Trump dan Powell Bahas Ekonomi AS di Gedung Putih

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 30 Mei 2025 - 07:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pada Kamis (29/5/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di Gedung Putih. Pertemuan ini menandai pertemuan pertama mereka sejak Trump memulai masa jabatan keduanya. Diskusi difokuskan pada perkembangan ekonomi terkini, termasuk pertumbuhan ekonomi, tingkat lapangan kerja, dan inflasi.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, memberikan penjelasan mengenai isi pertemuan tersebut dalam sebuah konferensi pers.

“Trump menyatakan bahwa menurutnya, Ketua The Fed telah melakukan kesalahan dengan tidak menurunkan suku bunga, yang mengakibatkan AS kalah bersaing secara ekonomi dengan China dan negara-negara lain,” ujarnya, seperti dikutip Fox Business pada Jumat (30/5/2025).

Sebelum pertemuan ini, Trump telah beberapa kali menyampaikan tuntutan serupa melalui akun Truth Social miliknya. Ia berpendapat bahwa Powell seharusnya segera menurunkan suku bunga untuk meningkatkan daya saing ekonomi AS.

Powell Membela The Fed dan Mengajak Integritas di Tengah Serangan Trump

Powell Membela The Fed dan Mengajak Integritas di Tengah Serangan Trump

1. Powell Mementingkan Kemerdekaan Kebijakan Moneter

Di hadapan Trump, Powell menegaskan bahwa semua keputusan kebijakan moneter akan didasarkan pada analisis objektif dan bebas dari intervensi politik. Ia menyatakan bahwa dirinya dan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menentukan arah kebijakan sesuai dengan mandat hukum.

Baca Juga :  Budi Gunawan: Ancaman Ormas pada Investasi, Pemerintah Siap Tindak Tegas

Powell menjelaskan kepada Trump bahwa tugas The Fed adalah mendukung terciptanya lapangan kerja maksimal dan stabilitas harga. Pernyataan ini mengukuhkan posisi The Fed yang independen dari tekanan politik, meskipun berada di bawah pengawasan publik dan pasar.

Powell juga tidak memberikan prediksi mengenai arah kebijakan suku bunga dalam waktu dekat. Ia hanya menekankan bahwa arah kebijakan sepenuhnya bergantung pada data ekonomi terbaru dan bagaimana data tersebut mempengaruhi prospek ekonomi ke depan.

2. Pasar Keuangan Menunggu Kejelasan Arah Tarif dan Suku Bunga

Pertemuan tersebut berlangsung di tengah ketidakpastian yang signifikan akibat kebijakan tarif Trump yang berpotensi meningkatkan inflasi. The Fed berupaya menyeimbangkan mandatnya dalam menjaga stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja penuh.

Trump sebelumnya telah memberlakukan gelombang tarif baru pada awal April, yang disebutnya sebagai “hari pembebasan.” Langkah tersebut mengakibatkan penurunan tajam di pasar saham AS.

“Ini waktu yang SEMPURNA bagi Ketua The Fed Jerome Powell untuk memangkas suku bunga. Dia selalu ‘terlambat’, tapi bisa mengubah citranya sekarang, dan cepat,” tulis Trump dalam unggahannya, seperti dikutip The Guardian, Jumat (30/5/2025).

Namun, pasar memperkirakan The Fed belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. CNBC Internasional melaporkan bahwa pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga baru mungkin terjadi pada September, setelah melewati pertemuan bulan Juni dan Juli.

Baca Juga :  Di Balik Diamnya Megawati dan Keputusan 18 Kader PDIP Ikuti Retret Magelang

Trump Dikabarkan Menargetkan Kevin Warsh untuk Menggantikan Powell sebagai Ketua The Fed

Trump Dikabarkan Menargetkan Kevin Warsh untuk Menggantikan Powell sebagai Ketua The Fed

3. Kekhawatiran Terhadap Kemerdekaan The Fed Kembali Muncul

Powell sebelumnya telah menyatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, meskipun ada desakan untuk mundur. Ia juga menolak anggapan bahwa presiden memiliki wewenang untuk memberhentikannya.

Ketegangan antara Gedung Putih dan The Fed kembali memicu perdebatan mengenai independensi bank sentral. Sebuah laporan dari Goldman Sachs memperingatkan bahwa tekanan terhadap otonomi kebijakan moneter berpotensi berdampak negatif pada perekonomian.

Pelemahan independensi bank sentral dapat mengakibatkan inflasi yang lebih tinggi, penurunan harga saham, dan melemahnya nilai tukar mata uang. Isu ini menjadi semakin krusial di tengah kebijakan agresif yang diterapkan Trump.

Trump Marah Karena Powell Tidak Memotong Suku Bunga Secepat ECB, Potensi Pemecatan?

Trump Marah Karena Powell Tidak Memotong Suku Bunga Secepat ECB, Potensi Pemecatan?

Berita Terkait

Komisi III: RUU KUHAP Berpotensi Gagal Disahkan
Israel Bombardir Suriah, Istana Presiden hingga Markas Militer Jadi Target
Impor Pertanian AS: Trump Klaim RI Setuju, Pengamat Wanti-Wanti
Prabowo Telepon Trump: Tarif Impor Dibahas, Era Baru Ekonomi?
HUT RI ke-80: Istana Pilih Jakarta, IKN Belum Jadi Lokasi Upacara!
Akhirnya! Trump Turunkan Tarif Impor Produk Indonesia ke AS Jadi 19 Persen, Tapi Indonesia Wajib Beli 50 Pesawat Boeing
Aria Bima: PDIP Bakal Sampaikan Sikap soal Pemisahan Pemilu Lusa
Eks Stafsus Nadiem, Jurist Tan, Jadi DPO Kejagung

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 08:34 WIB

Komisi III: RUU KUHAP Berpotensi Gagal Disahkan

Kamis, 17 Juli 2025 - 08:04 WIB

Israel Bombardir Suriah, Istana Presiden hingga Markas Militer Jadi Target

Rabu, 16 Juli 2025 - 23:29 WIB

Impor Pertanian AS: Trump Klaim RI Setuju, Pengamat Wanti-Wanti

Rabu, 16 Juli 2025 - 17:04 WIB

Prabowo Telepon Trump: Tarif Impor Dibahas, Era Baru Ekonomi?

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:52 WIB

HUT RI ke-80: Istana Pilih Jakarta, IKN Belum Jadi Lokasi Upacara!

Berita Terbaru

politics

Komisi III: RUU KUHAP Berpotensi Gagal Disahkan

Kamis, 17 Jul 2025 - 08:34 WIB

entertainment

7 Potret Kiky Saputri Keranjingan Padel Setelah Melahirkan, Bugar!

Kamis, 17 Jul 2025 - 08:29 WIB

technology

Apple Minta Bantuan Samsung Bikin Layar iPhone Lipat?

Kamis, 17 Jul 2025 - 08:22 WIB