Taman Balekambang, Me Time Asyik di Tengah Kota Solo

Avatar photo

- Penulis

Senin, 16 Juni 2025 - 01:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Taman Balekambang Solo: Oase Ketenangan, Sejarah, dan Revitalisasi Megah di Jantung Kota

Terkadang, keinginan untuk sejenak melepaskan diri dari hiruk pikuk kota begitu kuat. Bukan karena minimnya teman, melainkan kebutuhan akan ketenangan, waktu untuk merenung, dan ruang yang tidak terlalu ramai namun tidak pula benar-benar sepi. Sebuah tempat yang luas, terbuka, dan hijau, di mana napas terasa lebih lega. Bagi banyak orang, termasuk saya pribadi, Taman Balekambang di Kota Solo adalah jawaban yang sempurna untuk kebutuhan tersebut.

Pada kunjungan terakhir saya di Solo, saya memutuskan untuk menjelajahi taman ini sendirian. Pilihan ini jatuh pada Taman Balekambang karena suasana yang santai, luas, terbuka, dan relatif tidak mencolok bagi pengunjung individu dengan gaya berpakaian kasual. Berdomisili di Kota Solo, taman ini menjadi destinasi yang ideal untuk menikmati waktu pribadi.

Dengan harga tiket masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp5.000, Taman Balekambang menawarkan pengalaman yang jauh di atas ekspektasi. Begitu melangkah masuk, nuansa kota seolah sirna digantikan oleh hembusan angin sejuk dan keteduhan pepohonan rindang. Suasana yang damai dan tidak bising ini menciptakan definisi “Slow Living” yang sesungguhnya. Banyak pengunjung datang untuk berolahraga, bersantai, atau sekadar berjalan-jalan bersama keluarga, menikmati ritme yang tenang tanpa terburu-buru.

Lebih dari sekadar ruang hijau, Taman Balekambang menyimpan narasi sejarah yang panjang dan kaya. Dibangun oleh KGPAA Mangkunegoro VII pada tahun 1921, taman ini merupakan persembahan cinta untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Pada awalnya, taman ini bersifat eksklusif bagi keluarga kerajaan. Namun, pada tahun 1944, KGPAA Mangkunegara VIII mengambil keputusan bersejarah untuk membuka gerbangnya bagi masyarakat umum.

Taman ini memiliki fungsi yang serupa dengan Taman Sriwedari milik Keraton Kasunanan Surakarta. Jika Sriwedari (dikenal juga sebagai Bonrojo) adalah tempat bersantai keluarga Kasunanan, maka Taman Balekambang merupakan ruang rekreasi hijau milik Pura Mangkunegaran. Kini, Balekambang telah berevolusi menjadi salah satu taman kota paling menarik di Solo, terbuka luas untuk seluruh lapisan masyarakat.

Di dalam area taman seluas 9,8 hektar ini, terdapat dua patung yang melambangkan kedua putri raja. Arsitekturnya yang memadukan gaya Eropa dan Jawa menambah nilai budaya yang kental. Taman ini secara garis besar terbagi menjadi dua kawasan utama: Taman Air Partini Tuin dan Hutan Partinah (Partinah Bosch).

Taman Air Partini Tuin
Partini Tuin dulunya merupakan kolam besar tempat keluarga Mangkunegaran bersantai dan berenang. Di sekelilingnya, berdiri dua balai ikonik. Yang pertama adalah Bale Apung, dinamakan demikian karena dari kejauhan bangunan ini tampak mengambang di atas air, dari sinilah nama “Balekambang” berasal, yang berarti “balai yang mengapung.” Balai kedua, Bale Tirtayasa, berfungsi sebagai tempat ganti pakaian bagi mereka yang ingin berenang. Meskipun fungsi aslinya kini tak sepenuhnya dipertahankan, sisa-sisa arsitektur klasik dan suasana yang syahdu masih sangat terasa, terutama saat sore hari ketika angin sejuk berhembus dari permukaan air.

Baca Juga :  Ada yang Enak di Flyover Jatiasih

Partinah Bosch atau Hutan Partinah
Beralih ke sisi lain, Partinah Bosch adalah hutan kecil yang rindang, berfungsi sebagai paru-paru kota. Di sini, pengunjung dapat menjumpai berbagai jenis tanaman langka seperti beringin putih, beringin sungsang, kenari, hingga apel cokelat. Selain sebagai ruang hijau yang indah, Partinah Bosch juga berperan penting sebagai area resapan air, sementara Partini Tuin dulunya berfungsi sebagai penampungan air untuk membantu membersihkan sampah dan limbah kota. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal pembangunannya, Taman Balekambang tidak hanya mementingkan estetika, melainkan juga pelestarian lingkungan.

Kini, Taman Balekambang tampil dengan wajah baru pasca revitalisasi besar-besaran yang menelan anggaran sekitar Rp198 miliar. Setelah pembaruan ini, taman ini disebut-sebut sebagai salah satu taman kota termewah di Asia Tenggara, dengan biaya perawatan tahunan mencapai Rp2,4 miliar demi menjaga kualitas dan kenyamanannya. Konsepnya memadukan unsur seni dan budaya lokal, ruang terbuka hijau, serta area khusus bagi pelaku UMKM dan produk unggulan khas Solo.

Taman ini buka dari Selasa hingga Jumat pukul 10.00-16.00 WIB, dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB (hari Senin tutup, kecuali ada pemberitahuan khusus). Lokasi Taman Balekambang sangat strategis, berada di Jl. Balekambang, Manahan, Banjarsari, Solo.

Keluasan Taman Balekambang memungkinkan adanya berbagai area dengan daya tarik tersendiri. Di salah satu sudut, setelah pintu masuk belok kanan, terdapat area taman khusus satwa bernama Tegal Pangonan. Di sini, pengunjung bisa berinteraksi dengan berbagai hewan seperti angsa, ayam, rusa, dan kelinci. Pakan untuk hewan juga tersedia untuk dibeli di pintu masuk area ini, menawarkan pengalaman sederhana namun menyenangkan untuk memberi makan satwa. Penting untuk selalu menutup kembali pagar setelah masuk dan keluar area ini.

Salah satu spot favorit saya pribadi adalah jembatan yang berada di tengah pepohonan rindang. Tempat ini sering menjadi pilihan utama untuk berfoto karena suasananya yang tenang, alami, dan memiliki sudut-sudut estetik yang otentik. Banyak pengunjung berhenti sejenak di sini hanya untuk mengabadikan momen atau menikmati pemandangan dari ketinggian.

Taman Balekambang juga dilengkapi dengan Gedung Pertunjukan yang megah, dirancang dengan standar internasional untuk berbagai acara seni dan budaya. Bangunannya tampak modern namun tetap selaras dengan suasana taman yang hijau. Untuk keluarga dengan anak-anak, tersedia area bermain anak yang terletak di sebelah kiri pintu masuk.

Aktivitas lain yang bisa dinikmati adalah wahana berkuda dengan biaya sekitar Rp30.000 untuk mengelilingi area tertentu. Jika ingin menjelajahi taman lebih jauh tanpa lelah, tersedia juga penyewaan sepeda listrik. Dengan area yang luas dan rimbun, taman ini sangat ideal untuk piknik. Banyak keluarga membawa tikar dan bekal dari rumah, atau membiarkan anak-anak berlarian bebas tanpa alas kaki.

Pada waktu-waktu tertentu, air mancur di taman akan menyala diiringi alunan lagu “Bengawan Solo,” menciptakan pemandangan yang memukau. Spot terbaik untuk menyaksikannya adalah di sekitar Bale Tirtayasa, yang teduh dan nyaman untuk duduk santai. Selain itu, ada juga spot khusus untuk memancing, cocok bagi yang ingin menyalurkan hobi di tengah suasana taman yang asri.

Baca Juga :  Kiat Sukses Terbang ke Luar Negeri: Pengalaman Lengkap

Salah satu daya tarik utama yang semakin menonjol adalah panggung pertunjukan terbuka atau amfiteaternya yang kini tampil dengan wajah baru pasca revitalisasi. Dengan desain modern, amfiteater ini dilengkapi kursi teleskopik otomatis yang mampu menampung banyak penonton dan bisa disesuaikan kebutuhan. Area ini juga sangat cocok untuk berfoto jika tidak ada pertunjukan.

Secara berkala, pementasan seni Sendratari Candra Purnama Ramayana digelar di amfiteater ini, seperti lakon “Anoman Obong” yang baru saja dipentaskan pada 13 Juni lalu, biasanya dimulai pukul 19.30 WIB. Pengalaman menyaksikan pertunjukan tradisional yang dikemas modern di bawah langit malam Solo, di ruang terbuka, adalah sesuatu yang sangat khas. Untuk menikmati pertunjukan ini, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp20.000 per orang. Informasi jadwal pertunjukan lebih lanjut dapat diakses melalui akun Instagram resmi taman ini di @balekambangsolo.

Meskipun fasilitasnya terbilang lengkap, masih ada sedikit catatan terkait minimnya penanda arah dan papan informasi yang jelas. Hal ini kadang dapat menyulitkan pengunjung yang baru pertama kali datang.

Namun, bagi saya pribadi, justru kesederhanaanlah yang menjadi daya tarik utama Taman Balekambang. Di tengah berbagai fasilitas yang ditawarkan, hal-hal kecil seperti mengamati orang-orang membuat konten, anak-anak yang berlarian bebas, atau sekadar mendengarkan suara burung yang bersahutan dari pepohonan, adalah hiburan yang tak ternilai. Cukup duduk diam, dan suasana taman yang hidup akan menyapa dengan caranya sendiri.

Taman kota yang luas dan hijau seperti Taman Balekambang memang sangat dibutuhkan, terutama saat rasa penat akibat rutinitas atau suasana kota yang sumpek dan bising mulai menumpuk. Taman ini adalah tempat pelarian sejenak untuk bernapas lebih pelan. Saat ingin menyendiri, saya kerap membawa buku, lalu mencari tempat duduk di bawah pohon rindang atau di sudut taman yang tenang dan estetik. Suasana yang mendukung untuk membaca, merenung, atau sekadar membiarkan pikiran mengembara, sangat ideal untuk “Me Time.”

Selain itu, taman ini juga sangat nyaman untuk berolahraga. Banyak jalan setapak yang bisa dilalui sambil berjalan santai atau jogging ringan, terutama saat pagi atau sore hari ketika udara masih terasa segar.

Jadi, jika suatu hari Anda berkunjung ke Kota Solo, Taman Balekambang Solo adalah destinasi wisata yang patut dipertimbangkan. Menawarkan pengalaman rekreasi yang terjangkau, dilengkapi banyak spot foto menarik, dan cocok untuk menenangkan diri, berkumpul bersama keluarga, atau sekadar menikmati suasana alam di tengah kota. Siapa tahu, Anda akan menemukan hal yang tak dicari, namun justru sangat dibutuhkan. Terima kasih telah membaca kisah perjalanan saya, Salam Damai.

Berita Terkait

Ekspor Biomassa Indonesia Meroket, Jepang Impor 640 Ribu Ton!
Our Movie: Drakor Dilema Sutradara Sukses, Dibintangi Nam Goong Min!
Ricky Kambuaya: Jejak Pendidikan dari Lapangan Hijau hingga S2
Pendinginan Setelah Olahraga, Hindari 7 Risiko Ini!
Momen Langka: Mulan Jameela Salaman Maia Estianty di Siraman Al Ghazali
PSG vs Atletico Madrid, Prediksi Line-Up Piala Dunia Antarklub 2025
Marquez Geser, Eks Rekan Bagnaia Frustrasi di KTM, Lebih dari Sekadar Bagnaia?
Agnez Mo & Anggun C Sasmi: Comeback Akting di Serial Reacher!

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 01:57 WIB

Taman Balekambang, Me Time Asyik di Tengah Kota Solo

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:17 WIB

Ekspor Biomassa Indonesia Meroket, Jepang Impor 640 Ribu Ton!

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:27 WIB

Our Movie: Drakor Dilema Sutradara Sukses, Dibintangi Nam Goong Min!

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:22 WIB

Ricky Kambuaya: Jejak Pendidikan dari Lapangan Hijau hingga S2

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:57 WIB

Pendinginan Setelah Olahraga, Hindari 7 Risiko Ini!

Berita Terbaru

finance

Emas Antam Hari Ini: Harga Naik Jadi Rp 1.968.000

Senin, 16 Jun 2025 - 09:37 WIB