Waspada Bearish! IHSG Berpotensi Terkoreksi Pasca Tarif Trump

- Penulis

Kamis, 3 April 2025 - 14:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA — Pengamat pasar modal, Ibrahim Assuaibi, memberikan pandangannya terkait potensi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ia mewanti-wanti adanya kemungkinan fase bearish (penurunan) yang dapat dialami IHSG setelah penerapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Prediksi yang disampaikan Ibrahim menunjukkan bahwa IHSG berpotensi terkoreksi cukup dalam, diperkirakan sebesar 2 hingga 3 persen pada hari Selasa (8/4/2025), yang merupakan hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia setelah periode libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

“Ada kemungkinan besar IHSG akan terkoreksi antara 2 hingga 3 persen pada sesi perdagangan hari Selasa,” ungkap Ibrahim saat dihubungi di Jakarta, pada hari Kamis (3/4/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa fase bearish pada IHSG ini terutama akan dipicu oleh sentimen negatif yang berasal dari penerapan tarif impor oleh Presiden Donald Trump terhadap berbagai negara yang menjadi mitra dagang AS.

Baca Juga :  Analis Ungkap Prospek Cerah & Rekomendasi Saham PTBA Bukit Asam

“Dampak dari perang dagang ini sangat signifikan, terlebih lagi Indonesia telah masuk dalam daftar yang dikenakan biaya impor oleh AS,” jelas Ibrahim.

Menyikapi situasi ini, Ibrahim merekomendasikan sejumlah langkah untuk mengatasi dampak penerapan tarif impor oleh AS. Salah satunya adalah pemerintah perlu mengambil tindakan balasan dengan mengenakan biaya impor yang serupa terhadap produk-produk AS yang masuk ke Indonesia.

“Indonesia merupakan anggota BRICS, oleh karena itu, kerjasama dengan anggota BRICS lainnya perlu dioptimalkan. Tujuannya adalah untuk mengalihkan ekspor Indonesia yang sebelumnya surplus ke AS ke negara-negara BRICS lainnya,” tutur Ibrahim.

Selain itu, tambahnya, pemerintah memiliki opsi untuk meluncurkan stimulus kebijakan, seperti yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui instrumen intervensi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar valuta asing (valas) domestik.

“Inilah langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemerintah. Dengan demikian, meskipun AS terus melanjutkan perang dagang terhadap Indonesia, Indonesia telah siap untuk melakukan tindakan balasan,” tegas Ibrahim.

Baca Juga :  Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Capai 5 Persen Meski IMF Pangkas Proyeksi

Presiden AS Donald Trump, pada hari Rabu (02/04), mengumumkan rencana penerapan kombinasi tarif universal dan timbal balik yang akan diberlakukan terhadap berbagai negara di seluruh dunia.

Trump menyatakan bahwa tarif dasar sebesar 10 persen akan dikenakan pada semua negara, sementara tarif tambahan “timbal balik” akan dikenakan terhadap mitra dagang tertentu.

Tarif “timbal balik” tersebut, di antaranya adalah China sebesar 34 persen, Eropa 20 persen, Vietnam 46 persen, Taiwan 32 persen, dan Jepang 24 persen.

Kemudian, India 26 persen, Korea Selatan 25 persen, Thailand 36 persen, Swiss 31 persen, Indonesia 32 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Inggris 10 persen, dan Afrika Selatan 30 persen.

Berita Terkait

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?
WSKT: Restrukturisasi Obligasi Rp 1,3 Triliun Rampung 2025, Bagaimana Nasibnya?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Senin, 16 Juni 2025 - 22:37 WIB

6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?

Senin, 16 Juni 2025 - 21:57 WIB

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Berita Terbaru

finance

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:57 WIB

finance

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:02 WIB

Family And Relationships

Maia Estianty Lepas Al Ghazali Nikah, Pesan Menyentuh Ibu Jadi Sorotan

Senin, 16 Jun 2025 - 23:52 WIB