Ragamutama.com – Pasar kripto bergerak dengan kehati-hatian yang nyata menjelang pekan yang krusial, di mana keputusan besar dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), menjadi penentu arah. Di tengah dinamika ini, harga Bitcoin (BTC) berhasil mempertahankan posisinya di kisaran tinggi, sementara Ethereum (ETH) sukses mencuri perhatian berkat lonjakan minat signifikan dari investor institusional.
Hingga Rabu, 30 Juli, Bitcoin diperdagangkan stabil dalam rentang USD 116.000 hingga USD 119.210. Pada saat yang sama, Ethereum menunjukkan performa kuat, bergerak di kisaran USD 3.600 sampai USD 3.871. Para investor saat ini menanti dengan cermat tidak hanya hasil rapat The Fed, tetapi juga rilis data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat yang diprediksi akan memengaruhi sentimen pasar secara global.
“Pasar kini hanya memperkirakan probabilitas pemotongan suku bunga oleh The Fed pada Juli sebesar 3,1 persen. Angka ini jauh merosot dibandingkan proyeksi 62 persen untuk bulan September,” ujar Panji Yudha, seorang Financial Expert dari Ajaib. Ia menambahkan bahwa kemungkinan besar suku bunga acuan akan dipertahankan pada level 4,25–4,50 persen dalam rapat FOMC yang berlangsung pekan ini.
Angin Segar dari Geopolitik Mendorong Bitcoin Kembali Melonjak
Kabar positif menyelimuti pasar dari ranah geopolitik, memberikan dorongan signifikan bagi aset kripto. Presiden Donald Trump mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang monumental antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Kesepakatan ini mencakup investasi masif senilai USD 600 miliar dari Uni Eropa dan pembelian energi AS senilai USD 750 miliar, disertai pemangkasan tarif yang substansial.
Pengumuman ini sukses memompa sentimen positif di pasar global, termasuk sektor kripto. Bitcoin merespons dengan cepat, menembus kembali level USD 118.000 setelah sempat terkoreksi ke USD 114.000 pada pekan sebelumnya. Sejak awal Juli, BTC memang telah mencatat kenaikan impresif sekitar 10 persen. Namun, perlu dicatat bahwa secara historis, bulan Agustus cenderung tidak bersahabat bagi Bitcoin. Dalam tiga tahun terakhir, BTC selalu ditutup turun pada Agustus, yakni 8,60 persen pada 2024, 11,30 persen pada 2023, dan 13,88 persen pada 2022.
Ethereum Menjadi Pusat Perhatian Berkat Investasi Institusional
Salah satu sorotan utama pekan ini adalah kinerja gemilang Ethereum. Dana investasi yang diperdagangkan di bursa (ETF) spot Ethereum mencatatkan rekor aliran dana masuk (net inflow) tertinggi sejak peluncurannya, mencapai USD 1,85 miliar selama periode 21–25 Juli.
“Pada 25 Juli saja, ETF Ethereum mencatat inflow sebesar USD 452,72 juta, angka yang jauh melampaui kinerja ETF Bitcoin pada hari yang sama,” ungkap Panji. Total dana kelolaan (AUM) ETF Ethereum kini meroket hingga USD 20,66 miliar, yang setara dengan 4,64 persen dari total kapitalisasi pasar ETH. Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa Ethereum berpotensi memimpin reli kripto berikutnya.
Sementara itu, ETF Bitcoin juga menunjukkan ketahanan yang patut diacungi jempol. Setelah sempat mengalami penarikan dana sebesar USD 285 juta antara 21–23 Juli, aliran dana positif kembali mengalir deras, tercatat USD 226 juta pada 24 Juli dan USD 130 juta pada 25 Juli. Secara keseluruhan, ETF Bitcoin membukukan net inflow sebesar USD 76 juta dalam seminggu. Total AUM ETF Bitcoin saat ini mencapai USD 151,45 miliar, setara dengan 6,54 persen dari kapitalisasi pasar Bitcoin.
Bayangan Ketidakpastian Regulasi dan Momen Penting Pasar
Di tengah kabar baik dari aliran dana, otoritas pasar modal AS (SEC) kembali menunda keputusan atas beberapa pengajuan ETF kripto, termasuk ETF Bitcoin Truth Social, ETF Solana dari Grayscale, dan ETF Litecoin dari Canary Capital. Penundaan ini mengindikasikan kehati-hatian SEC dalam membuka pintu bagi produk ETF kripto baru.
Selain itu, pasar kripto kini bersiap menghadapi serangkaian peristiwa penting yang berpotensi memicu volatilitas harga. Rapat The Fed dijadwalkan berlangsung hari ini, Rabu (30/7), diikuti oleh rilis data tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP) pada 1 Agustus, serta laporan inflasi Core PCE dan data pekerjaan Juli.
Menurut Panji, jika data inflasi menunjukkan perlambatan atau pasar kerja mulai melunak, peluang pemangkasan suku bunga akan meningkat signifikan. Kondisi ini secara umum akan menjadi kabar baik bagi aset berisiko seperti kripto. “Dengan Bitcoin yang hanya sekitar tiga persen di bawah rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) dan Ethereum yang mendekati level resistance krusial USD 4.000, pasar sedang berada di persimpangan penting. Oleh karena itu, para trader harus bersiap menghadapi potensi volatilitas tinggi dalam jangka pendek,” pungkas Panji.