The Fed Isyaratkan Suku Bunga Stabil: Dampak Kebijakan Tarif Trump?

- Penulis

Jumat, 11 April 2025 - 01:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA — Para pengambil kebijakan di bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memberikan indikasi kuat untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya. Langkah ini diambil guna meminimalisir potensi lonjakan inflasi yang mungkin timbul akibat kebijakan tarif resiprokal yang digagas oleh Presiden Donald Trump.

Seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg, Kamis (10/4/2025), serangkaian komentar dan wawancara publik yang disampaikan oleh sejumlah pejabat The Fed mengisyaratkan bahwa mereka cenderung mengesampingkan opsi pemangkasan suku bunga, meskipun hal ini berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Para pengambil keputusan kebijakan fiskal tersebut menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas inflasi dan memastikan ekspektasi masyarakat Amerika terhadap pengendalian harga tetap terjaga.

: Menjelajahi Arah Kebijakan Suku Bunga The Fed di Tengah Pusaran Risiko Tarif Trump

“Potensi kenaikan inflasi dalam jangka pendek yang disebabkan oleh tarif menjadi penghalang untuk melakukan pemangkasan suku bunga,” demikian pernyataan Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, dalam esai yang dipublikasikan pada Rabu pagi.

Baca Juga :  Menpan RB Imbau Aparatur Negara Segera Laporkan Harta Kekayaan

Menurut Kashkari, kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah meningkatkan hambatan untuk melakukan perubahan suku bunga ke arah manapun.

: : The Fed Berhati-hati dalam Memangkas Suku Bunga di Tengah Bayang-Bayang Tarif Trump

Sementara itu, Ketua The Fed, Jerome Powell, menyampaikan pada hari Jumat bahwa bank sentral tidak merasa perlu untuk tergesa-gesa dalam mengambil tindakan kebijakan apa pun. Hal ini didasarkan pada penilaian bahwa dampak dari kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Trump dapat berubah dengan cepat.

Sebagai informasi, Presiden Trump pada hari Rabu waktu setempat menunda rencana untuk mengenakan tarif resiprokal kepada sejumlah mitra dagang Amerika Serikat, setelah terjadi gejolak di pasar keuangan.

: : Notulen The Fed Mengungkapkan Risiko Ganda: Inflasi Tetap Menghantui, Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Dalam wawancara dengan Bloomberg pada Rabu sore, Presiden The Fed Bank of Cleveland, Beth Hammack, juga menegaskan komitmennya untuk bersikap sabar.

“Saya lebih memilih untuk menunggu dan bergerak ke arah yang benar daripada terburu-buru menuju arah yang keliru,” tegas Hammack.

Baca Juga :  Total Bangun Persada Raih Kontrak Rp 1,23 Triliun Hingga Februari 2025

Di sisi lain, Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem, dan Gubernur The Fed, Adriana Kugler, menekankan pentingnya fokus pada pengendalian inflasi. Bersamaan dengan itu, para pejabat tersebut menyatakan bahwa mereka akan terus memantau kondisi pasar tenaga kerja, yang mereka pandang berada dalam posisi yang kuat.

Data terbaru yang dirilis pada Kamis (10/4/2205) menunjukkan bahwa harga konsumen di AS secara tak terduga mengalami perlambatan pada bulan sebelumnya. Tingkat inflasi inti turun menjadi 2,8% pada bulan Maret, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja.

Meskipun demikian, banyak analis yang tetap memperkirakan bahwa kenaikan tarif oleh pemerintah berpotensi memicu lonjakan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

“Dia jelas tidak ingin memasang jaring pengaman di tengah resesi yang sebenarnya belum terjadi,” ungkap Derek Tang, seorang ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics.

Berita Terkait

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa
Lucy Guo, Miliarder Muda: Pilih Drop Out Kuliah Demi Beasiswa Thiel
Iran Serang Israel, Bursa Saham Teluk Bergejolak! Investor Panik?

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:07 WIB

Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:22 WIB

Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?

Berita Terbaru

technology

Realme P3 5G: Harga Terbaru & Spesifikasi Lengkap di Indonesia!

Senin, 16 Jun 2025 - 04:37 WIB

entertainment

Mirip Banget! 15 Artis Indonesia Ini ‘Kembaran’ Seleb Hollywood?

Senin, 16 Jun 2025 - 03:47 WIB

entertainment

Warkop DKI Kartun Rilis Trailer Baru, Nostalgia Dono Kasino Indro!

Senin, 16 Jun 2025 - 03:27 WIB