Trading Halt: Penyebab IHSG Anjlok Drastis dan Risiko Suspensi Saham

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 13:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Dalam dunia investasi saham, istilah Trading Halt kerap muncul. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Trading Halt? Secara sederhana, Trading Halt adalah penangguhan sementara aktivitas jual beli sebuah saham atau sekuritas di satu atau beberapa bursa efek secara simultan.

Tujuan utama dari Trading Halt adalah memberikan kesempatan bagi para investor untuk mencerna dan memahami informasi penting yang berpotensi mempengaruhi pergerakan harga saham. Dengan kata lain, bursa menghentikan perdagangan untuk sementara waktu agar semua pihak memiliki waktu yang sama untuk mengevaluasi dan merespons informasi tersebut secara rasional.

Lebih jauh lagi, Trading Halt juga berperan penting dalam meredam kepanikan pasar dan mencegah aksi jual besar-besaran. Dalam kondisi pasar yang sangat bergejolak atau ketika indeks saham mengalami penurunan drastis, penerapan Trading Halt dapat membantu menenangkan investor dan mencegah terjadinya penjualan panik yang berlebihan, sehingga mengurangi potensi kerugian yang lebih besar.

Daftar Top Gainers 8 April 2025 saat IHSG Anjlok 9,19%: Saham Media, Manufaktur, dan Properti Justru Melejit

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki serangkaian aturan yang mengatur tentang Trading Halt, yang dapat diberlakukan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan persentase tertentu dalam satu sesi perdagangan.

Aturan

– Trading Halt 30 menit: Apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%.

Baca Juga :  Simak Produksi Emas, Tembaga dan Nikel Grup Merdeka (MDKA dan MBMA) pada 2024

– Trading Halt tambahan 30 menit: Jika setelah perdagangan dibuka kembali, IHSG kembali merosot hingga lebih dari 10%.

– Trading Suspend (penghentian sementara perdagangan)

Apabila penurunan IHSG terus berlanjut hingga melampaui 15%, BEI berhak untuk menghentikan perdagangan hingga akhir sesi atau bahkan lebih lama, dengan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

IHSG Anjlok 9,19%, Ini 10 Saham Top Losers Hari Ini 8 April 2025

Perbedaan Trading Halt dan Trading Suspend

Trading Halt: Merupakan penghentian perdagangan untuk sementara waktu, di mana order yang belum dieksekusi (open order) tetap tersimpan dalam sistem dan dapat ditarik atau dimodifikasi oleh anggota bursa. Biasanya, Trading Halt bersifat sementara, misalnya selama 30 menit.

Trading Suspend: Adalah penghentian perdagangan yang bersifat lebih lama, bahkan dapat berlangsung hingga beberapa sesi perdagangan. Umumnya, Trading Suspend diberlakukan sebagai sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh emiten atau karena kondisi pasar yang sangat ekstrem dan tidak terkendali.

Ketika suatu saham atau sekuritas di-suspend, seluruh order yang belum terlaksana biasanya akan ditarik secara otomatis oleh sistem, dan anggota bursa tidak dapat menarik atau mengubahnya.

Pasar Saham Baru Dibuka! IHSG Langsung Jeblok 9,19 Persen, Pakar Ungkap Alasannya

Trading Halt IHSG

IHSG baru saja memulai perdagangan setelah libur panjang Lebaran, namun langsung mengalami penurunan tajam sebesar 9,19% hingga mencapai level 5.912,06 pada hari Selasa, 8 April 2025, pukul 09:00 WIB.

Baca Juga :  Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang 'Tertatih', Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Menanggapi situasi ini, BEI segera memberlakukan Trading Halt selama 30 menit karena penurunan telah melampaui ambang batas 8%. Tercatat, sebanyak 552 saham mengalami penurunan, hanya 9 saham yang mengalami kenaikan, dan 65 saham tidak mengalami perubahan harga.

Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp1,93 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 1,59 miliar saham dalam 64.620 kali transaksi. Penurunan IHSG pada pagi hari ini menyebabkan kapitalisasi pasar BEI menyusut menjadi Rp 10.218 triliun.

Ekonomi Indonesia di Ujung Tanduk: Rupiah Melemah dan IHSG Anjlok, MBG dan Danantara Biang Keroknya?

Para analis memprediksi bahwa penurunan tajam ini merupakan respons terhadap sentimen negatif yang berasal dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat, yang memicu kekhawatiran akan ketidakpastian ekonomi global dan berpotensi memicu tindakan balasan dari negara lain.

Perdagangan IHSG dibuka kembali pada pukul 09:30 WIB, namun masih melanjutkan pelemahannya dan berada di level 5.936,26, dengan penurunan tercatat sebesar 8,82% atau 574,3 poin.

Meskipun perdagangan sempat dihentikan sementara, tekanan jual di pasar masih terus berlanjut setelah dibuka kembali. Hampir seluruh sektor saham masih berada di zona merah.***

Berita Terkait

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!
Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:22 WIB

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:17 WIB

DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB