kurang optimalnya pengendalian keamanan pangan dalam program MBG. Sanitasi dan higienitas selama proses produksi dan distribusi makanan, menurutnya, juga berpotensi menjadi penyebab keracunan.
Oleh karena itu, Taruna menyatakan bahwa BPOM berencana untuk memberikan pendampingan dalam pengawasan rantai produksi MBG. “Badan POM berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada petugas, terutama yang terlibat langsung dengan dapur,” tegasnya.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, sebelumnya telah dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto menyusul serangkaian kasus keracunan makanan akibat program MBG di berbagai wilayah. Pertemuan tersebut diadakan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 3 Mei 2025. Pertemuan ini bertujuan untuk merumuskan dan memperketat standar operasional prosedur (SOP) terkait pemilihan dan pengawasan mitra.
“Karena itu, kita berkumpul hari ini untuk menyempurnakan SOP terkait proses seleksi mitra. Serta pengawasan terhadap infrastruktur yang harus tersedia dan akan disiapkan oleh mitra,” ungkap Dadan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 3 Mei 2025, seperti dikutip dari keterangan Sekretariat Presiden.
Pilihan editor: Jemaah Terpisah dari Rombongan Jadi Masalah Paling Banyak Ditemukan pada Haji 2025