Trump Tunda Tarif: Sentimen Positif Dongkrak Indeks Saham Asia

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 10:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menangguhkan penerapan tarif balasan terhadap sejumlah negara, kecuali Tiongkok, selama 90 hari, telah memicu reaksi positif, terutama di kalangan pasar modal Asia.

Berdasarkan laporan Reuters pada hari Kamis (10/4), indeks saham Nikkei di Jepang mengalami lonjakan signifikan. Para investor beramai-ramai membeli kembali saham-saham yang sebelumnya tertekan, menyusul pengumuman penundaan tarif oleh Trump. Pada pukul 01.47 GMT, Nikkei (.N225) mencatatkan kenaikan sebesar 7,9 persen, mencapai 34.226,17, sementara indeks Topix (.TOPX) yang lebih luas juga mengalami peningkatan sebesar 7,2 persen, menjadi 2.518,26.

“Para investor hari ini kembali memborong saham, dengan harapan bahwa mereka tidak terburu-buru menjual pada sesi perdagangan sebelumnya,” ujar Seiichi Suzuki, kepala analis pasar ekuitas di Tokai Tokyo Intelligence Laboratory.

“Namun, reli ini juga mengindikasikan bahwa pasar mungkin terlalu pesimis dalam menilai dampak dari kebijakan tarif Trump,” tambahnya.

Nikkei telah menunjukkan volatilitas yang sangat tinggi sepanjang minggu ini, dengan mencatat kenaikan sebesar 6 persen pada hari Selasa setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam sebesar 7,8 persen pada hari Senin, mencapai level terendah dalam 1,5 tahun. Pada hari Rabu, indeks tersebut ditutup 4 persen lebih rendah.

Baca Juga :  Berlaku 1 Maret 2025, HBA RI Bisa Perkuat Posisi Tawar Harga Ekspor Batu Bara

Saham Uniqlo, yang dikelola oleh Fast Retailing (9983.T), melonjak 7,2 persen, menjadi pendorong terbesar bagi indeks Nikkei. Selain itu, saham-saham yang terkait dengan sektor chip juga mengalami kenaikan yang signifikan, seperti Tokyo Electron (8035.T) yang naik 11,77 persen dan Advantest (6857.T) yang naik 13,66 persen.

Situasi serupa juga terlihat di pasar modal Indonesia. Saat pembukaan perdagangan pada hari Kamis (10/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan kenaikan tajam sebesar 5,5 persen, atau naik 331,058 poin, mencapai level 6.229.

Tercatat sebanyak 366 saham mengalami kenaikan, 27 saham mengalami penurunan, dan 97 saham stagnan. Frekuensi perdagangan mencapai 38,3 ribu kali dengan volume perdagangan senilai 1,25 juta, dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,1 triliun.

Selain Nikkei dan IHSG, berdasarkan data RTI per pukul 09.41 WIB, indeks Hang Seng di Hong Kong mencatat kenaikan sebesar 685,199 poin (3,38 persen) menjadi 20.949,689. Selanjutnya, indeks SSE Composite di Tiongkok juga mengalami kenaikan sebesar 43,669 poin (1,37 persen) menjadi 3.230,510, dan indeks Straits Times di Singapura juga naik 191,870 poin (5,65 persen) menjadi 3.585,580.

Baca Juga :  Defisiensi: Pengertian, Tanda, Contoh dan Pengaruhnya

Sebelumnya, Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif impor jilid II yang semula dijadwalkan berlaku efektif pada hari Rabu (9/4). Masa penundaan ini berlaku selama 90 hari untuk 75 negara, kecuali Tiongkok.

Meskipun menunda selama 3 bulan, Trump tetap memberlakukan tarif impor minimal sebesar 10 persen. Hal ini termasuk Indonesia yang sebelumnya dikenakan tarif sebesar 32 persen, serta Vietnam yang dikenakan tarif sebesar 34 persen, keduanya diturunkan menjadi 10 persen.

“Karena negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan balasan terhadap AS, saya telah mengizinkan penundaan tarif ini selama 90 hari dan penurunan signifikan terhadap Tarif Timbal Balik (resiprokal) selama periode ini, menjadi 10 persen juga berlaku segera,” ungkap Trump dalam akun Truth Social-nya, seperti dikutip pada hari Kamis (10/4).

Berita Terkait

Wall Street Meroket: Kenaikan Saham Teknologi Picu Pelemahan Harga Emas
Analis Ungkap: Koin Kripto Potensial dengan Prospek Bullish Terkini
IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Cek Proyeksi Jumat Ini!
Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis
Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away
Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat
Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya
Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 00:35 WIB

Wall Street Meroket: Kenaikan Saham Teknologi Picu Pelemahan Harga Emas

Kamis, 1 Mei 2025 - 23:35 WIB

Analis Ungkap: Koin Kripto Potensial dengan Prospek Bullish Terkini

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:59 WIB

IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Cek Proyeksi Jumat Ini!

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:19 WIB

Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis

Kamis, 1 Mei 2025 - 21:23 WIB

Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away

Berita Terbaru

entertainment

Lirik dan Terjemahan Lagu Old Phone Ed Sheeran: Arti Setiap Kata

Jumat, 2 Mei 2025 - 01:35 WIB