Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 2 Mei 2025 - 05:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Ragamutama.com NEW YORK. Kabar baik menghampiri Wall Street! Indeks-indeks acuan utama mencatatkan performa positif pada penutupan perdagangan hari Kamis (1/5). Dow Jones dan S&P 500 berhasil memperpanjang reli kenaikan hingga delapan hari berturut-turut. Pendorong utama sentimen positif ini adalah laporan kinerja keuangan yang solid dari raksasa teknologi Microsoft dan Meta, yang meredakan kekhawatiran investor tentang besarnya investasi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Menurut laporan dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan sebesar 83,60 poin atau sekitar 0,21%, mencapai level 40.752,96. Sementara itu, S&P 500 naik signifikan sebesar 35,08 poin atau 0,63%, berada di level 5.604,14. Nasdaq Composite juga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 264,40 poin atau 1,52%, ditutup pada level 17.710,74.

Secara keseluruhan, volume perdagangan saham di bursa Amerika Serikat mencapai angka 16,15 miliar saham. Angka ini masih berada di bawah rata-rata volume perdagangan dalam 20 hari terakhir, yaitu sebesar 19,56 miliar saham.

Wall Street Melonjak Didorong Laba Perusahaan Teknologi, Emas Melemah

Saham Microsoft menjadi bintang pada hari itu, melonjak sebesar 7,6% dan mencapai level tertinggi sejak akhir Januari. Kenaikan ini dipicu oleh proyeksi pertumbuhan kuartalan yang optimis untuk bisnis komputasi awan Azure yang menjanjikan.

Kinerja gemilang ini sempat membuat Microsoft melampaui Apple dalam hal valuasi pasar, menjadikannya perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia.

Baca Juga :  Intip Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025

Meta Platforms juga tidak kalah bersinar, dengan sahamnya naik 4,2% dan mencatatkan penutupan tertinggi sejak 9 April. Kinerja ini didorong oleh pendapatan yang melampaui ekspektasi, berkat performa yang kuat dari bisnis periklanan mereka.

Kinerja positif dari kedua perusahaan teknologi ini membantu meredakan kekhawatiran pasar bahwa investasi besar-besaran di bidang AI selama beberapa tahun terakhir tidak akan membuahkan hasil. Selain itu, sentimen positif juga didukung oleh meredanya kekhawatiran bahwa potensi pemberlakuan tarif oleh Presiden Donald Trump dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Sangat menyenangkan bahwa hari ini pasar lebih fokus pada laba perusahaan daripada hanya berbicara tentang tarif. Ini merupakan penyegaran karena kita bisa membahas data ekonomi dan laba,” ujar Lamar Villere, Manajer Portofolio di Villere & Co di New Orleans.

“Tentu saja, ketika Anda melihat perusahaan sebesar Microsoft dan Meta menghasilkan laba yang besar, Anda akan memiliki keyakinan bahwa perjalanan pertumbuhan mereka masih panjang.”

Namun, bayang-bayang perubahan kebijakan perdagangan AS yang sering terjadi masih membayangi musim laporan keuangan yang sejauh ini terbilang solid. Banyak perusahaan yang terpaksa memangkas atau menarik prospek laba mereka karena ketidakpastian ini.

Secara keseluruhan, laba kuartal pertama perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 diperkirakan tumbuh 12,9% secara tahunan. Angka ini meningkat dari tingkat pertumbuhan sebesar 8% pada tanggal 1 April, menurut data dari LSEG.

Baca Juga :  OJK Antisipasi Dampak Kebijakan Tarif Trump Bagi Indonesia

Wall Street Anjlok, Terseret Ekonomi AS yang Berkontraksi di Kuartal I-2025

Setelah penutupan perdagangan, saham Amazon.com mengalami penurunan hampir 4% setelah laporan labanya menunjukkan perlambatan pertumbuhan pada unit cloud mereka. Sementara itu, perusahaan Magnificent Seven lainnya, yaitu Apple, juga akan melaporkan laba setelah penutupan pasar.

Saham Apple sempat mengalami fluktuasi sebelum akhirnya ditutup naik 0,4% setelah hakim federal memutuskan bahwa pembuat iPhone tersebut melanggar perintah pengadilan AS untuk mereformasi App Store-nya.

Dari sisi data ekonomi, gambaran yang muncul cukup beragam. Klaim pengangguran mingguan, yang merupakan bagian dari serangkaian data pasar tenaga kerja menjelang laporan penggajian pemerintah pada hari Jumat, menunjukkan bahwa PHK meningkat lebih dari yang diperkirakan pada minggu lalu. Hal ini berpotensi mengindikasikan peningkatan pemutusan hubungan kerja setelah pemberlakuan tarif.

Data PMI ISM menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan April, meskipun sedikit lebih rendah dari yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Harga input juga mengalami peningkatan.

Data ini mengikuti rilis data pada hari Rabu yang menunjukkan bahwa ekonomi AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada kuartal terakhir.

“`

Berita Terkait

Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap
JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?
Target IPO Bank DKI: Lima Bulan Hingga Satu Tahun, Kata Pramono
Pemerintah Tetap Kuasai Himbara Meski Saham Beralih ke Danareksa
Penurunan Laba Bersih Aspirasi Hidup Indonesia
Rupiah Hari Ini Menguat ke Rp 16.469/USD, Dolar Taiwan Naik Tajam
Inflasi April 2025 Melonjak: Tarif Listrik dan Harga Emas Jadi Biang Kerok
Rekomendasi Saham Pakuwon Jati

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:23 WIB

Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:19 WIB

JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?

Jumat, 2 Mei 2025 - 13:51 WIB

Target IPO Bank DKI: Lima Bulan Hingga Satu Tahun, Kata Pramono

Jumat, 2 Mei 2025 - 13:19 WIB

Pemerintah Tetap Kuasai Himbara Meski Saham Beralih ke Danareksa

Jumat, 2 Mei 2025 - 13:11 WIB

Penurunan Laba Bersih Aspirasi Hidup Indonesia

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Flyover Juanda Depok: Solusi Atasi Kemacetan, Pembangunan Segera Dimulai!

Jumat, 2 Mei 2025 - 15:36 WIB

Society Culture And History

Prabowo Subianto Dukung Marsinah Jadi Pahlawan Nasional Buruh

Jumat, 2 Mei 2025 - 15:23 WIB

entertainment

Sayap-Sayap Patah 2: Fakta di Balik Kisah Olivia yang Viral

Jumat, 2 Mei 2025 - 15:15 WIB