Penulis: BBC Indonesia
Ragamutama.com – Sebuah insiden memilukan, di mana seekor anak gajah menjadi korban tabrak lari truk di Malaysia, telah menggemparkan jagat maya. Kesedihan mendalam yang terpancar dari induk gajah dalam rekaman video, telah menarik perhatian luas, tak hanya di Malaysia, tetapi juga di Indonesia.
Di tengah curahan simpati dan kesedihan yang membanjiri platform media sosial, sebuah organisasi non-pemerintah (Ornop) lingkungan di Malaysia, Rimba Watch, melayangkan kritik terhadap proyek pembangunan jalan tol yang dianggap mengancam keberlangsungan keragaman hayati. Kritik ini disuarakan sebagaimana dilansir oleh media Malaysia, New Strait Times.
Tragedi dalam video tersebut telah mendorong respons cepat dari pihak berwenang Malaysia, sekaligus membuka tabir permasalahan klasik: konflik antara manusia dan satwa liar yang kian meruncing akibat ekspansi pembangunan infrastruktur.
Menteri Sumber Asli dan Kelestarian Alam Malaysia, Nik Nazmi, mengungkapkan bahwa kematian anak gajah tersebut telah menyentuh nurani seluruh rakyat Malaysia. Beliau juga menambahkan bahwa lokasi kecelakaan tersebut merupakan zona merah yang rawan konflik antara manusia dan satwa liar.
Lantas, bagaimana video pilu kematian anak gajah ini bisa menjadi viral dan mengungkap akar permasalahan konflik antara satwa dan manusia di Malaysia?
Bagaimana video anak gajah mati viral di medsos?
Video tragis anak gajah yang meregang nyawa akibat ditabrak truk di jalan tol, tepatnya di Negara Bagian Perak, Malaysia, mulai menjadi topik hangat di media sosial sejak hari Minggu (11/5/2025).
Dalam video tersebut, terlihat seekor induk gajah berdiri tegak menghadap sebuah truk berwarna putih yang mengalami kerusakan parah di bagian depannya, di tengah hamparan jalan tol.
Suasana gelap menyelimuti video tersebut, menandakan bahwa peristiwa nahas itu terjadi pada malam hari. Namun, sosok anak gajah yang disebut-sebut tewas akibat tabrakan, tidak tampak dalam rekaman awal tersebut.
Barulah pada potongan video lain, yang diambil dari sudut pandang berbeda, terlihat jasad anak gajah tergeletak tak berdaya di bawah kolong truk.
Kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa kecelakaan tersebut terjadi di kilometer 80 Jalan Raya Timur-Barat (JRTB), yang menghubungkan Gerik dan Jeli, di negara bagian Perak, pada hari Minggu pukul 02.50 dini hari, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita pemerintah, Bernama.
Induk gajah terlihat berusaha sekuat tenaga untuk mendorong truk, dengan harapan dapat menyelamatkan anaknya. Keberadaan sang induk yang bertahan lama di tengah jalan tol yang ramai, memaksa aparat Malaysia untuk turun tangan.
Menurut laporan dari The Sun, petugas terpaksa membius induk gajah tersebut agar dapat dipindahkan dari jalan raya dengan aman.
Pada hari Senin (12/5/2025), sekitar pukul 11.00 waktu setempat, jasad anak gajah baru berhasil dievakuasi dari jalan raya dan segera dimakamkan.
Kejadian ini memicu gelombang reaksi dari publik di media sosial, di mana sebagian besar выражают kesedihan mendalam atas kematian anak gajah yang malang tersebut.
“Di Hari Ibu Sedunia ini, seekor induk gajah di Gerik harus kehilangan anaknya,” tulis sebuah akun yang telah di-retweet lebih dari 6.000 kali hingga Rabu (14/5/2025) sore.
Konflik satwa dan manusia di Malaysia
Kepala Kepolisian Distrik Gerik, Zulkifli Mahmood, mengungkapkan bahwa pengemudi truk yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun yang sedang mengangkut ternak unggas.
Mengutip laporan dari Bernama, Zulkifli menjelaskan bahwa pandangan pengemudi truk terhalang oleh kabut tebal saat kejadian berlangsung.
Tiba-tiba, seekor anak gajah muncul dan menyeberang jalan, sehingga insiden kecelakaan tak terhindarkan.
Pihak kepolisian memastikan bahwa tidak ada unsur kelalaian dalam berkendara pada kasus kecelakaan yang menyebabkan kematian anak gajah tersebut.
Sementara itu, Nik Nazmi menyoroti bahwa lokasi kecelakaan tersebut dikenal sebagai kawasan yang sangat rentan terhadap konflik antara manusia dan kehidupan liar, terutama gajah, seperti yang diungkapkannya melalui akun Instagramnya.
Nazmi kemudian mengutip sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, yang menemukan bahwa habitat gajah telah menyusut hingga 68 persen akibat perubahan tata guna lahan untuk keperluan pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan permukiman.
Sementara itu, data dari Departemen Konservasi Satwa Liar mencatat adanya 4.919 laporan terkait konflik antara manusia dan gajah selama periode 2020-2024.
“Konflik ini mencakup kerugian harta benda yang tercatat, dengan total kerugian diperkirakan mencapai 39,4 juta ringgit (sekitar Rp151 miliar),” jelas Nazmi.
Nazmi juga menambahkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tercatat delapan ekor gajah mati akibat kecelakaan lalu lintas di Semenanjung Malaysia. Tiga di antaranya meninggal dunia pada tahun 2015.
Lebih lanjut, Nazmi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah perbaikan, termasuk membangun pusat pemantauan di beberapa titik strategis di jalan tol tersebut.
Selain itu, ia juga mengusulkan pembangunan pagar listrik dan pemasangan lampu penerangan yang memadai.
Pembangunan infrastruktur di habitat satwa liar
Kasus tragis kematian anak gajah ini memicu gelombang kritik yang menyoroti dampak pembangunan infrastruktur di kawasan yang merupakan habitat satwa liar.
Seperti yang dilaporkan oleh New Strait Times, Rimba Watch menyatakan bahwa sejumlah spesies satwa liar, seperti harimau dan tapir, terancam punah akibat pembangunan jalan tol di Malaysia.
Bahkan, macan kumbang juga dilaporkan terlihat berkeliaran di sekitar wilayah pembangunan jalan tol.
Rimba Watch menegaskan bahwa pembangunan jalan raya yang melintasi kawasan lindung memicu deforestasi dan mengganggu koridor satwa liar.
Mereka juga berpendapat bahwa pembangunan jalan di wilayah tersebut meningkatkan risiko kematian satwa akibat kecelakaan lalu lintas, konflik antara manusia dan satwa liar, serta perburuan liar.
Oleh karena itu, Rimba Watch mendesak pemerintah Malaysia untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam melindungi satwa liar Malaysia yang tersisa.
Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul Viral anak gajah mati tertabrak truk – Ungkap akar masalah konflik satwa dan manusia di Malaysia.