Warren Buffett: Strategi Jitu Hadapi Koreksi Pasar Saham

- Penulis

Sabtu, 5 April 2025 - 23:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Sentimen negatif kembali mewarnai bursa saham Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis, 3 April 2025. Penyebabnya, pemerintah AS mengumumkan implementasi kebijakan tarif baru yang mencakup 10 persen untuk semua mitra dagang. Langkah ini diperburuk dengan pengenaan tarif yang lebih tinggi bagi negara-negara yang mengalami defisit perdagangan dengan AS.

Kebijakan tersebut langsung memicu kekhawatiran mendalam di kalangan investor, terutama terkait potensi perang dagang global dan eskalasi inflasi. Kombinasi ini menimbulkan risiko perlambatan ekonomi yang signifikan.

Akibatnya, indeks S&P 500 mengalami penurunan tajam, melebihi 11 persen dari puncak yang dicapai pada bulan Februari. Secara teknis, pergerakan ini menempatkan indeks tersebut dalam fase koreksi, yang didefinisikan sebagai penurunan 10 persen atau lebih dari titik tertinggi sebelumnya.

Di tengah turbulensi pasar ini, Warren Buffett, seorang investor yang disegani, kembali menyampaikan pesan penting tentang perlunya ketenangan dan mempertahankan perspektif jangka panjang dalam berinvestasi.

Pentingnya Tetap Tenang

Seperti yang dilaporkan oleh CNBC, dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway pada tahun 2017, Buffett menekankan ketidakmungkinan memprediksi seberapa dalam penurunan harga saham dalam jangka pendek.

Baca Juga :  Berburu Emas Antam Sejak Subuh: Investasi Cerdas atau Jebakan FOMO?

Untuk menggambarkan poinnya, ia mengutip penggalan puisi klasik “If” karya Rudyard Kipling. Puisi tersebut menyoroti pentingnya ketenangan dan keteguhan hati, terutama saat menghadapi situasi yang penuh tekanan.

Jika kamu bisa tetap tenang saat orang di sekitarmu panik… Jika kamu bisa menunggu dan tidak lelah menanti… Jika kamu bisa percaya pada dirimu saat semua orang meragukanmu… Maka dunia dan segala isinya akan menjadi milikmu.”

Koreksi Pasar adalah Hal Wajar

Buffett menegaskan bahwa fluktuasi pasar, termasuk penurunan tajam, adalah bagian tak terpisahkan dari siklus investasi. Ia memberikan contoh krisis keuangan global pada tahun 2007-2009, di mana indeks S&P 500 kehilangan lebih dari separuh nilainya. Kendati demikian, pasar terbukti mampu bangkit dan pulih sepenuhnya.

Menurut data dari Baird Private Wealth Management, sejak tahun 1980, indeks S&P 500 telah mengalami 21 kali penurunan sebesar 10 persen atau lebih. Rata-rata penurunan dalam setahun mencapai 14 persen.

Lampu lalu lintas bisa saja berubah dari hijau menjadi merah tanpa melewati kuning,” ungkap Buffett, mengilustrasikan kecepatan perubahan kondisi pasar.

Baca Juga :  Dampak Kebijakan Impor Trump: Ancaman Resesi bagi Pasar Saham Indonesia

Fokus pada Investasi Jangka Panjang

Terlepas dari apakah penurunan bersifat ringan atau berkepanjangan, Buffett menyarankan investor untuk tetap berpegang pada strategi investasi jangka panjang dan melanjutkan investasi secara konsisten.

Ia melihat periode penurunan sebagai peluang yang sangat baik, mengingat sejarah menunjukkan bahwa pasar selalu pulih. Data dari Hartford Funds menunjukkan bahwa sejak tahun 1928, rata-rata pasar bearish (penurunan 20 persen atau lebih) berlangsung kurang dari 10 bulan.

Dalam perspektif investasi jangka panjang, periode tersebut relatif singkat.

Saat Hujan Emas, Bawalah Ember

Meskipun secara emosional tidak mudah menyaksikan penurunan nilai portofolio, Buffett mengingatkan bahwa penurunan harga saham memberikan kesempatan untuk membeli aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.

Kesempatan besar datangnya jarang. Saat hujan emas, bawalah ember, bukan cangkir kecil,” tulisnya dalam surat tahunan pada tahun 2009.

Ini berarti, ketika peluang signifikan muncul, penting untuk memanfaatkannya secara maksimal.

Berita Terkait

Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?
Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025
Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030
Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025
Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:11 WIB

Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:35 WIB

Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:51 WIB

Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:31 WIB

Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025

Berita Terbaru

technology

Xiaomi Poco F7 Ultra vs iPhone 14: Adu Spesifikasi, Harga Sama!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:55 WIB

entertainment

Solo Menari: Daya Tarik Wisata Budaya yang Memikat di Kota Solo

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:51 WIB

technology

Meta AI Rilis: Penantang ChatGPT dari Induk Facebook!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:43 WIB