Dua pekan awal Super League 2025-2026 telah menyajikan sebuah anomali yang mengejutkan. Dewa United Banten, klub dengan nilai pasar tertinggi dan bertabur bintang Timnas Indonesia, justru memulai musim dengan performa yang jauh dari ekspektasi, bahkan terpuruk di papan bawah klasemen.
Menurut data dari situs statistik terkemuka Transfermarkt, Dewa United Banten menduduki peringkat pertama di antara 18 klub Super League 2025-2026 dalam hal total nilai pasar skuad. Klub yang bermarkas di Banten International Stadium ini tercatat memiliki nilai 5,49 juta euro, atau setara dengan sekitar Rp103 miliar. Angka ini menempatkan mereka di atas Persib Bandung yang menempati posisi kedua dengan 5,34 juta euro (sekitar Rp100 miliar) dan PSM Makassar di urutan ketiga dengan 5,19 juta euro. Tak hanya itu, Dewa United juga menjadi penyumbang pemain terbanyak untuk skuad Tim Nasional Indonesia pada pertandingan terakhir melawan Jepang di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Empat penggawa mereka, yakni Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, Rafael Struick, dan Stefano Lilipaly, memperkuat tim Garuda. Rafael Struick baru bergabung pada musim 2025-2026 dari Brisbane Roar, sementara Stefano Lilipaly datang dengan status pinjaman dari Borneo Samarinda.
Awal musim yang buruk bagi Dewa United dimulai pada pekan pertama Super League 2025-2026, tanggal 9 Agustus 2025. Bermain di kandang sendiri, Dewa United Banten harus mengakui keunggulan Malut United dengan skor 1-3. Kemenangan Malut United ini sempat menjadi sorotan, mengingat pernyataan pelatih Hendri Susilo yang merendah usai taktik ‘pelatih kampung’nya berhasil menaklukkan tim asuhan Jan Olde Riekerink yang merupakan nakhoda asal Belanda. Dalam laga tersebut, Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, dan Rafael Struick tampil sebagai starter, sementara Stefano Lilipaly masuk di menit ke-46 menggantikan Struick. Dewa United sempat tertinggal 0-3 sebelum akhirnya Alexis Messidoro, gelandang bertahan asal Argentina, mencetak gol penghibur enam menit jelang waktu normal berakhir, berkat asis dari Taisei Marukawa.
Tekanan semakin memuncak pada pekan kedua, 15 Agustus 2025, saat Dewa United bertandang ke markas Semen Padang di Stadion Haji Agus Salim. Mereka dipaksa pulang dengan kekalahan 0-2. Pelatih Jan Olde Riekerink tetap mempertahankan Egy Maulana Vikri dan Ricky Kambuaya sebagai starter, namun melakukan penyesuaian strategi dengan mencadangkan Rafael Struick dan Stefano Lilipaly. Lilipaly baru dimainkan pada menit ke-63 menggantikan Egy, sementara Struick masuk menggantikan Ricky enam menit sebelum pertandingan berakhir. Kekalahan dari Semen Padang ini terasa sangat mengejutkan, mengingat dominasi Dewa United atas tim berjuluk Kabau Sirah tersebut pada musim sebelumnya. Bayangkan, pada pertemuan pertama di kandang Semen Padang, 25 Oktober 2024, Dewa United berhasil meraih kemenangan telak 1-8. Kemudian, pada pertemuan kedua di kandang mereka sendiri pada 5 Maret 2025, Dewa United kembali menang besar dengan skor 6-0. Kedua hasil tersebut resmi tercatat sebagai kemenangan tandang dan kandang terbesar di Liga 1 2024-2025, bahkan kemenangan 1-8 Dewa United dinobatkan sebagai skor tertinggi dalam sejarah kompetisi kasta utama sepak bola Indonesia.
Kini, situasi berbalik drastis. Dua hasil gemilang yang diukir Jan Olde Riekerink pada musim lalu seolah terhapus hanya dalam satu pertandingan. Mengenai perubahan performa ini, pelatih asal Belanda tersebut beralasan bahwa Semen Padang kini telah mengetahui cara bermain timnya, terutama dalam hal membatasi ruang gerak ‘Banten Warriors’ saat membangun serangan, dan bahkan kontrak Rafael Struick di Dewa United mengejutkan Jan Olde Riekerink sendiri. “Semen Padang sekarang berbeda dengan tim yang kami kalahkan di musim lalu. Mereka melakukan hal-hal yang bagus,” ujar Riekerink, dikutip dari situs resmi Super League, ILeague.id. Ia menambahkan, “Banyak perbedaan bila dibandingkan musim lalu. Musim lalu mereka memberi banyak ruang, hari ini berbeda. Mereka adaptasi dengan cara main kami.” Riekerink tidak menyembunyikan kekecewaannya, terutama karena kekalahan ini menyusul hasil buruk di laga sebelumnya melawan Malut United. “Semuanya kecewa. Setelah dua kali kalah, jauh dari ekspektasi kami. Padahal, pada masa persiapan kami sudah bagus, tetapi dalam dua minggu pertandingan ini kami kalah,” keluhnya.
Akibat dua kekalahan beruntun ini, Dewa United Banten kini terjerembab ke zona degradasi, menempati posisi ke-17 di klasemen sementara Super League 2025-2026. Tantangan berikutnya bagi Dewa United akan datang pada pekan ketiga, 22 Agustus 2025, saat mereka kembali menjadi tuan rumah untuk menjamu Persik Kediri. Persik Kediri sendiri juga tidak dalam kondisi prima, setelah hanya mampu mengumpulkan satu poin dari dua pertandingan dan menempati posisi ke-14 klasemen. Pada laga perdana, tim asuhan Ong Kim Swee dari Malaysia ini bermain imbang 1-1 di kandang Bali United, sebelum kemudian menyerah 1-2 saat menjamu Madura United.