TCS India Antisipasi Pengaruh Tarif AS ke Sektor Ritel & Travel

- Penulis

Senin, 14 April 2025 - 18:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Tata Consultancy Services (TCS), sebuah perusahaan raksasa di bidang teknologi informasi asal India, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran terkait potensi dampak tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap para pelanggannya. Pernyataan ini muncul di tengah situasi ketidakpastian perdagangan global yang dipicu oleh serangkaian kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh pemerintah AS.

K Krithivasan, CEO TCS, menekankan bahwa sektor ritel, pariwisata (travel), dan otomotif adalah sektor-sektor yang paling rentan terhadap guncangan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif ini. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters, ia memperingatkan bahwa ketidakpastian yang berkelanjutan dapat mendorong para klien di sektor-sektor tersebut untuk mengambil langkah-langkah pemotongan biaya sebagai upaya untuk menjaga stabilitas operasional perusahaan.

Apple Angkut 1,5 Juta iPhone dari India Imbas Perang Dagang

Apple Angkut 1,5 Juta iPhone dari India Imbas Perang Dagang

1. Sektor rentan menghadapi tantangan

TCS, yang memperoleh hampir separuh dari total pendapatannya dari wilayah Amerika Utara, mengamati adanya tekanan yang signifikan pada para pelanggannya di sektor ritel, pariwisata, dan otomotif. Ketiga sektor ekonomi ini sangat bergantung pada rantai pasokan global yang kini terancam oleh kebijakan tarif AS, yang berpotensi meningkatkan biaya operasional dan mengurangi margin keuntungan perusahaan.

“Para klien kami di sektor ritel, pariwisata, dan otomotif memiliki tingkat eksposur yang lebih tinggi terhadap ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan tarif ini. Jika situasi ini terus berlanjut, kemungkinan besar mereka akan lebih fokus pada upaya optimalisasi biaya,” ujar Krithivasan. Menurutnya, langkah-langkah optimalisasi biaya ini dapat mencakup pengurangan jumlah penyedia layanan yang digunakan perusahaan sebagai cara untuk menekan pengeluaran.

2. Perbankan tetap stabil

Berbeda dengan sektor ritel dan pariwisata, sektor perbankan dan jasa keuangan, yang berkontribusi hampir sepertiga dari total pendapatan TCS, dinilai lebih tangguh dalam menghadapi guncangan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif. Krithivasan menjelaskan bahwa sektor ini tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi perdagangan internasional, sehingga kinerjanya cenderung tetap stabil.

“Sektor perbankan dan jasa keuangan tetap menjadi pilar yang kuat bagi perusahaan kami, karena sektor ini tidak terdampak secara langsung oleh kebijakan tarif,” kata Krithivasan, seperti yang dikutip oleh Channel News Asia.

Stabilitas ini menjadi faktor penyeimbang bagi TCS di tengah ketidakpastian yang melanda sektor-sektor lainnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk tetap optimis terhadap prospek bisnisnya dalam jangka pendek.

Kanada Tuding China dan India Berniat Ikut Campur Pemilu 

Kanada Tuding China dan India Berniat Ikut Campur Pemilu 

3. Peluang di tengah konsolidasi

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, TCS justru melihat adanya peluang yang muncul dari kecenderungan para klien untuk melakukan konsolidasi terhadap jumlah penyedia layanan yang mereka gunakan. Ketika perusahaan-perusahaan berusaha untuk menghemat biaya, mereka cenderung memilih mitra teknologi yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang kuat dalam memberikan solusi yang efisien, seperti TCS.

“Ketika para klien fokus pada upaya penghematan biaya, mereka cenderung mengurangi jumlah penyedia layanan yang mereka gunakan. TCS telah menjadi salah satu pihak yang diuntungkan dari tren konsolidasi ini sepanjang tahun 2025,” jelas Krithivasan. Menurutnya, strategi ini semakin memperkuat posisi TCS sebagai pemimpin pasar di industri teknologi informasi India, meskipun di tengah gejolak perdagangan global yang sedang berlangsung.

Parlemen India Loloskan RUU soal Tanah Wakaf Muslim

Parlemen India Loloskan RUU soal Tanah Wakaf Muslim

“`

Berita Terkait

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?
Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?
Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 05:44 WIB

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB

Public Safety And Emergencies

Demo DPR, Tol Dalam Kota Macet! Lalin Dialihkan

Senin, 25 Agu 2025 - 21:00 WIB

politics

Partai Buruh Geruduk DPR 28 Agustus: Bukan Demo Akhir Pekan!

Senin, 25 Agu 2025 - 17:52 WIB