Tarif Trump Picu Kekhawatiran, The Fed Tahan Suku Bunga Akhir Tahun Ini?

- Penulis

Sabtu, 19 April 2025 - 20:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA — Mary Daly, Presiden Federal Reserve Bank San Francisco, menyampaikan pandangannya bahwa Bank Sentral Amerika Serikat kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga yang berlaku lebih lama, bahkan hingga akhir tahun ini. Pertimbangan utama di balik proyeksi ini adalah potensi risiko lonjakan inflasi yang mungkin dipicu oleh penerapan tarif balasan yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Menurut laporan Bloomberg pada Sabtu (19/4/2025), Daly menyoroti bahwa risiko peningkatan inflasi tahun ini tampak lebih nyata dibandingkan tahun sebelumnya. Akibatnya, The Fed mungkin perlu mempertahankan pendekatan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk jangka waktu yang lebih panjang dari perkiraan semula.

“Namun, ini tidak berarti bahwa kebijakan yang ketat akan berlaku selamanya. Pada akhirnya, kita berharap inflasi akan menunjukkan penurunan,” kata Daly saat berbicara di acara Universitas California, Berkeley, pada hari Jumat (18/4/2025).

: Intip Bocoran dari Bos The Fed Mengenai Arah Kebijakan Suku Bunga di Tengah Implementasi Tarif Trump

Dia menambahkan bahwa dia masih merasa yakin dengan perkiraan median yang terdapat dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi The Fed yang dirilis pada bulan Maret. Proyeksi tersebut mengindikasikan adanya dua kali pemangkasan suku bunga, masing-masing sebesar 25 basis poin, sepanjang sisa tahun ini.

Baca Juga :  Saham Bank Jumbo Bangkit: Analis Ungkap Rekomendasi Investasi Terbaru

Daly menjelaskan, jika inflasi akhirnya menunjukkan tren penurunan yang konsisten, The Fed harus mempertimbangkan untuk secara bertahap menurunkan suku bunga guna memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, kepala The Fed San Francisco ini menekankan pentingnya untuk tidak mengambil keputusan secara terburu-buru.

: : Wall Street Terperosok Akibat Komentar Petinggi The Fed Tentang Kondisi Ekonomi AS

“Kita memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya, dan kita berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat perkembangan lebih lanjut,” paparnya.

Dia meyakini bahwa bank sentral saat ini berada dalam posisi yang kokoh untuk menerapkan kebijakan moneter yang ketat, yang bertujuan untuk terus menekan laju inflasi.

: : Memprediksi Arah Kebijakan Suku Bunga The Fed di Tengah Potensi Risiko Tarif Trump

Lebih lanjut, Daly menambahkan bahwa sejumlah perusahaan yang telah dia hubungi cenderung menghindari pengambilan risiko yang berlebihan, yang pada gilirannya membatasi investasi dan memangkas proyeksi pembukaan lapangan kerja mereka.

Baca Juga :  Tarif Trump Mereda: IHSG Berpotensi Naik Jangka Pendek?

“Sejauh ini, kami belum mendengar banyak laporan mengenai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kami juga belum melihat banyak tanda-tanda perusahaan menarik diri atau bersikap pasif,” ungkapnya.

Sejak awal tahun 2025, The Fed telah mempertahankan kebijakan moneter yang ada sebagai respons terhadap tingkat inflasi yang masih tinggi dan kebijakan perdagangan agresif Trump yang terbaru, yang bertujuan untuk mengenakan tarif yang signifikan pada hampir semua barang impor.

Sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa penerapan bea masuk ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi, setidaknya dalam jangka pendek.

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell—bersama dengan beberapa pejabat The Fed lainnya—telah menegaskan bahwa bank sentral akan berfokus untuk memastikan bahwa kenaikan harga barang-barang yang disebabkan oleh penerapan tarif balasan tidak memicu peningkatan inflasi secara berkelanjutan.

Berita Terkait

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa
Lucy Guo, Miliarder Muda: Pilih Drop Out Kuliah Demi Beasiswa Thiel
Iran Serang Israel, Bursa Saham Teluk Bergejolak! Investor Panik?

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:07 WIB

Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:22 WIB

Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?

Berita Terbaru

technology

Realme P3 5G: Harga Terbaru & Spesifikasi Lengkap di Indonesia!

Senin, 16 Jun 2025 - 04:37 WIB

entertainment

Mirip Banget! 15 Artis Indonesia Ini ‘Kembaran’ Seleb Hollywood?

Senin, 16 Jun 2025 - 03:47 WIB

entertainment

Warkop DKI Kartun Rilis Trailer Baru, Nostalgia Dono Kasino Indro!

Senin, 16 Jun 2025 - 03:27 WIB