Ragamutama.com – JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menghadapi serangkaian tantangan yang mempengaruhi performanya selama kuartal pertama tahun 2025. Dampaknya, kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis untuk periode hingga Maret 2025, pendapatan TLKM tercatat mengalami penurunan sebesar 2,11%, dari Rp 37,42 triliun menjadi Rp 36,63 triliun. Selain penurunan pendapatan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada TLKM juga menunjukkan penurunan sebesar 4,01%, dari Rp 6,05 triliun menjadi Rp 5,81 triliun.
Analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra, menyoroti bahwa salah satu faktor utama yang memicu penurunan kinerja ini adalah pengeluaran signifikan untuk produksi kartu SIM baru, yang memberikan tekanan pada laba perseroan.
Indihome Berpotensi Topang Kinerja TLKM, Cek Rekomendasi Sahamnya
Dalam risetnya, Etta mengungkapkan bahwa TLKM mengalokasikan dana sebesar Rp 114 miliar untuk produksi kartu SIM dan voucher selama kuartal I 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya minat konsumen terhadap penawaran paket data murah.
“Penawaran paket data murah yang diterapkan pada kartu SIM baru mendorong konsumen untuk lebih memilih mengganti kartu SIM daripada melakukan pengisian ulang data,” tulis Etta dalam risetnya yang diterbitkan pada 8 Mei 2025 dan dikutip pada Senin (12/5).
Menurut perhitungan Etta, TLKM menerbitkan sekitar 8 juta nomor baru selama kuartal I 2025. Jumlah ini setara dengan sekitar 5% dari total keseluruhan pelanggan.
Menanggapi tantangan ini, Etta berpendapat bahwa TLKM tidak dapat mengatasi permasalahan ini sendirian.
“Kami berpendapat bahwa intervensi regulasi dari pemerintah diperlukan untuk mengurangi perilaku konsumen yang sering berpindah-pindah operator. Strategi akuisisi pelanggan melalui penawaran kuota data besar justru merugikan pertumbuhan dan profitabilitas industri secara keseluruhan,” tegasnya.
Pelanggan Telkom Indonesia (TLKM) Menurun pada Kuartal I 2025, Ini Catatan Analis
Sementara itu, dari perspektif internal perusahaan, Etta menilai bahwa penurunan kinerja TLKM pada periode ini juga disebabkan oleh penurunan yield data menjadi Rp 2.908 per GB. Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2024, yield data TLKM mencapai Rp 3.670 per GB.
Menurut Etta, penurunan ini disebabkan oleh perkembangan kualitas jaringan yang kurang kompetitif dibandingkan dengan operator seluler lainnya.
Sebagai ilustrasi, dari tahun 2018 hingga 2024, Telkomsel (Tsel) berhasil meningkatkan kecepatan unduh dari 14,4 Mbps menjadi 26,3 Mbps, mengalami peningkatan sebesar 11,9 Mbps.
Namun, dalam periode yang sama, Indosat mencatatkan peningkatan kecepatan unduh yang lebih signifikan, yaitu sebesar 17,6 Mbps, dari 4,2 Mbps pada tahun 2018 menjadi 21,8 Mbps pada tahun 2024.
Serupa dengan itu, XL juga berhasil meningkatkan kecepatan unduhnya secara substansial, yaitu sebesar 16,9 Mbps, dari 8,1 Mbps pada tahun 2018 menjadi 25,0 Mbps pada tahun 2024.
“Kami berpendapat bahwa TLKM perlu melakukan peningkatan signifikan pada kecepatan jaringannya dan mempertimbangkan peluncuran merek kedua untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, mengingat melemahnya daya beli konsumen merupakan faktor eksternal yang sulit dikendalikan,” tambahnya.
Meskipun demikian, Etta tetap mempertahankan pandangan positif terhadap saham TLKM, terutama dengan proyeksi dividen yang menarik sebesar Rp 182 per saham. Oleh karena itu, Etta mempertahankan rekomendasi buy untuk saham TLKM dengan target harga Rp 3.700 per saham.
TLKM Chart by TradingView