Tarif Trump Ancam Ekspor Impor Indonesia: Analisis Indef

- Penulis

Minggu, 6 April 2025 - 19:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) baru-baru ini merilis analisis mendalam mengenai konsekuensi penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS) terhadap performa ekspor dan impor sejumlah negara yang menjadi sasaran kebijakan tersebut, termasuk Indonesia.

Sebagai informasi tambahan, tarif resiprokal adalah sebuah sistem tarif atau pajak yang dikenakan suatu negara kepada negara lain atas produk impor, sebagai respons atau balasan terhadap tarif yang sebelumnya telah diberlakukan oleh negara tersebut pada produk ekspor dari negara asal.

“Kemudian, mengenai dampaknya terhadap ekspor, dapat diamati bahwa ekspor dan impor negara-negara yang dikenakan tarif tersebut secara umum mengalami penurunan. Bahkan, negara yang tidak secara langsung dikenakan tarif resiprokal pun turut terdampak, mengingat keseimbangan perdagangan global saling terkait dan berpengaruh,” jelas Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus, seperti dikutip pada Minggu (6/4/2025).

Efek Tarif Trump, IHSG Diprediksi Terguncang Esok Hari

Efek Tarif Trump, IHSG Diprediksi Terguncang Esok Hari

1. Penurunan impor dan ekspor negara mitra dagang AS

Untuk konteks Indonesia, Ahmad menjelaskan bahwa kinerja ekspor dan impor berpotensi mengalami penurunan sebesar 2,83 persen dan 2,22 persen sebagai dampak dari implementasi tarif resiprokal AS sebesar 32 persen.

Baca Juga :  Harga Emas Naik Rp2 Ribu per Gram, Ini Rinciannya

Selain itu, China, yang dikenakan tarif resiprokal sebesar 34 persen, diperkirakan akan mengalami penurunan kinerja impor yang signifikan, mencapai 14,53 persen. Meskipun demikian, kinerja ekspornya masih berpotensi menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,21 persen.

2. Penurunan ekspor di Indonesia

Penurunan kinerja ekspor ini juga akan memberikan dampak negatif pada sejumlah sektor yang menjadi tulang punggung ekspor Indonesia.

Sektor manufaktur diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 36,97 persen, peralatan elektronik merosot 13,99 persen, mineral turun 10,13 persen, komponen elektrik turun 10,01 persen, dan produk kimia anjlok 9,08 persen.

Bahas Tarif Trump, Pemerintah Undang Asosiasi Pelaku Usaha Besok

Bahas Tarif Trump, Pemerintah Undang Asosiasi Pelaku Usaha Besok

3. Dampak tarif Trump ke pertumbuhan ekonomi

Lebih lanjut, tarif resiprokal yang diterapkan oleh AS juga diprediksi akan memengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi (PDB) negara-negara mitra dagangnya. PDB Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, Jepang turun 0,04 persen, India turun 0,06 persen, Malaysia turun 0,11 persen, Korea Selatan dan Filipina masing-masing turun 0,03 persen. Sementara itu, Vietnam diproyeksikan mengalami penurunan PDB paling signifikan, yaitu sebesar 0,84 persen, diikuti oleh China yang turun 0,61 persen, dan Thailand yang merosot 0,35 persen.

Baca Juga :  Chandra Daya Investasi (CDIA) Tetapkan Harga IPO Rp 190 per Saham

“Dampak paling besar memang dirasakan oleh Vietnam, yang akan mengurangi laju pertumbuhannya sebesar 0,85 persen. Misalnya, jika Vietnam sebelumnya diproyeksikan tumbuh 5 persen, kebijakan ini akan menyebabkan pertumbuhan hanya mencapai 4,16 persen karena tereduksi 0,84 persen. China juga mengalami dampak yang cukup besar, dengan pertumbuhan ekonominya yang tergerus sebesar 0,61 persen,” ungkap Ahmad.

“Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia hanya mengalami penurunan sebesar minus 0,05 persen, yang relatif tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena kita masih memiliki banyak mitra dagang lainnya, seperti India, China, Uni Eropa, dan negara-negara ASEAN. Diversifikasi ini membantu mengurangi dampak negatif dari kebijakan tarif resiprokal AS,” pungkasnya.

DEN Klaim Pemerintah Sudah Antisipasi Kebijakan Tarif Trump

DEN Klaim Pemerintah Sudah Antisipasi Kebijakan Tarif Trump

Berita Terkait

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!
Saham Pilihan MNC Sekuritas Hari Ini: Potensi Cuan 31 Juli!

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Kamis, 31 Juli 2025 - 10:31 WIB

BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Subang: 281 Penumpang Selamat!

Jumat, 1 Agu 2025 - 21:36 WIB

sports

Hokky Caraka ke Persita! Lanjut Super League Musim Depan

Jumat, 1 Agu 2025 - 21:15 WIB

Public Safety And Emergencies

Dirut Food Station Mundur! Gubernur Pramono Terima Pengunduran Diri

Jumat, 1 Agu 2025 - 20:06 WIB