Wall Street Ditutup Beragam, Pelaku Pasar Khawatir Hadapi Data Inflasi AS

- Penulis

Kamis, 13 Februari 2025 - 08:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NEW YORK, RAGAMUTAMA.COM – Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Rabu sore waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Indeks S&P 500 terkoreksi pada perdagangan Rabu kemarin setelah harga konsumen naik lebih dari yang diharapkan pada Januari 2025 ini. Itu meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar soal inflasi yang dapat meningkat kembali.

Indeks S&P 500 atau indeks pasar luas turun 0,27 persen dan ditutup pada level 6.051,97.

Lalu, indeks Dow Jones Industrial Average juga terkoreksi 225,09 poin atau 0,5 persen menjadi 44.368,56.

Kemudian, indeks Nasdaq Composite memperoleh keuntungan 0,03 persen dan ditutup pada level 19.649,95.

Kepala Ekuitas Global dan Aset Riil Wells Fargo Investment Institute Sameer Samana menuturkan, harga konsumen yang tinggi justru mengkonfirmasi kecemasan investor. Inflasi yang terlalu tinggi diproyeksikan membuat The Fed akan bersifat pasif.

Baca Juga :  Kabar Gembira! KDTN Bagi Dividen Jumbo 60% dari Laba 2024

Aksi jual terjadi selama hari perdagangan setelah indeks harga konsumen bulan Januari melonjak 0,5 persen untuk bulan tersebut. Dengan demikian, tingkat inflasi tahunan mencapai 3 persen. Keduanya lebih tinggi dari kenaikan sebesar 0,3 persen dan 2,9 persen yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Itu juga belum termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, Consumer Price Index (CPI) inti naik 0,4 persen pada bulan tersebut dan 3,3 persen selama 12 bulan terakhir, keduanya lebih tinggi dari yang diharapkan.

Baca Juga :  IHSG Berisiko Lanjut Koreksi Akhir Pekan, Cek Rekomendasi Saham ESSA, GOTO & PGEO

Imbal hasil Treasury 10 tahun, yang merupakan acuan untuk hipotek atau kredi pemilikan rumah, pinjaman mobil, dan kartu kredit, melonjak ke level tertinggi sesi sebesar 4,66 persen.

Sementara itu, beberapa saham teknologi megacap, termasuk Amazondan Alpabeth, menurun. Saham konsumen dan saham bank yang berisiko mengalami perlambatan belanja dan ekonomi yang lebih lemah juga mengalami penurunan.

Data inflasi terbaru menunjukkan kecil kemungkinan Fed akan melanjutkan kampanye pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah selanjutnya bisa saja berupa kenaikan suku bunga. 

Adapun, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu pagi sebelum data CPI dirilis bahwa suku bunga harus diturunkan.

Berita Terkait

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!
Saham Pilihan MNC Sekuritas Hari Ini: Potensi Cuan 31 Juli!

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Kamis, 31 Juli 2025 - 10:31 WIB

BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Dirut Food Station Mundur! Gubernur Pramono Terima Pengunduran Diri

Jumat, 1 Agu 2025 - 20:06 WIB

politics

Yusril Tegaskan Amnesti Hasto & Abolisi Lembong Sah!

Jumat, 1 Agu 2025 - 18:34 WIB