Tarif Trump Picu Kepanikan Pasar: Investor Buru Emas, Saham Terjun Bebas

- Penulis

Senin, 31 Maret 2025 - 19:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasar saham global mengalami tekanan jual signifikan, sementara harga emas dunia melonjak tajam bertepatan dengan periode libur Lebaran di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai pemberlakuan kebijakan tarif impor baru yang diperluas cakupannya untuk semua negara, tidak lagi terbatas pada negara-negara yang memiliki defisit perdagangan besar dengan Amerika.

Terjadi pergeseran dana investasi dari pasar saham, dengan para investor yang memilih aset yang dianggap lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah AS atau US Treasury. Indeks Nasdaq mengalami koreksi hampir 3 persen pada perdagangan Jumat, 28 Maret. Sejumlah indeks saham utama Eropa, termasuk Euro Stoxx 50 dan Dax, juga mengalami penurunan sekitar 1,2 persen. Pada hari Senin, 30 Maret, tren penurunan berlanjut di pasar Asia Pasifik, dengan indeks saham di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan mencatatkan penurunan tajam. Nikkei 225 dan Topix Index (Tokyo) ditutup dengan penurunan masing-masing sebesar 4,05 persen dan 3,57 persen, sementara Indeks Kospi terkoreksi 3 persen, dan Taiwan Taiex Indeks mengalami penurunan sebesar 4,2 persen.

Baca Juga :  Kemenkeu Hibahkan Tanah dan Bangunan Balai Diklat, Bakal Jadi Kantor Baru Pemkot Magelang

Sebagai kontras, harga emas global terus mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, saat ini diperdagangkan di atas 3.100 per troy ounce. Saat laporan ini disusun, harga emas di bursa Comex diperdagangkan pada level 3.148, yang mencerminkan kenaikan hampir 18 persen sejak awal tahun ini.

Presiden Trump mengumumkan rencana penerapan tarif untuk semua negara pada hari Jumat, 28 Maret. “Kita akan mulai dengan semua negara,” ungkapnya kepada wartawan dalam sebuah pertemuan di Pesawat Kepresidenan Air Force One, seperti yang dilaporkan oleh BBC. Kebijakan tarif baru ini akan semakin meningkatkan biaya impor, khususnya dari Cina, karena akan melengkapi tarif yang sudah berlaku sebelumnya. Amerika Serikat telah memberlakukan tarif tambahan sebesar 20 persen untuk seluruh barang impor dari Cina pada kuartal pertama tahun ini.

Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan kepada Fox Business bahwa fokus tarif akan tertuju pada 10-15 negara yang memiliki defisit perdagangan besar dengan Amerika Serikat, meskipun tanpa menyebutkan nama negara secara spesifik. Berdasarkan data dari Biro Sensus AS, neraca perdagangan barang Amerika Serikat telah mengalami defisit selama lima dekade, atau sejak tahun 1975. Pada tahun 2024, defisit tersebut mencapai angka yang signifikan, yaitu US$ 1,2 triliun.

Baca Juga :  Saham BBCA, BMRI hingga BRMS Topang Penguatan IHSG Pagi Ini

Katadata mencatat bahwa Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan antara belasan hingga ratusan miliar dolar dengan 18 negara. Sepuluh negara dengan defisit perdagangan terbesar adalah Cina, Meksiko, Vietnam, Irlandia, Jerman, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan India. Amerika Serikat juga mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia, meskipun jumlahnya relatif tidak signifikan.

Trump memandang penerapan tarif sebagai strategi untuk melindungi perekonomian negaranya dari persaingan yang dianggap tidak adil, mendorong investasi domestik dan penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan Amerika di pasar internasional melalui renegosiasi perjanjian perdagangan. Tujuan utamanya adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi domestik Amerika.

Berita Terkait

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025
Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia
Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!
BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia
Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!
8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?
Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:55 WIB

Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:19 WIB

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:31 WIB

Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:19 WIB

BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia

Berita Terbaru

finance

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

finance

Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:55 WIB