Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 25 Juni 2025 - 07:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Selasa (24/6). Indeks acuan S&P 500 ditutup mendekati rekor tertinggi sejak 19 Februari.

Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), naik 1,19 persen menjadi 43.089,02, S&P 500 (.SPX), naik 1,11 persen menjadi 6.092,18 dan Nasdaq Composite (.IXIC), naik 1,43 persen menjadi 19.912,53.

Saham yang paling menguat adalah saham keuangan, teknologi, layanan komunikasi, dan perawatan kesehatan. Sebaliknya, saham energi dan barang kebutuhan pokok konsumen menjadi penghambat utama.

Kepala Strategi Pasar di Wealth Consulting Group, Talley Leger, mengatakan tampaknya pasar menyambut baik gencatan senjata antara Iran dan Israel. Sebab artinya tidak ada dampak besar terhadap pasokan minyak ke pasar global.

“Aset berisiko, termasuk ekuitas secara umum dan sektor pro-ekonomi siklus pasar secara lebih khusus, telah menguat. Aset defensif dan aset safe haven juga telah surut, yang konsisten dengan apa yang telah kami katakan dan apa yang kami ketahui secara historis,” tuturnya dikutip dari Reuters, Rabu (25/6).

Harga minyak mentah Brent turun 6,1 persen menjadi USD 67,14 per barel. Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 6,0 persen menjadi USD 64,37. Keduanya turun lebih dari 7 persen pada sesi sebelumnya, setelah naik ke level tertinggi dalam lima bulan setelah AS menyerang fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan.

Dolar AS melemah 0,88 persen menjadi 144,80 terhadap yen Jepang dan turun 0,90 persen menjadi 0,80515 terhadap franc Swiss, Euro naik 0,27 persen menjadi USD 1,16125. Indeks dolar turun 0,30 persen menjadi 97,94.

Dalam sidang di depan Komite Layanan Keuangan DPR, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tarif yang lebih tinggi dapat mulai menaikkan inflasi musim panas ini. Sehingga periode disebut menjadi kunci bagi the Fed untuk mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga.

Data menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS secara tak terduga memburuk pada Juni, menandakan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja.

Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun turun 3 basis poin menjadi 4,293 persen. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga Federal Reserve, turun 1,2 basis poin menjadi 3,817 persen.

Harga emas turun, baik emas spot yang turun 1,34 persen menjadi USD 3.323,49 per ons, maupun emas berjangka AS yang ditutup 1,5 persen lebih rendah pada USD 3.298,40.

Berita Terkait

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?
Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?
Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 05:44 WIB

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB