JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Valentino Rossi mengakhiri karier gemilangnya di MotoGP pada tahun 2021.
Kendati demikian, sembilan kali juara dunia tersebut tetap aktif berkecimpung di dunia balap motor.
Keterlibatan Rossi di MotoGP tetap terjaga melalui VR46 Academy, sebuah akademi balap yang ia dirikan pada tahun 2013.
Akademi ini juga berkolaborasi dengan tim balap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, yang berkompetisi di ajang MotoGP sejak tahun 2022.
Legenda MotoGP ini berbagi kisah awal mula berdirinya VR46 Academy.
“Awalnya kami ragu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Karena, jika mereka sukses, mereka bisa menjadi pesaing kita,” ungkap Rossi, dikutip dari Motosan.es, Rabu (7/5/2025).
“Namun, ternyata sangat menyenangkan. Berlatih bersama membuat kita lebih kuat. Memiliki rekan latihan yang handal, bahkan juara dunia, menjadi motivasi besar,” tambahnya.
Rossi menjelaskan, proyek ini terinspirasi oleh mendiang Marco Simoncelli, sahabat sekaligus rivalnya.
Kecelakaan fatal Simoncelli di Sepang tahun 2011 meninggalkan luka mendalam di hati Rossi.
Meskipun sangat terpukul, Rossi menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak membuatnya berpikir untuk pensiun.
“Itu sungguh mengejutkan, karena saya kehilangan seorang teman. Yang paling menyayat adalah keterlibatan saya dalam kecelakaan tersebut. Sangat menyedihkan berada di sana, pada saat itu,” kata Rossi.
“Dari 22 pembalap, saya salah satunya. Namun, untuk mundur dari balapan, tidak. Setelah merenung, saya menyadari tak bisa berbuat apa pun saat itu. Yang tertinggal hanyalah rasa kehilangan seorang teman,” lanjutnya.
Rossi juga mengungkapkan bahwa persaingan dengan Jorge Lorenzo di Barcelona pada tahun 2009 turut memicu ide pembentukan VR46 Academy.
“Itu musim yang unik. Saya membalap untuk Ducati dengan hasil yang kurang memuaskan. Tetapi, saya sangat menikmati latihan bersama Lorenzo. Kemudian kami sepakat, ‘ayo kita ulangi lagi’, dan dari situlah ide akademi muncul,” cerita Rossi.
“Sejak 2013, kami membantu pembalap muda Italia untuk menembus MotoGP dan meraih kemenangan. Ini proyek yang berat, namun mengasyikkan. Walaupun jujur saja, banyak pembalap yang menyebalkan. Semakin berbakat, biasanya semakin sulit diatur,” lanjutnya.
Mengenai pensiun, Rossi juga memberikan pandangannya tentang waktu yang tepat bagi seorang pembalap untuk mengakhiri karier.
Menurutnya, idealnya, seorang pembalap pensiun di puncak karier.
“Secara teori, waktu terbaik adalah saat berada di puncak performa, saat masih menjadi yang terbaik. Namun, rasanya sayang untuk pensiun saat berada di puncak. Pasti ada pikiran, ‘mungkin saya bisa bertahan lebih lama’. Jadi, lebih baik mengambil risiko,” tuturnya.
Itulah yang akhirnya dilakukan The Doctor, terus berlaga hingga merasa cukup dan resmi gantung helm pada 2021.
“Tapi setidaknya sekarang saya tidak berpikir untuk kembali,” ucapnya.