Tarif Trump Naik, Indonesia Buruan Rebut Peluang Relokasi Pabrik!

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 01:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menekankan urgensi bagi pemerintah untuk memaksimalkan peluang relokasi pabrik dari negara lain ke Indonesia. Dorongan ini muncul sebagai respons terhadap kebijakan tarif impor resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data tarif yang diberlakukan Trump, Indonesia menghadapi tarif sebesar 32 persen, sementara Vietnam 46 persen dan Kamboja 49 persen. Fakta ini menunjukkan bahwa tarif di Indonesia masih lebih kompetitif dibandingkan kedua negara yang selama ini menjadi tujuan utama relokasi pabrik. 

“Kompetisi bukan hanya soal selisih tarif resiprokal yang lebih rendah dibandingkan Vietnam dan Kamboja. Faktor krusialnya terletak pada regulasi yang stabil, efisiensi proses perizinan, dan menghindari rancangan undang-undang (RUU) yang menimbulkan polemik, seperti RUU Polri dan RUU KUHAP,” ungkap Bhima kepada RAGAMUTAMA.COM pada hari Kamis, 3 April 2025.

Baca Juga :  Tarif Trump: Analisis Mari Elka Pangestu, Tetap Tenang Hadapi Dampaknya

DPR Ingatkan: Tarif Trump Ancaman Industri Padat Karya, Alarm Serius!

DPR Ingatkan: Tarif Trump Ancaman Industri Padat Karya, Alarm Serius!

1. Sejumlah aspek harus disiapkan pemerintah

Lebih lanjut, Bhima menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur yang mendukung kawasan industri, ketersediaan sumber energi terbarukan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik industri, serta pengembangan sumber daya manusia yang kompeten.

“Aspek-aspek ini jauh lebih fundamental mengingat Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan insentif fiskal berlebihan akibat adanya global minimum tax. Jika sebelumnya investor tertarik dengan tax holiday dan tax allowances, kini saatnya memperkuat daya saing yang mendasar,” papar Bhima.

3. Industri padat karya makin terpuruk

Bhima juga menyampaikan kekhawatiran mengenai kondisi industri padat karya, seperti pakaian jadi dan tekstil, yang diperkirakan akan semakin terpuruk. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar merek internasional yang beroperasi di Indonesia memiliki pangsa pasar yang signifikan di AS.

Baca Juga :  Asita Bali Harap Tiket Pesawat Domestik Turun 10 Persen untuk Genjot Pariwisata

“Dengan adanya tarif yang lebih tinggi, merek-merek tersebut akan mengurangi volume pemesanan dari pabrik-pabrik di Indonesia,” jelas Bhima.

Di sisi lain, Bhima menambahkan, pasar domestik Indonesia berpotensi dibanjiri produk-produk dari Vietnam, Kamboja, dan China yang mencari pasar alternatif. 

3. Pemerintah perlu ubah regulasi

Oleh karena itu, Bhima mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi dan perbaikan regulasi, terutama Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang berkaitan dengan ekspor-impor.

“Permendag 8/2024 masih belum direvisi, sehingga ekspor terhambat, dan impor akan semakin menekan produsen tekstil dan pakaian jadi domestik. Regulasi ini harus segera diubah,” pungkasnya.

Berita Terkait

Prabowo Janji Perjuangkan Marsinah Pahlawan Nasional: Kisah Tragis Buruh yang Dibunuh
Prabowo Subianto Rencanakan Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional
Aksi May Day Buruh: Tolak Libur, Suarakan Perlawanan di DPR!
Sejarah dan Makna Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei
Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh
Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi
Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?
Mensesneg Ungkap Prabowo Berpeluang Tolak Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:55 WIB

Prabowo Janji Perjuangkan Marsinah Pahlawan Nasional: Kisah Tragis Buruh yang Dibunuh

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:47 WIB

Prabowo Subianto Rencanakan Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:39 WIB

Aksi May Day Buruh: Tolak Libur, Suarakan Perlawanan di DPR!

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:27 WIB

Sejarah dan Makna Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:03 WIB

Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh

Berita Terbaru

Society Culture And History

Skandal UTBK 2025: Mahasiswa dan Alumni ITB Diduga Lakukan Perjokian!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:51 WIB

Food And Drink

Rayakan May Day: Promo Makanan & Tiket Wahana Menanti!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:47 WIB

entertainment

Raisa Ungkap Pengalaman dan Pandangannya Sebagai Seorang Ambivert

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:43 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Akhirnya Buka Suara: Sakitkah Atalia Saat Ridwan Kamil Diselingkuhi?

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:39 WIB