Ukuran Daya Saing Negara: Indikator Kunci dan Penjelasannya

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 20 Juni 2025 - 17:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kabar kurang menggembirakan datang dari ranah daya saing global. Peringkat daya saing Indonesia, yang sebelumnya menduduki posisi ke-27, kini merosot tajam ke peringkat ke-40. Penurunan signifikan ini terungkap dalam laporan terbaru World Competitiveness Ranking (WCR) yang dirilis secara rutin. Berbagai faktor disinyalir menjadi penyebab utama kemerosotan ini, mulai dari dampak kebijakan perdagangan global yang fluktuatif hingga tantangan struktural internal yang mendalam, seperti keterbatasan infrastruktur, lemahnya institusi, dan rendahnya kompetensi tenaga kerja di dalam negeri.

Laporan World Competitiveness Ranking (WCR) sendiri merupakan tolok ukur tahunan yang sangat dinantikan, disusun oleh Institute of Management Development (IMD) melalui World Competitiveness Center (WCC). Tujuan utama pemeringkatan ini adalah untuk mengukur dan membandingkan tingkat daya saing negara-negara di seluruh dunia. Bukan sekadar daftar peringkat, laporan ini menyajikan analisis komprehensif yang menyoroti berbagai faktor kunci yang membentuk kekuatan daya saing suatu negara dan bagaimana ia beradaptasi dengan dinamika ekonomi global.

Untuk laporan tahun 2025, WCR melakukan penilaian terhadap total 69 negara. Metodologi yang digunakan menggabungkan data statistik objektif dengan survei persepsi dari para pelaku ekonomi. Secara keseluruhan, analisis ini didasarkan pada 262 indikator yang beragam, terdiri atas 170 data kuantitatif eksternal dan 92 respons survei yang dihimpun dari lebih dari 6.000 eksekutif senior di masing-masing negara partisipan. Pendekatan holistik ini memastikan penilaian yang mendalam dan multidimensional terhadap daya saing.

Baca Juga :  LUCY Optimis Dongkrak Kinerja 2025 dengan Kolaborasi Menu Baru

Secara garis besar, IMD mengklasifikasikan ukuran daya saing suatu negara ke dalam empat pilar utama yang saling terkait:

1. Kinerja Ekonomi
Aspek ini mengukur sejauh mana suatu negara berhasil mengelola dan mengembangkan kondisi ekonomi makronya. Indikator yang dinilai mencakup pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), neraca perdagangan, arus investasi asing langsung, pergerakan harga ekspor-impor, hingga tingkat stabilitas ekonomi secara umum. Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan kebijakan fiskal yang efektif cenderung unggul dalam kategori ini, menunjukkan fundamental ekonomi yang kuat.

2. Efisiensi Pemerintah
Kategori ini mengevaluasi bagaimana lembaga negara dan kebijakan publik berperan dalam mendukung efisiensi pengelolaan ekonomi. Beberapa indikator penting dalam kategori ini meliputi kualitas regulasi, transparansi kebijakan, sistem perpajakan, manajemen utang publik, serta tingkat birokrasi. Pemerintahan yang kuat, responsif, dan adaptif terhadap perubahan ekonomi global umumnya memiliki kontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing negaranya.

Baca Juga :  Lampaui Target Kemenkeu, Penjualan ORI027 Tembus Rp25,85 Triliun

3. Efisiensi Dunia Usaha
Aspek ini menilai lingkungan bisnis suatu negara dan kapasitasnya untuk mendorong produktivitas serta inovasi di sektor swasta. Indikatornya mencakup tingkat kewirausahaan, fleksibilitas pasar tenaga kerja, akses terhadap modal, tingkat produktivitas perusahaan, dan adopsi teknologi oleh pelaku usaha. Negara dengan iklim usaha yang kondusif, pasar tenaga kerja yang dinamis, dan dorongan kuat terhadap inovasi akan menunjukkan performa yang lebih baik dalam kategori ini.

4. Infrastruktur
Pilar terakhir ini mencakup penilaian atas ketersediaan dan kualitas fasilitas fisik maupun digital yang menjadi tulang punggung kegiatan ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah infrastruktur transportasi, pasokan energi, sistem pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang memadai, hingga konektivitas digital dan teknologi informasi yang merata. Ketersediaan infrastruktur yang modern dan komprehensif dianggap krusial dalam menopang pertumbuhan dan meningkatkan daya saing jangka panjang suatu negara.

Berita Terkait

IHSG Anjlok! Apa yang Harus Dilakukan Investor Sekarang?
ETF Emas Syariah Mengguncang Pasar Modal, Indeks Saham Syariah Makin Berkilau!
Jay Idzes Pecahkan Rekor, Bek Termahal ASEAN Milik Indonesia!
BOLT Bagikan Dividen Rp 20 Per Saham, Cek Jadwalnya!
Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat, Kemenkeu Justru Klaim Baik?
IHSG Terkoreksi, PGEO, MDKA, UNVR Jadi Pemberat Utama LQ45
Sri Mulyani Lapor IMF, Defisit APBN 2025 Aman Terkendali?
IPCM Bagi Dividen Rp 125 Miliar, Saham Jasa Armada Makin Menarik?

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 20:38 WIB

IHSG Anjlok! Apa yang Harus Dilakukan Investor Sekarang?

Jumat, 20 Juni 2025 - 20:32 WIB

ETF Emas Syariah Mengguncang Pasar Modal, Indeks Saham Syariah Makin Berkilau!

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:28 WIB

Jay Idzes Pecahkan Rekor, Bek Termahal ASEAN Milik Indonesia!

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:18 WIB

BOLT Bagikan Dividen Rp 20 Per Saham, Cek Jadwalnya!

Jumat, 20 Juni 2025 - 17:17 WIB

Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat, Kemenkeu Justru Klaim Baik?

Berita Terbaru

Uncategorized

FP1 MotoGP Italia 2025: Bezzecchi Tercepat, Marquez Gigit Jari!

Jumat, 20 Jun 2025 - 21:23 WIB

finance

IHSG Anjlok! Apa yang Harus Dilakukan Investor Sekarang?

Jumat, 20 Jun 2025 - 20:38 WIB