Ragamutama.com – , Jakarta – Sejak konflik berkecamuk selama lebih dari 19 bulan, atau tepatnya sejak Oktober 2023, Israel telah berulang kali melakukan serangan terhadap rumah sakit di Gaza. Serangan-serangan ini, yang secara sistematis menargetkan fasilitas kesehatan, telah melumpuhkan layanan kesehatan bagi warga yang terluka.
Dalih yang sering diungkapkan Israel dalam serangan terhadap rumah sakit di Gaza adalah untuk menargetkan anggota Hamas yang diduga bersembunyi di lokasi tersebut, meskipun tanpa bukti yang meyakinkan. Tindakan menargetkan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien secara luas dikecam sebagai pelanggaran berat dan dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.
Laporan dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB, yang diterbitkan pada 31 Desember 2024, mengungkapkan bahwa serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024 telah menyebabkan sistem kesehatan di wilayah tersebut hampir lumpuh total.
Dalam periode tersebut, tercatat setidaknya 136 serangan yang menyasar 27 rumah sakit dan 12 fasilitas medis lainnya. Serangan-serangan ini mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa di kalangan tenaga medis dan warga sipil Palestina, serta menghancurkan infrastruktur kesehatan yang vital.
Laporan tersebut mencatat bahwa setidaknya terjadi 136 serangan terhadap setidaknya 27 rumah sakit dan 12 fasilitas medis lainnya, yang mengakibatkan hilangnya nyawa para dokter, perawat, petugas medis, dan warga sipil. Selain itu, serangan-serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan dan bahkan kehancuran total pada infrastruktur sipil yang sangat dibutuhkan.
Serangan terbaru menimpa Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang terpaksa menghentikan operasionalnya dan tidak dapat lagi memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Deretan Serangan Israel atas Rumah Sakit di Gaza17 Oktober 2023
Menurut keterangan pejabat kesehatan Palestina, ratusan orang yang mencari perlindungan di tempat parkir Rumah Sakit al-Ahli menjadi korban serangan Israel. Beberapa hari sebelum kejadian tragis ini, direktur rumah sakit dilaporkan telah menerima peringatan dari pihak Israel. Israel mengklaim bahwa ledakan di fasilitas tersebut disebabkan oleh roket yang diluncurkan oleh Jihad Islam Palestina, tuduhan yang kemudian dibantah oleh kelompok bersenjata tersebut.
3 November 2023
Sebuah konvoi ambulans hancur akibat serangan udara Israel di dekat Rumah Sakit al-Shifa, mengakibatkan tewasnya sejumlah warga Palestina.
21 November 2023
Serangan udara yang menghantam Rumah Sakit al-Awda merenggut nyawa Dr. Mahmoud Abu Nujaila dan Dr. Ahmad al-Sahar, keduanya dari Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF), serta seorang dokter lainnya, Ziad al-Tatari.
22 Januari 2024
Sejumlah orang tewas saat berlindung sekitar 150 meter dari pintu masuk Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Para pengungsi yang mencari perlindungan di wilayah tersebut sangat menderita akibat pertempuran dan perintah evakuasi paksa.
20 Maret 2024
Militer Israel mengklaim telah menewaskan 90 orang dalam serangan di Rumah Sakit al-Shifa selama pengepungan. Para pengungsi Palestina yang berlindung di fasilitas tersebut mengalami penahanan dan perlakuan tidak manusiawi. Hamas mengutuk “pembantaian berdarah” di rumah sakit tersebut dan menyatakan bahwa warga sipil, pasien, dan para pengungsi termasuk di antara para korban.
31 Maret 2024
Banyak orang tewas dan terluka dalam serangan udara di halaman Rumah Sakit Al-Aqsa, tepat di luar ruang gawat darurat tempat banyak pengungsi internal mencari perlindungan.
1 April 2024
Pengepungan selama 14 hari terhadap Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di daerah kantong tersebut, oleh pasukan Israel menewaskan ratusan orang, termasuk staf medis. Selain itu, terjadi penangkapan massal terhadap para staf dan lainnya.
14 Oktober 2024
Serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah menyebabkan lima orang tewas dan 65 lainnya terluka. Tenda-tenda pengungsi terbakar saat orang-orang sedang tidur.
28 Desember 2024
Tentara Israel menangkap Dr. Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, setelah menolak perintah untuk meninggalkan salah satu rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara.
Penangkapannya terjadi sehari setelah militer membunuh sekitar 20 warga Palestina dan menangkap sekitar 240 orang dalam sebuah penyerbuan di dalam rumah sakit, yang digambarkan sebagai salah satu “operasi terbesar” yang dilakukan di wilayah tersebut hingga saat itu.
4 Januari 2025
Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tidak dapat beroperasi lagi setelah berulang kali diserang oleh pasukan Israel, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
23 Maret 2025
Pasukan Israel dilaporkan menembak mati 15 petugas medis Palestina yang bekerja untuk Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah misi penyelamatan di lingkungan Tal as-Sultan, Rafah. Sebuah video yang ditemukan dari telepon genggam salah satu petugas medis Palestina yang terbunuh menunjukkan keterlibatan pasukan Israel, memicu kemarahan yang meluas.
18 Mei 2025
Israel kembali menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara menggunakan drone. Pejabat kesehatan pada Minggu, 18 Mei 2025 malam menyatakan bahwa pengepungan oleh militer Israel memaksa rumah sakit tersebut untuk berhenti beroperasi.
Sebelumnya, rumah sakit ini menjadi fasilitas medis utama di Gaza Utara setelah serangan udara Israel pada tahun lalu memaksa dua rumah sakit lainnya, Kamal Adwan dan Beit Hanoon, untuk menghentikan layanan kesehatan.
Selain itu, pada pekan ini, dua rumah sakit di Khan Younis kembali menjadi sasaran serangan. Sembilan misil menghantam area sekitar Rumah Sakit Gaza Eropa, menewaskan setidaknya 16 orang. Serangan lainnya di Kompleks Medis Nasser menyebabkan dua kematian, termasuk seorang jurnalis yang tengah dirawat.
Israel juga menyerang rumah sakit di wilayah tengah dan selatan Gaza, termasuk Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis.
Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Geram atas Pembantaian di Gaza, Eropa Tingkatkan Tekanan terhadap Israel