Trump Dihujani Investasi Saudi Usai Cabut Sanksi Suriah?

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 15 Mei 2025 - 04:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Rizki Nugraha/DW Indonesia

RIYADH, RAGAMUTAMA.COM – Sebuah kejutan mewarnai lawatan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ke Timur Tengah. Selain berhasil mengamankan komitmen investasi sebesar 600 miliar dollar AS dari Arab Saudi untuk negaranya, Trump juga mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah.

Donald Trump mengklaim bahwa keputusan mencabut sanksi diambil atas permintaan langsung dari penguasa de facto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

“Wah, apa pun akan kulakukan demi sang putra mahkota,” ujarnya yang disambut gelak tawa para hadirin. “Saya benar-benar yakin bahwa kami memiliki hubungan yang baik.”

Pengakhiran rezim sanksi terhadap Suriah diyakini akan memberikan angin segar bagi negara yang tengah berjuang memulihkan diri dari dampak perang saudara yang berlangsung lebih dari satu dekade. Diketahui, kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Presiden saat ini, Ahmed Al-Sharaa, berhasil menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad pada bulan Desember lalu.

Keputusan Trump ini sekaligus menandai perubahan signifikan dalam kebijakan AS. Sebelumnya, Washington menetapkan Suriah sebagai negara pendukung terorisme pada tahun 1979, memberlakukan embargo pada tahun 2004, dan memperketat sanksi setelah konflik internal meletus pada tahun 2011.

Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shibani, melalui platform X, menyatakan bahwa langkah ini merupakan awal babak baru dalam upaya rekonstruksi Suriah. Seorang pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa Trump telah bersedia untuk bertemu secara singkat dengan Sharaa di Arab Saudi pada hari Rabu (14/5/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Trump mendesak pemerintah baru di Damaskus untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham dan menjalin perdamaian dengan Israel.

Janji Investasi dari Kerajaan Saudi

Paket investasi senilai 600 miliar dollar AS dari Arab Saudi mencakup belanja militer yang mencapai hampir 142 miliar dollar AS. Gedung Putih menyebutnya sebagai “kesepakatan kerja sama pertahanan terbesar” yang pernah dicapai oleh AS.

Baca Juga :  Hasan Nasbi Kembali Jadi Kepala PCO: Loyalitas Prabowo untuk Presiden Terungkap

Menurut informasi dari Gedung Putih, kesepakatan ini melibatkan kerja sama dengan lebih dari selusin perusahaan pertahanan AS, meliputi berbagai bidang seperti pertahanan udara dan rudal, angkatan udara dan luar angkasa, keamanan maritim, serta komunikasi.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi, beberapa sumber mengindikasikan bahwa kesepakatan tersebut mungkin mencakup pembelian jet tempur Lockheed F-35. Putra Mahkota Saudi menyatakan bahwa total nilai paket investasi bisa mencapai 1 triliun dollar AS jika kesepakatan tambahan berhasil dicapai dalam beberapa bulan mendatang.

Arab Saudi adalah salah satu importir senjata terbesar dari AS, dan kedua negara telah menjalin hubungan erat selama beberapa dekade. Menurut kalangan diplomatik, terdapat kesepakatan tidak tertulis di mana kerajaan menyediakan minyak, sementara AS menjamin keamanan dan kelangsungan dinasti Al-Saud.

Prioritas pada Sektor Ekonomi

Trump dan MBS juga menandatangani perjanjian kerja sama di bidang energi, pertambangan, dan sektor lainnya. Trump berupaya memperkuat hubungan dengan Arab Saudi untuk mendorong kerja sama regional dengan Israel dan mengimbangi pengaruh Iran.

Sejumlah tokoh bisnis terkemuka dari AS turut hadir dalam acara tersebut, termasuk Elon Musk, CEO Tesla, pelopor industri kecerdasan buatan Sam Altman, serta dua pemimpin perusahaan investasi besar AS: CEO BlackRock Larry Fink dan CEO Blackstone Stephen Schwarzman.

Trump terlihat berdiskusi dengan para pejabat tinggi Saudi, termasuk Gubernur Dana Investasi Publik Yasir al-Rumayyan, CEO Aramco Amin Nasser, dan Menteri Investasi Khalid Al-Falih. Dia juga meninjau berbagai model proyek konstruksi megah bernilai miliaran dolar milik kerajaan.

Arab Saudi saat ini sedang menjalankan program reformasi besar-besaran untuk mendiversifikasi ekonominya melalui program Visi 2030. Inisiatif ini dirancang untuk mempersiapkan negara menghadapi era pasca-bahan bakar fosil. Program tersebut mencakup proyek-proyek raksasa, seperti NEOM, sebuah kota futuristik yang luasnya lima kali lipat dari Pulau Bali.

Baca Juga :  IHSG Berisiko Lanjut Melemah Hari Ini, Cermati Saham ARNA, CUAN hingga ICBP

Namun, pada tahun lalu, sektor minyak masih menyumbang sekitar 62 persen dari pendapatan pemerintah Saudi. Di sisi lain, kerajaan juga terpaksa mengurangi sebagian ambisinya karena peningkatan biaya proyek dan penurunan harga minyak.

Damai Saudi-Israel Masih Tertunda

Keputusan Trump untuk tidak menjadwalkan kunjungan ke Israel selama lawatannya ke Timur Tengah menimbulkan pertanyaan tentang prioritas kebijakan luar negeri Washington terhadap Israel.

Saat ini, Trump dikabarkan masih berusaha meyakinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menerima kesepakatan gencatan senjata baru dalam konflik Gaza yang telah berlangsung selama 19 bulan. Penyelesaian perang di Gaza dianggap krusial untuk merealisasikan ambisi Trump dalam mendamaikan Israel dengan negara-negara Arab tetangganya.

Trump mengungkapkan harapannya agar Arab Saudi segera menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, mengikuti langkah sejumlah negara Arab lainnya selama masa jabatannya yang pertama (2017–2021). “Tapi kalian akan melakukannya sesuai waktu kalian sendiri,” katanya, merujuk pada keengganan Riyadh untuk mengubah posisinya saat ini.

Menurut beberapa sumber kepada Reuters, penolakan Netanyahu terhadap pembentukan negara Palestina menjadi faktor utama yang menghambat normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi.

Trump dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Qatar pada hari Rabu dan Uni Emirat Arab pada hari Kamis (15/5/2025), dengan fokus utama pada bisnis dan investasi.

Artikel ini pernah tayang di DW Indonesia dengan judul Cabut Sanksi Suriah, Trump Dapat Hujan Investasi dari Saudi.

Berita Terkait

Airlangga Beberkan Isi Pertemuan Prabowo dan Sultan Brunei
Prabowo Subianto Bertemu Sultan Brunei: Bahas Kerja Sama Pertahanan?
Prabowo Bereaksi: Oknum Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek, Kementerian Investasi Bertindak!
Pidato Puan Maharani Meriahkan Pembukaan Konferensi PUIC ke-19
Prabowo Subianto: Kedatangan Mendadak di DPR Bersama Letkol Teddy, Disambut Ketua Puan
Prabowo Subianto Dianugerahi Bintang Kebesaran Tertinggi dari Brunei
Trump Desak Presiden Suriah Rujuk dengan Israel: Pertemuan Penting Terungkap
Presiden Prabowo Dianugerahi Bintang Kebesaran Tertinggi dari Brunei

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 04:03 WIB

Trump Dihujani Investasi Saudi Usai Cabut Sanksi Suriah?

Kamis, 15 Mei 2025 - 02:47 WIB

Airlangga Beberkan Isi Pertemuan Prabowo dan Sultan Brunei

Rabu, 14 Mei 2025 - 23:31 WIB

Prabowo Subianto Bertemu Sultan Brunei: Bahas Kerja Sama Pertahanan?

Rabu, 14 Mei 2025 - 22:55 WIB

Prabowo Bereaksi: Oknum Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek, Kementerian Investasi Bertindak!

Rabu, 14 Mei 2025 - 21:15 WIB

Pidato Puan Maharani Meriahkan Pembukaan Konferensi PUIC ke-19

Berita Terbaru

entertainment

Foo Fighters Kembali Konser Jakarta? Harapan Penggemar Terjawab

Kamis, 15 Mei 2025 - 08:35 WIB