Tarif Trump Ancam IHSG? Analisis Dampak Terkini!

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 08:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Setelah jeda perayaan Nyepi dan libur panjang Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siap kembali bergulir seiring dengan dibukanya kembali aktivitas di pasar modal.

Selama masa rehat tersebut, berbagai dinamika ekonomi telah terjadi, yang berpotensi menjadi sentimen negatif bagi performa pasar modal Indonesia.

Analis memproyeksikan bahwa IHSG akan mengalami tekanan pelemahan pada sesi awal pembukaan perdagangan hari ini.

Faktor utama yang memengaruhi proyeksi ini adalah pengumuman kebijakan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada tanggal 4 April 2025.

Kebijakan tarif yang digagas Trump ini merupakan langkah proteksionis dari AS, yang menetapkan tarif impor setara terhadap negara-negara yang selama ini memberlakukan tarif tinggi terhadap produk-produk yang berasal dari AS.

Implikasi dari kebijakan ini meluas dengan cepat, memicu gelombang kepanikan di pasar global, terutama karena kekhawatiran akan meningkatnya tensi perang dagang, terganggunya rantai pasok global, dan potensi terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.

Lalu, apa saja konsekuensi dari kebijakan tarif Trump terhadap pergerakan IHSG?

1. Berpotensi Buat IHSG Trading Halt Lagi

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, menekankan bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diimplementasikan oleh Trump dapat menyebabkan volatilitas yang tinggi di pasar saham global.

Tentu saja, hal ini akan berdampak langsung pada pergerakan IHSG yang akan kembali diperdagangkan mulai hari ini.

Nafan juga tidak terkejut dengan prediksi banyak pihak yang mengaitkan pergerakan saham pada hari pertama setelah libur panjang dengan potensi penghentian sementara perdagangan saham, atau yang dikenal sebagai trading halt. “Jadi, wajar jika ada potensi gap dalam pembukaan IHSG nanti. Kita perlu mencermati bagaimana perkembangan indeks global pada hari Senin, karena itu akan sangat menentukan,” jelasnya.

Baca Juga :  IHSG Berpotensi Naik: Analisis Saham INDF, BRIS, DEWA dan Target 6.100

Sebelumnya, pengamat sektor keuangan, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa perdagangan saham pada hari pertama setelah libur Lebaran 2025 berpotensi mengalami suspend atau penghentian sementara perdagangan.

Ia memprediksi pelemahan IHSG akan berada di kisaran 2 hingga 3 persen. Namun, dengan kondisi pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut di pasar luar negeri atau Non-Deliverable Forward (NDF), bukan tidak mungkin pasar modal akan mengalami suspend atau trading halt, yang berarti IHSG melemah di atas 5 persen.

“Saat dibuka, kemungkinan sekitar pukul 11.00 atau 12.00 WIB, ketika pelemahan mencapai 2 persen, akan ada pengawasan. Berdasarkan Undang-Undang di bursa ini, hal itu sudah dalam pengawasan. Nah, pada pelemahan 3-5 persen, sebenarnya sudah mendapatkan warning, dan akan di-suspend,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (8/4/2025).

2. Tekan Kinerja Emiten Berorientasi Ekspor

Penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menciptakan ketidakpastian di pasar global.

Emiten-emiten yang berfokus pada ekspor ke AS berpotensi mengalami penurunan kinerja akibat implementasi tarif impor tersebut.

Kebijakan ini akan menyebabkan harga jual produk-produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat menjadi lebih mahal.

Budi Frensidy, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, berpendapat bahwa emiten-emiten yang berorientasi ekspor, terutama ke AS, akan merasakan dampak negatif dari penerapan tarif impor dari negara tersebut.

Baca Juga :  IHSG Bergolak Pasca Lebaran: Analisis dan Dampak Tarif Impor Trump

Contohnya, emiten dari sektor makanan dan minuman (mamin), komoditas, furnitur, dan lain-lain.

Di sisi lain, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, menyatakan bahwa emiten-emiten tersebut memerlukan dukungan segera dari pemerintah untuk menghadapi dampak kebijakan tarif impor AS.

Dalam konteks ini, pemerintah perlu melakukan negosiasi dan diplomasi perdagangan dengan AS dan negara-negara lain untuk membuka akses pasar ekspor Indonesia. “Indonesia dapat meningkatkan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara sahabat di bidang perdagangan,” katanya, Minggu.

3. Modal Asing Keluar, Kurs Rupiah Melemah

Bhima Yudhistira, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa kebijakan ini berpotensi menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus berlanjut.

Investor cenderung mencari aset yang lebih aman dan menarik dana dari negara-negara berkembang.

Tekanan terhadap rupiah perlu diwaspadai karena dampaknya terhadap imported inflation, yang menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal.

Jika hal ini terjadi, daya beli masyarakat akan semakin tertekan, terutama untuk kebutuhan pangan.

Hal ini juga dapat menekan permintaan terhadap kebutuhan sekunder, seperti perlengkapan rumah tangga dan elektronik. “Setelah libur Lebaran, pasar saham bersiap menghadapi capital outflow. Trading halt bukan tidak mungkin terjadi lagi,” ungkapnya kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2025).

Demikian tiga efek utama yang berpotensi memengaruhi kinerja IHSG pada hari ini.

Berita Terkait

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol
Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!
ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025
Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025
Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik
Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:47 WIB

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:43 WIB

PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:31 WIB

PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol

Kamis, 1 Mei 2025 - 09:19 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:31 WIB

ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025

Berita Terbaru